Mengakhiri perdagangan pasar valas sesi Asia hari Selasa (21/2), dollar AS terpantau masih bergerak kuat terhadap banyak rival utamanya. Kondisi tersebut masih menekan rupiah yang sejak pagi bergerak negatif melanjutkan pelemahan perdagangan sebelumnya.
Dalam perdagangan bursa saham setelah sesi pertama ditutup, pergerakan rupiah yang negatif membuat investor asing menarik modalnya cukup besar sehingga terbentuk net sell Rp114 miliar lebih. Namun tekanan jual dari investor asing tersebut belum mampu memangkas kekuatan IHSG sesi pertama yang sedang naik 0,2%.
Lihat: IHSG 21 Februari Sesi 1 Bergerak Naik Terbantu Penguatan Minyak Mentah
Pergerakan kurs rupiah di pasar spot siang ini bergerak negatif dengan posisi melemah 0,10% dari akhir perdagangan sebelumnya dan kini bergerak pada kisaran Rp13367/US$ setelah dibuka lemah pada level Rp13365/US$. Namun untuk kurs Jisdor dan kurs transaksi antar bank yang ditetapkan Bank Indonesia hari ini lebih lemah dari perdagangan sebelumnya.
Kurs jisdor yang ditetapkan Bank Indonesia lebih kuat di 13370 dari perdagangan sebelumnya 13352, demikian kurs transaksi antar bank juga ditetapkan lebih lemah di 13437 dari perdagangan sebelumnya 13419.
Dan untuk pergerakan kurs Rupiah di pasar spot hingga sore berpotensi lemah pada akhir perdagangan sekalipun kekuatan dollar AS terpangkas sehingga Analyst Vibiz Research Center memperkirakan rupiah bergerak di kisaran support di 13410 dan resistance di 13340.
Joel/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center Editor : Jul Allens