Tekanan profit taking yang dialami dollar AS terhadap banyak mata uang rivalnya masih terus berlanjut hingga perdagangan sesi Asia hari Kamis (22/6), dan berhasil mengangkat rupiah awal sesi. Setelah perdagangan dibuka rupiah alami koreksi dan bergerak negatif seiring dengan pelemahan kurs referensi rupiah oleh BI.
Pergerakan rupiah yang negatif terhadap dollar AS pagi ini membuat investor asing banyak tarik modalnya dari bursa saham, sehingga membentuk net sell sebesar Rp68 miliar lebih. Tekanan kuat investor asing tersebut sempat memberikan pukulan bagi IHSG yang sedang bergerak dalam zona merah namun bangkit kembali.
Lihat: IHSG 22 Juni Dibuka Naik; Pelemahan Minyak Mentah Masih Mengancam
Pergerakan kurs rupiah di pasar spot pagi ini bergerak negatif dengan posisi terkini flat dari akhir perdagangan sebelumnya dan kini bergerak pada kisaran Rp13318/US$ setelah dibuka kuat pada level Rp13307/US$. Demikian untuk kurs tengah yang di tetapkan BI lebih lemah dari perdagangan sebelumnya di 13319 dari 13301.
Untuk pergerakan kurs Rupiah di pasar spot selanjutnya masih berpotensi melanjutkan penguatan. Sehingga analyst Vibiz Research Center memperkirakan rupiah bergerak di level support di 13330 dan resistance di 13300.
H Bara/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center Editor: Jul Allens