Harga minyak mentah berjangka naik pada akhir perdagangan akhir pekan Sabtu dinihari (24/06) terbantu pelemahan dolar AS, namun tetap turun untuk minggu kelima berturut-turut dan mendekati level terendah 10 bulan karena pemangkasan produksi OPEC telah gagal mengurangi kelebihan minyak mentah global.
Harga minyak mentah berjangka AS naik 27 sen atau 0,63 persen, untuk berakhir di $ 43,01 per barel.
Harga minyak mentah berjangka Brent naik 29 sen atau 0,6 persen menjadi $ 45,51 per barel.
Harga mengurangi kenaikan sebelumnya setelah perusahaan jasa minyak Baker Hughes Inc merilis laporannya yang diikuti secara luas yang menunjukkan pemboran A.S. menambahkan 11 kilang minyak minggu ini, kenaikan terbesar dalam tiga minggu.
Dolar A.S. turun 0,3 persen terhadap sekeranjang mata uang, di jalur untuk penurunan persentase harian terbesar sejak awal Juni setelah data ekonomi A.S. yang lebih lemah dari perkiraan. Ini mendorong kenaikan minyak mentah yang berdenominasi dollar AS.
Baik Brent dan WTI berada di jalur yang menurun selama lima minggu berturut-turut, yang merupakan penurunan terpanjang untuk kontrak bulan depan sejak Agustus 2015.
Untuk minyak mentah WTI turun 3,87 persen minggu ini, sebagian besar tergerus peningkatan produksi global seperti di AS, Libya dan Nigeria
Harga minyak masih turun sekitar 20 persen tahun ini meski ada upaya yang dipimpin oleh Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak untuk memangkas produksi 1,8 juta barel per hari (bpd).
Hal ini menempatkan pasar pada jalur penurunan persentase terbesar sejak pertengahan 1990an, ketika kenaikan produksi dan krisis keuangan Asia menyebabkan kerugian yang tajam.
Upaya yang dipimpin OPEC untuk memangkas produksi minyak mentah telah terhambat dengan melonjaknya produksi dari Amerika Serikat dan anggota OPEC Libya dan Nigeria, yang dibebaskan dari pemotongan tersebut.
Akibat pengebor serpih, produksi minyak A.S. telah meningkat lebih dari 10 persen pada tahun lalu menjadi 9,35 juta bpd, mendekati tingkat eksportir utama Arab Saudi.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan harga minyak mentah akan bergerak naik jika pelemahan dollar AS berlanjut. Namun kekuatiran peningkatan produksi global masih menjadi sentimen bearish. Harga minyak mentah diperkirakan akan bergerak dalam kisaran Resistance $ 43,50-$ 44,00, dan jika harga lanjutkan pelemahan akan menembus kisaran Support $ 42,50-$ 42,00.
Freddy/ VMN/VBN/ Analyst-Vibiz Research Center Editor: Asido Situmorang