Harga kopi arabica berjangka di bursa komoditas ICE Futures New York pada penutupan perdagangan akhir pekan Sabtu dinihari (01/07) berakhir lemah. Pelemahan harga kopi arabica terganjal penurunan mata uang Real Brazil.
Pada perdagangan akhir pekan, pasangan mata uang USDBRL menguat 0,18 persen pada 3.3064. Lemahnya mata uang di negara-negara produsen cenderung membuat harga kopi tetap rendah dalam waktu dekat.
Ketika Real Brazil melemah terhadap dolar AS, mendorong produsen melakukan penjualan untuk meraih keuntungan yang lebih tinggi untuk barang berdenominasi dolar dalam mata uang lokal.
Harga kopi arabika berjangka untuk kontrak paling aktif bulan September 2017 ditutup turun pada posisi 1,2570 dollar, turun sebesar -0,65 sen atau setara dengan -0,51 persen.
Untuk minggu ini harga kopi arabica naik 2,57 persen, sebagian besar terbantu proyeksi kenaikan harga Rabobank, proyeksi defisit produksi, dan pelemahan dollar AS.
Untuk bulan Juni harga kopi arabica merosot hampir 2 persen, sebagian besar terpicu produksi dan persediaan yang masih tersedia baik di Brazil, Kolombia dan Amerika Tengah, juga merosot terganjal penurunan mata uang Real Brazil.
Untuk semester I-2017 harga kopi arabica anjlok hampir 13 persen.
Untuk kuartal pertama tahun 2017 harga kopi arabica meningkat 2,54 persen. Bulan Januari melonjak tinggi 9,12 persen, sebagian besar terdukung penguatan Real Brazil, melemahnya dollar AS, mengikuti kenaikan harga kopi robusta dan penurunan produksi. Bulan Februari anjlok 7,94 persen, tergerus peningkatan ekspor global dan Brazil, persediaan Brazil, pelemahan Real Brazil, pulihnya cuaca di Brazil yang meningkatkan produksi dan merosotnya harga kopi Robusta juga mempegaruhi kopi arabica, serta penguatan dollar AS. Bulan Maret merosot -2,31 persen, sebagian besar tergerus pelemahan Real Brazil, penguatan dollar AS dan terpengaruh pelemahan harga komoditas secara meluas.
Untuk bulan April anjlok -6,73 persen, sebagian besar tergerus anjlok pada minggu ketiga sebesar -7,37 persen, tertekan peningkatan pasokan Brazil, sementara permintaan melemah, ditambah dengan aksi profit taking yang semakin menekan tajam harga kopi arabica. Harga kopi arabica minggu pertama sempat naik 1,27 persen, sebagian besar terdukung aksi bargain hunting.
Untuk bulan Mei harga kopi arabica terus merosot. Untuk minggu kedua merosot -0,55 persen, sebagian besar terganjal peningkatan pasokan dan melemahnya permintaan. Untuk minggu ketiga anjlok -2,11 persen menyusul skandal korupsi Presiden Brazil dan masih meningkatnya pasokan, sementara permintaan lemah. Untuk minggu keempat merosot 0,68 persen, sebagian besar tertekan pelemahan Real Brazil.
Malam nanti akan dirilis data ISM Manufacturing PMI Juni AS yang diindikasikan menguat. Jika terealisir akan menguatkan dollar AS.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa pergerakan harga kopi arabika berjangka di ICE Futures New York pada perdagangan selanjutnya berpotensi melemah jika penguatan Dollar AS berlanjut. Harga kopi arabika berjangka di ICE Futures New York berpotensi untuk menguji level Support di posisi 1,2300 dollar dan 1,2000 dollar. Sedangkan level Resistance yang akan dihadapi jika terjadi kenaikan harga ada pada posisi 1,2900 dollar dan 1,3200 dollar.
Freddy/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center Editor: Asido Situmorang