Berbicara mengenai prospek transaksi bursa berjangka untuk komoditas Indonesia sangat besar. Namun sayangnya, iklim pasar masih kurang matang lantaran kurangnya edukasi masyarakat dan beberapa masalah lainnya.
Kendala saat ini, secara umum adalah likuiditas, itu jadi sebuah ciri khas dari bursa berjangka. Namun belakangan ini Bursa Berjangka Jakarta (Jakarta Futures Exchange/JFX) banyak sekali dilirik oleh pelaku asing dan domestik. Namun JFX tidak mau menjual murah, sekalipun ada dari beberapa negara yang melirik yaitu seperti Uni Emirat Arab, Tiongkok dan Australia yang ingin memiliki akan JFX. Oleh karena itu potensi untuk berkembang pasti ada, demikian hal ini disampaikan oleh Direktur Utama JFX Stephanus Paulus Lumintang dalam pelatihan wartawan yang diselenggarakan oleh Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia, di kota Malang, Jumat (06/10).
Paulus mengatakan dari waktu ke waktu ada perbaikan meski ada perlambatan dan kelesuan ekonomi secara global dan nasional. Paulus pastikan optimis kita jadikan Bursa Berjangka Jakarta sebagaimana bursa sebenarnya baik di mata negara ASEAN dan dunia.
Hal lainnya juga yang penting dimana kejadian beberapa waktu lalu, pasar bursa berjangka sempat terpukul oleh penipuan yang terjadi oleh pialang yang melakukan transaksi ilegal. Pengalaman tersebut membuat sentimen pasar menjadi cenderung menurun. “Problem ini yang saya hadapi, bagaimana kita meningkatkan image bursa berjangka, maka regulasi harus ditegakkan agar kita memberikan efek jera pada rekan-rekan pialang yang tidak mengikuti ketentuan yang ada,” demikian disampaikan oleh Bachrul Chairi, Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti).
Oleh karena itu Bappebti, JFX dan KBI mengajak media untuk melakukan edukasi – edukasi dalam pemberitaan supaya hal ini dapat tersebar dengan luas kepada masyarakat akan perdagangan berjangka ini dan memiliki edukasi yang baik untuk lebih mengerti lagi akan pasar bursa berjangka ini.
Togu H/VMN/VBN/Journalist Editor: Asido Situmorang