USD/JPY Sudah Melewati Posisi “Bottom” ?

1325

(Vibiznews-Forex) USD/JPYpada saat ini diperdagangkan pada 107.56. Yen Jepang dimana-mana jatuh dengan para trader memburu dolar AS pada hari ini. Pasar membalikkan arah mereka pada hari Kamis kemarin dan mulai menjual asset-asset yang lebih beresiko untuk membeli dolar dan sekarang Yen Jepang juga kalah terhadap dolar AS.

Pasangan mata uang ini mencatat keuntungan kedua berturut-turut pada hari Kamis, naik dari terendah mingguan di 106.90/85 pada hari Selasa.

Setelah klaim pengangguran AS muncul di 232.000 dan Fed Philly maju ke 23.2 poin, sedikit diatas dari yang diperkirakan, USD/JPY diperdagangkan disekitar 107,40, sedikit naik secara basis harian ditengah kenaikan yang kuat di dalam imbal hasil obligasi pemerintah, walaupun masih terbatas pada range yang biasanya. Terus terjadinya bias jual terhadap mata uang Jepang membantu USD/JPY tetap berada pada atmosfir yang positip untuk sesi selanjutnya disekitar area 107.40, dengan target berikutnya berada pada puncak minggu lalu dekat 107.80.

Pasangan mata uang ini mencapai 107.51 pada awal perdagangan sesi Asia kemarin, tetap bertengger diatas, ditengah naiknya imbal hasil Treasury AS, tetapi tidak berhasil  mengadakan rally ditengah absennya minat beli terhadap dolar AS. Imbal hasil untuk surat berharga 10 tahun AS mencapai puncaknya di 2.90%, sekarang berada pada 2.89%, setelah pada penutupan pasar hari Rabu yang lalu berada pada 2.87%.

Angka CPI nasional dari Jepang jatuh pada hari ini dan Yen berpotensi melemah dengan para trader menyadari bahwa target inflasi 2% dari Bank of Japan mulai kelihatan sangat tinggi.

Inflasi umum Jepang melambat di bulan Maret dari sebelumnya bulan Februari, menyorot perjuangan bank sentral untuk menyentuh target pertumbuhan harga sebesar 2 persen setelah stimulus berat digelontorkan selama lima tahun, membuat bank sentral tetap berada dalam tekanan untuk mempertahankan kebijakan moneter yang ultra mudah. Indeks harga konsumen inti yang mencakup produk minyak tetapi mengeluarkan harga makanan yang volatil, naik 0.9 persen per tahun di bulan Maret, sesuai dengan perkiraan para ekonom sebagaimana yang ditunjukkan oleh data dari menteri urusan Internal Affairs dan Komunikasi pada hari ini. Para analis memperkirakan inflasi konsumen inti mencapai puncak pada tahun ini dengan tekanan harga keatas dari energy dan makanan kemungkinan akan menjadi moderat, dan akan membuat tambahan halangan bagi jalan Bank of Japan untuk keluar dari kebijakan moneter yang mudah.

Pasangan matauang ini terus diperdagangkan naik lebih tinggi, mengikuti trend naik setelah menyentuh dasar dekat angka 104.65 pada akhir bulan Maret.

Kelihatannya pasangan mata uang ini bisa telah menyentuh dasar dan berbalik naik, namun perlu dilihat lebih dekat diatas 107.91 untuk memperkuat dugaan ini. Sampai posisi ini tercapai, tekanan masih tetap menurun dan ruangan untuk melanjutkan penurunan kearah dan dibawah kerendahan selama 2018 masih ada.

Ricky Ferlianto/VBN/Head of III, Vibiz Consulting Group

Editor: Asido

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here