(Vibiznews-Forex) Dolar AS melanjutkan penurunan karena aksi ambil untung pada hari Kamis dan menolong pasangan EUR/USD turun lebih lanjut. Pasangan matauang ini mengalami pemulihan dari kerendahan berbulan-bulan dan naik ke 1.1900, kembali mendekati yang tertinggi mingguan, setelah munculnya angka inflasi konsumen AS terbaru yang lebih rendah daripada yang diperkirakan.
CPI umum bertumbuh 0.2% perbulan di bulan April dan inflasi inti, yang mengeluarkan harga makanan dan energi yang volatil, muncul di 0.1%. Data yang melemah ini menghambat prospek siklus pengetatan kebijakan moneter Fed yang lebih tajam, yang terlihat dari penurunan tajam dalam imbal hasil obligasi Treasury AS dan memberikan alasan bagi para trader untuk mengurangi posisi beli USD mereka.
Euro diperdagangkan datar diatas batas 1.1900 terhadap dolar AS setelah inflasi AS tidak sesuai dengan yang diperkirakan melemahkan tekanan jual yang berasal dari kemungkinan kenaikan tingkat bunga selama empat kali dalam tahun ini. Matauang bersama Eropa ini masih menuju keposisi lebih lemah mengakhiri minggu ini.
Pasangan USD/JPY kekurangan arah yang pasti dengan pergerakan harga yang zigzag selama sesi Eropa pada hari ini. Pasangan matauang ini berhenti dari penurunan batas psikologis kunci 110.00 dan sekarang kelihatannya menemukan “support” dekat level 109.20, sementara para investor terus melanjutkan mengasses implikasi dari angka CPI AS yang lebih lemah daripada yang diperkirakan yang mempengaruhi kecepatan dari kenaikan tingkat bunga oleh the Fed.
Pasangan GBP/USD mengalami pergerakan dua arah pada hari Kamis dan akhirnya menyelesaikan hari itu dengan sedikit kerugian. Pasangan matauang ini melompat ke ketinggian satu minggu di level 1.3618, mengabaikan data ekonomi Inggris yang bercampur, dan kemudian melemah banyak setelah pengumuman tingkat bunga dari BOE. Bank sentral Inggris memutuskan untuk tetap mempertahankan tingkat bunga tidak berubah di 0.5% pada pertemuan bulan Mei sesuai dengan yang telah diperkirakan sebelumnya, namun pernyataan yang menyertai ternyata muncul lebih “dovish” daripada yang pasar telah antisipasikan. Kecenderungan “dovish” dari BOE memaksa partisipan pasar untuk mulai memperhitungkan dalam harga akan tidak adanya kenaikan tingkat bunga untuk sisa dari tahun ini dan memicu aksi jual GBP yang agresif.
Kejatuhan Poundsterling namun tetap menjadi terbatas karena tekanan jual terhenti setelah rilis data inflasi, CPI AS, yang lebih rendah daripada yang diperkirakan, yang terus memberikan tekanan turun terhadap dolar AS yang sudah melemah sebelumnya. Pasangan matauang ini pulih kembali dari kerendahan 1.3460 dan kelihatannya mencoba mempertahankan dirinya diatas kunci psikologis 1.3500 sepanjang sesi Asia pada hari Jumat. Dengan tidak adanya rilis data yang menggerakkan pasar, faktor tehnis akan memainkan peran dalam pergerakan harga pada sisa minggu ini.
Ricky Ferlianto/VBN/Head of III, Vibiz Consulting Group
Editor: Asido