(Vibiznews-Forex) Jepang baru saja merilis data inflasinya pagi ini. Inflasi sedang menurun di Jepang, dengan angka inti menjauh dari target 2% yang hendak dicapai oleh BOJ. Setelah angka inflasi nasional untuk bulan April menambah penurunan dari Yen Jepang, sekarang mata memandang kepada angka inflasi Tokyo yang akan memberikan datanya untuk bulan Mei ini. Komponen yang paling penting adalah yang tidak termasuk makanan segar. Setelah kenaikan setahun sebesar 0.6% di bulan April, pada bulan Mei diperkirakan akan muncul dengan angka yang sama. Harga tanpa termasuk makanan dan energi diproyeksikan naik 0.4% per tahun setelah sebelumnya 0.3% dan angka umum diprediksikan meningkat dari 0.5% menjadi 0.8%.
Indeks konsumen Tokyo yang resmi pada bulan Mei hanya naik 0.4% setahun. Ini adalah dibawah dari angka 0.5% yang diperkirakan, yang sama dengan angka bulan April. Inflasi diluar makanan dan energi hanya naik 0.2% sedangkan pasar memperkirakan kenaikan sebesar 0.4%.
Consumer Price Index (CPI) nasional Jepang telah menarik banyak komentar pada tahun ini pada satu segi hal ini bisa menunjukkan kekuatan dari Bank of Japan yang sejak lama telah berusaha diatur untuk dicapai. Namun, kekuatan ini telah melemah sekali lagi. Angka terakhir pertahun hanya 0.6%, melemah dan semakin jauh dari target berkelanjutan sebesar 2% yang ingin dilihat oleh BoJ.
Data yang keluar pada pagi hari Jumat ini datang ditengah banyaknya berita lain sehingga gagal mendapatkan perhatian pasar. Meskipun ada persilangan yang jelas dalam kebijakan moneter antara Federal Reserve AS dengan pengetatannya dan Bank of Japan yang masih tetap bertahan pada stimulus massif untuk jangka waktu yang belum ada batasnya, Yen Jepang masih membuat keuntungan pada minggu ini.
Yen Jepang tidak bergerak jauh pada hari Jumat ini meskipun ada bayak berita yang negatif mengenai inflasi di regional kunci Tokyo. Namun, minat terhadap resiko yang melayu terus membebani dolar AS.
USD/JPY sedang berusaha untuk pulih di sesi Asia, tetapi perang dagang dan kekuatiran politik kembali muncul. Dengan Trump sedang mempertimbangkan tarif terhadap impor mobil, pasangan matauang ini turun dari 109.75 ke 109.10 dan diperdagangkan di 108.96 disebabkan surat yang ditulis oleh Trump kepada Korea Utara yang menunda pertemuan bersejarah antara kedua negara di Singapura bulan depan.
Media di Asia pada hari ini membawa perasaan kecewa dari delegasi Korea Utara terhadap penundaan pertemuan tingkat tinggi tersebut dan menyoroti Amerika Serikat bahwa surat penundaan dari Trump tidak sesuai dengan keinginan dunia dan mereka bersedia untuk berbicara dengan pemerintahan Trump setiap waktu.
Sedikit pemikiran ulang mengenai besarnya kemungkinan kenaikan tingkat bunga AS pada tahun ini telah mengerem kenaikan dari dolar AS, dengan kekuatiran mengenai perang dagang dengan Cina juga tidak mendukungnya. Sekarang dengan adanya penundaan dari pertemuan nuklir tingkat tinggi antara Presidan Donald Trump dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un telah mengurangi minat terhadap resiko sekali lagi dan memberikan keuntungan bagi mata uang Jepang.
Dalam grafik hariannya, USD/JPY pada minggu ini telah tersentak dari tren naiknya yang sebelumnya telah membuat kenaikan selama beberapa bulan.
Kejatuhan pada minggu ini telah membuat posisinya berada dibawah 23.6% Fibonacci Retracement yang pertama. Fokus sekarang berada pada “retracement” yang kedua yang kemungkinan mendekat kepada 108.79.
Ricky Ferlianto/VBN/Head of III, Vibiz Consulting Group
Editor: Asido