(Vibiznews-Forex) AUD/USD diperdagangkan dekat kerendahan 0.7606, setelah gagal menghimpun tenaga untuk memecahkan bullish pada awal minggu ini. Surplus perdagangan Cina menyempit menjadi CNY 156.51 miliar pada bulan Mei dari sebelumnya CNY 182.80 miliar pada bulan April meskipun masih lebih baik daripada perkiraan sebesar CNY 148.30 miliar. Impor Cina naik 15.6% di bulan Mei setelah di bulan April naik sebesar 11.6%. Sementara itu ekspor lompat 3.1%, mengalahkan perkiraan sebesar 1.7%, tetapi turun dari angka bulan sebelumnya sebesar 3.7%. Menyempitnya surplus perdagangan Cina tidak akan membawa kegembiraan bagi pemerintahan Trump. Terlebih lagi, respon Trump dan pengaruh terhadap AUD dan asset beresiko lainnya lebih bergantung kepada surplus Cina dengan AS dibandingkan dengan angka keseluruhan .
Pergerakan GBP/USD mendatar pada perdagangan Asia, melekat dekat kepada pegangan 1.3400 dengan Sterling berjuang untuk mengembangkan momentum pada saat pasar sedang menunggu berita-berita baru mengenai Brexit. GBP menghadapi jalan yang keras pada hari Kamis kemarin. Pasangan matauang GBP/USD menyentuh baik ketinggian baru dan kerendahan baru dibandingkan dengan hari sebelumnya, sebelum mengakhiri harinya dekat dimana dimana dimulai. Selanjutnya Sterling diperdagangkan datar memasuki hari Jumat dimana hanya ada sedikit data ekonomi pada kalender forex mengakhiri minggu ini. Fokus pada hari Jumat ini sebagian besar ada pada pertemuan tingkat tinggi G7 dimana Presiden AS Donald Trump akan bergabung dengan kelompok rekan-rekannya pemimpin dunia pada saat ketegangan perdagangan saat ini akan menjadi pusat diskusi diantara mereka.
EUR/USD diperdagangkan “sideways” disekitar 1.18 dalam perdagangan Asia setelah menduduki ketinggian selama tiga minggu kemarin pada 1.1840. Pasar dipengaruhi oleh pembicaraan yang “hawkish” dari ECB yang bisa membuat “spread” imbal hasil antara 10 tahun antara AS-Jerman turun lebih jauh dan mendukung EUR. Spread sempat mencapai 224 basis poin, level terendah sejak tanggal 15 Mei. Kabar-kabar mengatakan bahwa Presiden Perancis Macron telah memanggil para pemimpin G7 untuk melawan arah dari Amerika Serikat terhadap kebijakan proteksionisme. Kekuatiran meningkat bahwa pertemuan G7 bisa menjadi perkelahian yang lebih sengit mengenai perdagangan. Karenanya pasangan mata uang ini kemungkinan sulit untuk naik lebih tinggi dari ketinggian seminggu di 1.1840.
USD/JPY saat ini diperdagangkan disekitar 109.600. Pasangan matauang ini sedang berjuang untuk mempertahankan pijakannya mengakhiri minggu ini, dengan imbal hasil treasury AS menyorot dinamika yang serupa dan nilai tukar dolar-yen terus berkonsolidasi menjelang pertemuan keputusan tingkat bunga Federal Open Market Committee (FOMC) pada tanggal 13 Juni, menarik dolar-yen dari rangkaian pergerakan “bullish”nya. Dengan Bank of Japan (BoJ) sedang tidak terburu-buru untuk mengurangi program quantitative easingnya, siklus normalisasi dari Federal Reserve AS kemungkinan bisa mempengaruhi pergerakan USD/JPY sepanjang sisa waktu tahun ini dengan bank sentral AS berniat menormalkan lebih lanjut kebijakan moneter pada bulan-bulan yang akan datang. Ekspektasi akan kenaikan tingkat bunga AS yang lebih tinggi seharusnya mendukung dolar AS dengan FOMC tetap pada jalurnya untuk menjalankan siklus kenaikan tingkat bunga ke tahun 2019, dan komite kemungkinan melanjutkan untuk menyiapkan bisnis dan rumah tangga AS kepada biaya peminjaman yang lebih tinggi dengan ekonomi AS sedang mendekati “full employment” sementara inflasi berjalan diatas dari target 2%.
Ricky Ferlianto/VBN/Head of III, Vibiz Consulting Group
Editor: Asido