GBP/USD Naik, EUR/USD Mandek

652

(Vibiznews-Forex) Sterling diperdagangkan sedikit berubah dengan kenaikan 0.1% disekitar 1.3200 terhadap dolar AS setelah jasa PMI Inggris naik dengan kecepatan terkuat sejak Oktober 2017 menjadi 55.1 pada bulan Juni. Kenaikan jasa Inggris yang mengejutkan mendorong kenaikan yang lumayan atas Sterling pada saat Amerika Serikat merayakan hari kemerdekaannya dan aktifitas pasar akan menurun pada sesi Amerika Utara.

Di AS, Indeks Purchasing Manager yang ketiga dan terakhir untuk sektor jasa adalah yang terbesar dan paling penting. Di Inggris, survei yang mengarah kedepan ini berada pada 54 di bulan Mei dan diperkirakan turun menjadi 53.9 di bulan Juni. Peningkatan yang mengejutkan  di dalam pertumbuhan di sektor jasa Inggris selama musim semi ini mendorong naik indikator dan poundsterling, sementara faktor Brexit masih bisa mendorong Poundsterling turun kembali.

Meskipun terjadi kemunduran yang tajam baru-baru ini dari ketinggian pada tahun 2018, outlook jangka menengah dan panjang untuk pasangan matauang utama ini tetap konstruktif. Tarikan mundur ini dipandang sebagai tidak lain dari suatu koreksi yang sehat pada tahap ini, dengan kenaikan kembali pada posisi menjelang 1.3000 untuk diteruskannya kenaikan mayor dan kelanjutan “bullish”.

Namun pergerakan keatas kekurangan dorongan selanjutnya dan pasangan matauang ini tampaknya berusaha membangun momentum lebih lanjut melewati batas 1.3200 ditengah ketidak pastian disekitar pembicaraan mengenai Brexit.

Dari perspektif tehnikal, pergerakan yang berkelanjutan melewati zona supply terdekat pada 1.3215-20 bisa memicu pergerakan “short covering” dan membantu pasangan matauang ini untuk mengarah kembali untuk mencapai batas 1.3300. Sebaliknya, area 1.3160 – 55 sekarang kelihatannya akan menjadi perlindungan terdekat dari penurunan matauang ini, yang mana jika tertembus akan mempercepat penurunan kearah batas 1.3100.

Sementara itu, EUR/USD kelihatannya mandek pada pola bertahan jangka pendek di sekitar 1.1640 dengan pasangan matauang ini gagal melanjutkan kenaikan maupun penurunannya dari posisi minggu lalu.

“Rebound” yang terjadi belakangan ini pada EUR/USD dengan cepat hilang sekalipun Kanselir Jerman Angela Merkel mengamankan kesepakatan untuk tetap memelihara koalisi pemerintahan, dan meningkatnya pertikaian perdagangan antara Amerika Serikat dan Uni Eropa terus meredam daya tarik “single currency” dengan ECB terus terdorong untuk melanjutkan siklus pelonggarannya.

ECB kemungkinan akan bersikap “dovish” pada pertemuan berikutnya pada tanggal 26 Juli dengan ancaman perang dagang menaungi outlook ekonomi di area euro dan Presiden Mario Draghi dan kawan-kawan kemungkinan tetap membuka pintu untuk mendukung lebih jauh kesatuan moneter dengan bank sentral memperingatkan akan ketidak pastian sehubungan dengan faktor-faktor global, termasuk ancaman meningkatnya proteksionisme menjadi semakin menonjol.

Ricky Ferlianto/VBN/Head of III, Vibiz Consulting Group

Editor: Asido

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here