(Vibiznews-Forex) Kuartal kedua dari tahun 2018 telah berakhir, dan volatilitas pasar serta ketidak pastian tren matauang sekarang mengiringi datangnya setengah tahun kedua pada tahun ini. Dengan keprihatinan yang menyapu secara fundamental seperti perang dagang, stabillitas di area euro, jalan dari Brexit dan kesehatan dari pertumbuhan global menghantui pasar.
Memandang kepada setengah tahun kedua, ada kepastian dolar AS bisa naik lebih jauh, meskipun ada banyak rintangan yang menghalangi “bullish”nya “greenback”. Perang dagang, goyahnya sentimen global dan bertabrakannya jalur kebijakan moneter antara bank sentral AS dengan bank sentral negara-negara lainnya menciptakan kondisi yang sulit bagi kenaikan dolar AS.
Euro terjungkal pada kuartal kedua dan memberikan dasar ketidakpastian untuk perdagangan pada kuartal ketiga 2018. Sehabis turun drastis pada kuartal sebelumnya, Euro menghadapi serangkaian ketidak pastian dalam mencari tren pada kuartal ketiga. Resiko dari Itali yang melemahkan kesatuan Eropa akan berkompetisi dengan niat kebijakan ECB yang ingin menaikkan tingkat bunga. Sementara perang dagang Eropa dengan Amerika Serikat dengan jelas mempengaruhi matauang bersama ini.
Poundsterling kemungkinan terpukul oleh Brexit dan outlook tingkat bunga. Poundsterling berhasil mengalahkan kemunduran yang signifikan melewati kuartal kedua 2018, namun masih ada isu-isu yang jelas yang harus dihadapi menjalani kuartal ketiga. Matauang ini memiliki dua problem utama: Persepsi bahwa Inggris serampangan dalam urusan penarikan dirinya dari Uni Eropa dan melemahnya prospek untuk menaikkan tingkat bunga pada tahun ini.
Yen Jepang terperangkap diantara tingkat bunga dan minat investor terhadap resiko. Yen memulai kuartal yang baru dibawah tekanan yang nyata dari dolar AS, yang membuat matauang Jepang melemah. Apakah perang dagang bisa membangkitkan tren resiko dan menyebarkan gelombang “safe-haven” buat Yen atau bisakah sentimen pasar terus bertahan untuk menjaga matauang ini sementara tarif menambah kekuatiran baru yang harus dihadapi?
Ricky Ferlianto/VBN/Head of III, Vibiz Consulting Group
Editor: Asido