Penyebab Naiknya Dolar AS Dan Pengaruhnya Terhadap Yen, Euro dan Sterling

766

(Vibiznews-Forex) Pada pembukaan sesi Amerika Serikat yang terakhir di bulan Juli, dolar AS mendapatkan kembali pijakannya.

“Greenback”  yang diukur berdasarkan Indeks Dolar AS (DXY) telah membalikkan permulaan yang negatif dan sekarang diperdagangkan pada puncak dari sesi di pertengahan 94.00 an.

Indeks dolar AS membukukan “rebound” yang kuat setelah menemukan “support” yang cukup dalam di area 94.20/15, dimana terletak “support” jangka pendek di kerendahan bulan Juni.

DXY menemukan tekanan beli ekstra setelah data Consumer Confidence AS yang diukur oleh Conference Board keluar melebihi daripada yang diperkirakan pada 127.4 (dibandingkan dengan 126.5 yang diperkirakan dan 127.1 sebelumnya) untuk bulan yang berjalan.

Pada awal sesi sebelumnya, Departemen Perdagangan AS mengeluarkan angka inflasi AS yang diukur oleh Personal Consumption Expenditures Index dimana Indeks PCE bertambah 0.1% pada bulan Juni.  Namun, inflasi tahunan tetap tidak berubah dari 2.2% pada bulan Mei.

PCE inti juga hanya bertambah 0.1% sebulan dan tidak berubah setahunnya 1.9%. Angka inflasi ini telah tetap tinggal pada level tersebut selama tiga bulan dan tetap sedikit dibawah dari target Federal Reserve sebesar 2.0%.

Sebagai tambahan, Personal Income and Personal Spending bertambah 0.4% per bulan dalam periode yang sama, sesuai dengan yang diperkirakan.

Para ekonom telah mencatat bahwa tekanan inflasi yang mandek bisa mencegah Federal Reserve dari mengetatkan kebijakan moneter secara agresif nantinya pada tahun ini, yang akan melemahkan dolar AS.

Data inflasi terakhir muncul pada saat bank sentral AS memulai pertemuan kebijakan moneternya selama dua hari. Pada saat ini Federal Reserve diperkirakan akan menaikkan tingkat bunga dua kali lagi pada tahun ini; namun, sebagian anggota telah menasehati untuk menahan kenaikan tingkat bunga sampai ada tren kenaikan inflasi yang jelas.

Kenaikan “greenback” disebabkan oleh pembicaraan mengenai perdagangan, “hawkish”nya Federal Reserve dan arus akhir bulan.

Dalam pembicaraan perdagangan, ada berita yang datang dari Cina yang mengatakan bahwa pemerintah sedang berusaha untuk meredakan ketegangan dalam perdagangan dengan Amerika Serikat dan berharap untuk memulai kembali negosiasi. Setelah Uni Eropa dan Amerika Serikat sepakat untuk mengadakan gencatan senjata dan setelah negosiasi NAFTA telah mengalami kemajuan yang cepat, kabar baik dari medan pertempuran dengan Cina menghilang. Perdagangan yang lebih baik menjadi topik selanjutnya.

Federal Reserve akan mengumumkan keputusan mengenai kebijakan moneternya hari ini. Team yang dipimpin oleh Gubernur Powell bersiap untuk tetap mempertahankan tingkat bunga tidak berubah tetapi kemungkinan akan memberikan signal kenaikan pada bulan September. Pasar diingatkan bahwa the Fed adalah bank sentral yang paling “hawkish”. Ini bertentangan dengan Yen Jepang dan Euro yang terpukul oleh sikap yang “dovish” dari bank sentral mereka masing-masing dalam lima hari belakangan ini. Berkurangnya ketegangan dalam perdagangan mengijinkan the Fed untuk melanjutkan rencana menaikkan tingkat bunganya.

Hari terakhir pada bulan Juli adalah waktu dimana para portfolio manager perlu melakuakn penyesuaian dan penyeimbangan. Pergerakan dalam matauang selama bulan Juli tidaklah masif tetapi perjuangan dalam menit-menit terakhir selalu terlihat. Kenaikan dalam dolar AS sekarang ini karena arus akhir bulan bisa membuat penurunan pada nantinya, namun tidak ada yang pasti.

Reaksi pada masing-masing pasangan matauang berbeda. Pada pasangan matauang USD/JPY kita melihat reaksi yang kuat terutama dengan Bank of Japan tetap mempertahankan sikap “dovish”nya. Pasangan matauang ini bergerak mendekati 112.00 dan akhirnya menembus “range”. Sementara pasangan matauang EUR/USD mengalami penurunan tetapi tidak sampai roboh. Data inflasi muncul lebih daripada yang diperkirakan di zona euro dan Draghi bersikap “dovish”. Pasangan matauang ini tidak berhasil menembus “resistance” pada level 1.1750. Sedangkan pasangan matauang GBP/USD juga tidak menderita terlalu banyak, namun hal ini berhubungan dengan antisipasi terhadap BOE yang akan menaikkan tingkat bunga pada hari Kamis.

Ricky Ferlianto/VBN/Head of III, Vibiz Consulting Group

Editor: Asido

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here