(Vibiznews – Banking & Insurance) – Laporan keuangan bank sentral yang akuntabel dan dapat dipercaya serta mampu memberikan informasi keuangan yang memadai bagi investor dan para pemangku kepentingan akan mendukung langkah kebijakan yang ditempuh bank sentral. Oleh karena itu hari ini (27/08), di Jakarta telah diadakan seminar internasional “Central Bank Financial Instruments : Challenges, Prospects and Accountability”, yang membahas penguatan akuntabilitas laporan keuangan bank sentral diperlukan untuk perumusan berbagai kebijakan di tengah berbagai tantangan yang dihadapi.
Dengan perkembangan ekonomi dan keuangan yang dinamis, sangat penting bagi bank sentral untuk mengikuti perubahan dan bekerjasama dengan profesi akuntan untuk merumuskan standar akuntansi laporan keuangan yang paling sesuai. Standar akuntansi tersebut digunakan untuk memastikan bahwa investor dan para pemangku kepentingan memperoleh informasi keuangan yang relevan. Standar akuntansi laporan keuangan tersebut juga dapat mendukung tercapainya regulasi efektif di pasar keuangan. Demikian disampaikan Gubernur BI, Perry Warjiyo dalam pembukaan seminar.
Perkembangan kondisi ekonomi global menuntut bank sentral untuk melakukan bauran kebijakan, termasuk menjaga cadangan devisa, serta merumuskan dan melaksanakan operasi moneter. Untuk menjawab tantangan tersebut, Bank Indonesia melakukan strategi pendalaman pasar keuangan untuk meningkatkan efektivitas kebijakan Bank Indonesia dan pembiayaan ekonomi, termasuk infrastruktur, dan untuk meningkatkan pengembangan ekonomi dan keuangan syariah di seluruh wilayah Indonesia. Pasar keuangan yang dalam tercemin pada ketersediaan berbagai instrumen keuangan yang berkembang. Kebijakan-kebijakan tersebut harus didukung dengan laporan keuangan yang efektif, transparan dan dapat dipercaya.
Untuk membangun akuntabilitas yang lebih tinggi, Bank Indonesia telah menetapkan dan menerapkan Kebijakan Akuntansi Keuangan Bank Indonesia (KAKBI) sejak 2014. KAKBI adalah standar akuntansi keuangan yang disusun secara khusus berdasarkan keunikan tujuan maupun karakteristik transaksi Bank Indonesia (BI) sebagai bank sentral, yang berbeda dari entitas komersial ataupun lembaga publik lainnya. Dalam penerapan KAKBI, Bank Indonesia telah mengapdosi International Financial Reporting Standards (IFRS) 9: Financial Instruments yang berlaku efektif sejak Januari 2018. IFRS 9 menetapkan klasifikasi, pengukuran, penurunan nilai dan akuntansi lindung nilai untuk instrumen keuangan.
Seminar internasional yang digagas oleh Bank Indonesia dan dihadiri oleh perwakilan bank sentral dan lembaga internasional seperti IMF, World Gold Council, dan Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial Institution tersebut diharapkan menjadi forum berbagi pengalaman dan pengetahuan dalam penyusunan standar akuntansi yang paling tepat bagi Bank Sentral sehingga dapat memperkuat kredibilitas Bank Sentral.
Sumber : Bank Indonesia
Belinda Kosasih/Coordinating Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting Group
Editor : Asido Situmorang