(Vibiznews-Forex) Pada hari Kamis kemarin, pasangan matauang USD/JPY memangkas sebagian dari keuntungan awalnya dan dengan cepat turun sekitar 25 pips dari puncak sesi yang tersentuh pada jam terakhir.
Turunnya pasangan matauang ini disebabkan karena munculnya laporan Consumer Price Index (CPI) yang mengukur tingkat inflasi Amerika Serikat yang kurang daripada yang diperkirakan.
CPI AS pada bulan Agustus hanya naik 0.2% per bulan, lebih rendah daripada yang diperkirakan dimana konsensus pasar memperkirakan kenaikan sebesar 0.3%,b ahkan Nomura memperkirakan kenaikan mencapai 0.357%. Menurut Nomura, harga makanan dan energi secara umum sudah sesuai dengan yang diperkirakan. Namun, diluar dari makanan dan energi, inflasi inti menurun cukup besar menjadi hanya 0.1% sementara Nomura memperkirakan inflasi inti akan menjadi 0.256% dan konsensus pasar memperkirakan menjadi 0.2%. Kebanyakan penurunan disebabkan oleh harga barang-barang yang memang volatil. Menurut Nomura, inflasi barang-barang ini sedang tidak menggambarkan tren pergerakan yang kuat.
Minat terhadap resiko terdorong naik oleh CPI AS yang kurang daripada yang diperkiran karena melemahnya inflasi meskipun berada diatas dari target the Fed. Ini terjadi hanya beberapa hari setelah negara ini melaporkan pertumbuhan upah yang kuat pada bulan yang sama, dan itu adalah kabar baik karena tidak ada tanda-tanda bahwa naiknya upah menyebabkan inflasi, karenanya the Fed tidak harus membuat perubahan yang mendadak terhadap kebijakan moneternya.
Sentimen yang positip juga didukung oleh menurunnya keprihatinan atas perang dagang yang menyebabkan turunnya imbal hasil treasury Amerika Serikat.
Saat ini USD/JPY diperdagangkan disekitar 111.872. Memasuki sesi Asia pagi hari, kelihatan tanda-tanda “bullish” dari pasangan matauang ini. Data dari para trader eceran menunjukkan 48.4% dari trader memiliki posisi “net-long” dengan rasio trader yang memiliki posisi “short” dibandingkan dengan trader yang memiliki posisi “long” adalah 1.06 berbanding 1. Jumlah para trader “net-long” 12.4% lebih rendah dari kemarin dan 30.0% lebih rendah dari minggu lalu, sementara jumlah trader dengan posisi “net-short” adalah 10.1% lebih rendah daripada kemarin dan 18.3% lebih rendah daripada minggu lalu. Kenyataan bahwa para trader adalah “net-short” yen. Menunjukkan USD/JPY kemungkinan naik kembali.
Dari sisi tehnikal, support terdekat berada pada 111.45 yang apabila tertembus akan berhadapan dengan support yang kedua di 111.10 dan support terakhir berada pada 110.80. Sedangkan untuk naik harus bertemu dengan resistan kunci di 111.15 yang apabila tertembus akan berhadapan dengan resistan berikutnya di 112.40 dan diakhiri dengan resistan pada 112.75.
Ricky Ferlianto/VBN/Head of III, Vibiz Consulting Group
Editor: Asido