(Vibiznews – Commodity) Harga minyak naik pada hari Jumat pada harapan bahwa pemotongan pasokan akan disepakati pada pertemuan OPEC pada 6 Desember.
Harga minyak mentah berjangka West Intermediate (WTI) naik 55 sen menjadi $ 57,01 per barel setelah kehilangan satu hari paling tajam dalam lebih dari tiga tahun pada hari Selasa.
Harga minyak mentah berjangka Brent naik 85 sen menjadi $ 67,47 per barel pada 0929 GMT. Ini telah pulih selama tiga sesi sejak mencapai terendah delapan bulan pada hari Selasa tetapi masih di jalur untuk kerugian mingguan sekitar 4 persen.
Dengan WTI ditetapkan untuk kerugian mingguan sekitar 5,3 persen, kedua patokan siap untuk menutup penurunan mingguan keenam berturut-turut.
Harga terutama didukung oleh harapan bahwa Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) akan mulai menahan pasokan segera, takut mengulang kekalahan harga 2014.
Beberapa analis mengatakan reli yang diperpanjang dimungkinkan dengan dukungan dari sanksi AS terhadap minyak Iran setelah keringanan saat ini berakhir, serta produksi Venezuela yang lebih rendah dan tidak pasti atas produksi Libya.
Pemimpin de facto OPEC, Arab Saudi, menginginkan kartel untuk memangkas produksi sekitar 1,4 juta barel per hari (bpd), sekitar 1,5 persen dari pasokan global, sumber mengatakan kepada Reuters pekan ini.
Arab Saudi akan meminta Rusia berpartisipasi tetapi Rusia belum berkomitmen untuk melakukan tindakan bersama yang diperbarui.
Sementara OPEC mengajukan pemotongan pasokan, produksi minyak mentah AS mencapai rekor lain minggu lalu, sebesar 11,7 juta bph, menurut Administrasi Informasi Energi AS (EIA).
Rekor produksi membantu persediaan minyak mentah AS ke peningkatan mingguan terbesar mereka dalam hampir dua tahun.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan harga minyak berpotensi naik dengan sentimen harapan pemotongan produksi OPEC dan mitranya. Harga minyak akan bergerak dalam kisaran Resistance $ 57,50-$ 58,00, dan jika turun akan bergerak dalam kisaran Support $ 56,50-$ 56,00
Asido Situmorang, Senior Analyst, Vibiz Research Center, Vibiz Consulting Group
