(Vibiznews – Commodity) Harga minyak terus melemah pada hari Jumat, dimana secara mingguan jatuh lebih 10 persen, dengan prospek tetap suram akibat kekuatiran perlambatan pertumbuhan ekonomi dan peningkatan pasokan global.
Harga minyak mentah berjangka AS turun 20 sen menjadi $ 45,68, di jalur untuk penurunan 10,7 persen untuk minggu ini.
Harga minyak mentah berjangka Brent turun 45 sen menjadi $ 53,90 per barel pada 1035 GMT, setelah turun $ 2,89 atau 5,0 persen pada Kamis dan ditetapkan untuk kerugian sekitar 10,6 persen minggu ini.
Minyak mentah telah melemah seiring dengan pasar saham utama karena investor resah tentang kekuatan ekonomi global menuju tahun depan. Keprihatinan lebih lanjut dibangkitkan ketika Amerika Serikat, konsumen minyak terbesar dunia, mungkin memiliki shutdown pemerintah pada hari Jumat.
Sejak mencapai level tertinggi beberapa tahun pada awal Oktober, kedua patokan minyak mentah telah kehilangan lebih dari sepertiga dari nilai mereka dalam keruntuhan terdalam mereka selama tiga tahun.
Mendorong penjualan adalah kelebihan pasokan karena Amerika Serikat telah muncul sebagai produsen minyak mentah terbesar dunia berkat keberhasilan industri serpihnya.
Amerika Serikat sekarang memproduksi 11,6 juta barel per hari (bpd) minyak mentah, menempatkannya di depan Arab Saudi dan Rusia.
Produsen minyak besar di Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak, yang didominasi oleh negara-negara Teluk Timur Tengah yang sebagian besar bergantung pada ekspor energi, telah sepakat untuk mengurangi produksi untuk mencoba menaikkan harga.
Tetapi pemotongan produksi – pengurangan dengan Rusia dan produsen non-OPEC lainnya 1,2 juta bpd – tidak akan berpengaruh sampai bulan depan, dan sementara persediaan global mengisi dengan cepat.
Dalam upaya untuk menunjukkan komitmennya untuk mengurangi pasokan, OPEC berencana untuk merilis sebuah tabel yang merinci kuota pemotongan produksi bagi anggotanya dan sekutunya seperti Rusia, Sekretaris Jenderal OPEC Mohammad Barkindo mengatakan dalam sebuah surat yang ditinjau oleh Reuters.
Untuk mencapai usulan pemotongan 1,2 juta bpd, pengurangan efektif untuk negara anggota adalah 3,02 persen, kata Barkindo.
Itu lebih tinggi dari pemotongan yang awalnya dibahas 2,5 persen karena OPEC berusaha untuk mengakomodasi Iran, Libya dan Venezuela, yang dibebaskan dari segala persyaratan untuk dipotong.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan harga minyak berpotensi lemah dengan kakuatiran peningkatan produksi minyak global, juga menjelang libur panjang. Harga minyak diperkirakan bergerak dalam kisaran Support $ 45,20-$ 44,70, dan jika naik akan bergerak dalam kisaran Resistance $ 46,20-$ 46,70.
Asido Situmorang, Senior Analyst, Vibiz Research Center, Vibiz Consulting Group