(Vibiznews-Forex) Sterling pada awal mulanya tertarik kebawah dari ketinggian pada hari Jumat minggu lalu tetapi naik lagi dengan kuat dan diperdagangkan disekitar 1.2800, posisi tertinggi sejak tanggal 4 Desember bahkan dengan sedikitnya aktifitas perdagangan menjelang tahun baru.
GBP/USD diperdagangkan naik 0.3% disekitar 1.2740, level tertinggi sejak 10 Desember pada perdagangan terakhir di tahun 2018 dengan penutupan operasional pemerintah AS membebani dolar AS ditengah likuiditas pasar yang rendah.
Pada perdagangan terakhir dari tahun 2018, tidak ada data ekonomi untuk diperhitungkan pada pasar matauang dengan sentimen disetir oleh penutupan pemerintahan AS dan pernyataan politik yang umum mengenai Brexit dari pejabat Uni Eropa.
Presiden Komisi Eropa Jean Claude Juncker berkata di dalam sebuah interview dengan surat kabar Jerman bahwa Uni Eropa tidak sedang berusaha untuk tetap mempertahankan Inggris dan ingin mulai mendiskusikan ikatan pada masa depan begitu parlemen Inggris menyetujui Brexit, sebagian untuk fokus pada kesatuannya sendiri menjelang pemilihan pada bulan Mei.
Jean-Claude Juncker mengatakan pada surat kabar Jerman Welt am Sonntag pada akhir minggu lalu ,”Disinyalir bahwa tujuan kami adalah untuk tetap mempertahankan Inggris di dalam Uni Eropa dengan segala cara yang memungkinkan. Niat kami bukan begitu. Semua yang kami inginkan adalah kejelasan mengenai hubungan kita pada masa yang akan datang. Dan kami menghargai hasil daripada referendum.”
Secara tehnikal, GBP/USD berhasil menembus tren pasar yang “sideways” pertengahan 1.2700. Tembusnya level 1.2700 memberikan signal potensi naik lebih jauh ke 1.2800. Apabila naik terus keatas 1.2800, maka akan berhadapan dengan “resistance” terdekat pada 1.2819 dan selanjutnya 1.2835 dan 1.2881. Apabila bergerak turun, akan berhadapan dengan :”support” terdekat pada 1.2789 dan selanjutnya 1.2773 dan 1.2742.
Ricky Ferlianto/VBN/Head of III, Vibiz Consulting Group
Editor: Asido
