Antara Organik dan Anorganik; Strategi Perbankan Menumbuhkan Bisnisnya

11411

(Vibiznews – Banking) – Memasuki tahun 2019, sejumlah bank merilis stategi pengembangan bisnis dan ekspansinya. Di tengah ketidakpastian dan pelambatan ekonomi global yang juga menekan perekonomian domestik, perbankan Indonesia terus melihat potensi pasar yang dapat digarap dan dikembangkan untuk pertumbuhan bank. Termasuk juga ekspansi yang bersifat anorganik.

Bank BRI dikabarkan berniat mengakuisisi perusahaan asuransi umum pada semester I tahun 2019 ini. Untuk tujuan korporasi tersebut, BRI telah menyiapkan dana sekitar Rp 1,5 triliun, demikian info yang disampaikan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) BRI di awal tahun.

Sebelumnya, BRI telah melakukan aksi korporasi sejenis terhadap tiga korporat, yakni PT BRI Ventura Investama, PT Danareksa Sekuritas, dan PT Danareksa Investment Management. BRI disebutkan telah melaporkan kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) akan posisinya yang memegang 68% saham di Danareksa Sekuritas dan 35% Danareksa Investment Management. Sementara 97,61% saham BRI Ventura Investama sebelumnya juga telah diborong BRI.

Bank Mandiri, bank terbesar di negeri ini, juga dikabarkan sedang mempersiapkan langkah strategis ekspansi. Terkait kuatnya posisi CAR (Capital Adequacy Ratio) di Bank Mandiri yang mencapai 21%, Direktur Utama Mandiri telah menyampaikan kepada media adanya kelebihan modal yang akan digunakan untuk membiayai ekspansi dengan akuisisi perusahaan di bidang keuangan.

Infonya, Bank Mandiri sedang mencari perusahaan untuk dijadikan anak usaha di bidang jasa keuangan sebagai complementary business bagi Bank di tahun 2019 ini.

Bank BUMN lainnya, seperti Bank BTN diberitakan telah menyatakan niat untuk mengakuisisi perusahaan yang bergerak di bidang keuangan, terutama dua anak usaha di bidang manajer investasi dan asuransi. Kabarnya dana sekitar Rp700 miliar telah disiapkan untuk aksi korporasi ini.

Lain lagi dengan bank swasta terbesar di Indonesia, Bank BCA. Di pasar kabarnya Bank BCA berencana untuk mengakuisisi dua bank kecil sebagai bagian strategi ekspansinya. Untuk aksi korporasi ini BCA disebut-sebut sudah mempersiapkan dana hingga Rp 4,5 triliun. Pasar saat ini sedang menantikan realisasi rencana tersebut diungkap lebih detail menjelang aksinya.

 

Pertumbuhan Organik vs Anorganik

Strategi ekspansi bisnis dan aset beberapa bank besar tanah air di atas biasa disebut dengan strategi pertumbuhan anorganik (inorganic growth). Perusahaan melakukan aksi merger atau akuisisi dengan perusahaan lain,  yang memperluas basis bisnis, konsumen, dan saluran distribusi yang lebih luas dengan sasaran menghasilkan akselerasi pertumbuhan.

Strategi pengembangan bisnis lainnya adalah pertumbuhan organik (organic growth). Perusahaan di sini terutama fokus pada pertumbuhan basis konsumen yang ada, menginvestasikan kembali keuntungan dalam pengembangan aset baru untuk pendapatan yang lebih besar, serta meningkatkan produktivitas demi menaikkan tingkat keuntungan perusahaan.

 

Organik Komersial

Untuk industri perbankan, banyak contoh tentunya tentang pengembangan bisnis secara organic. Salah satunya, yang cukup ramai diperbincangkan di antara pelaku industri bank dewasa ini, adalah pengembangan bisnis komersial yang memang sudah lama segmennya digarap perbankan.

Bank Mandiri baru-baru ini secara khusus membentuk direktorat untuk segmen komersial dengan mengangkat direktur baru di segmen tersebut. Potensi pasar yang mau digarap terutama kelompok korporasi menengah besar yang bukan listed (belum go public). Celuk pasar di sini disebutkan berpotensi tumbuh besar, terutama paska pemilihan presiden.

Di Bank Mandiri sendiri, sampai akhir 2018, ada sekitar Rp130 triliun portofolio kredit yang masuk ke segmen komersial atau menengah. Jumlah tersebut setidaknya setara 20% dari total kredit bank terbesar tersebut. Sementara itu, dalam tiga tahun terakhir sejumlah portfolio kredit komersial bermasalah sudah berhasil diselesaikan, yang memberikan ruangan untuk ekspansi kredit selanjutnya.

Di tempat lainnya, Bank BNI dikabarkan juga mengembangkan pembiayaan bisnis kelompok menengah atau komersial ini. Data sampai dengan November 2018, kredit segmen menegah Bank BNI disebut sudah bertumbuh sekitar 12%-13% (yoy). Berarti di atas rata-rata pertumbuhan kredit industri perbankan secara nasional. Manajemen BNI memasang target pertumbuhan double digit untuk segmen komersial ini, apalagi dengan NPL yang diperkirakan membaik dari posisi tahun 2018.

Sementara itu, Bank BTN juga meyakini di tahun 2019 ini kredit komersial akan mulai melesat. Ini sejalan dengan kualitas kredit atau NPL kredit komersial BTN yang juga telah membaik. NPL Bank BTN dikabarkan telah membaik dari posisi 4,96% pada pertengahan 2018, menjadi menurun ke 4,25% per akhir tahun 2018.

Bank BTN direncanakan mendorong kredit komersial di tahun 2019 dengan strategi meningkatkan suplai perumahan, yaitu dengan mengoptimalkan construction value chain dan pipeline debitur konstruksi. Proyeksi pertumbuhan kredit komersial dipasang sekitar 13%-16% untuk tahun ini.

 

Keuntungan dan Kelemahan Strategi

Strategi apa yang dipilih suatu bank –atau perusahaan- tentunya bergantung kepada judgement dan evaluasi dari masing-masing manajemen perusahaan, apakah mengandalkan pertumbuhan organik, ataupun anorganik, atau kombinasi dari keduanya.

Berikut ini disajikan uraian ringkas terhadap keuntungan dan kelemahan secara umum dari masing-masing strategi pertumbuhan perusahaan, sebagai berikut:

 

Keuntungan Pertumbuhan Organik

  • Manajemen dan pemilik perusahaan mengenal detail perusahaan, luar dan dalamnya.
  • Pengambilan keputusan yang lebih cepat terhadap perubahan pasar dan komitmen visi.
  • Kepuasan hati melihat visi yang berbuah.
  • Pilihan pengembangan bisnis sesuai preferensi manajemen dan atau owner, termasuk momen saat melakukan divestasi atau penjualan kepemilikan perusahaan.
  • Fleksibilitas dalam penentuan tingkat dan rasio keuntungan.

Keuntungan Pertumbuhan Anorganik

  • Ekspansi secara cepat sisi aset dan pendapatan perusahaan, serta dominasi pangsa pasar.
  • Memperkuat kelayakan kredit dengan penggabungan dan ekspansi bisnis.
  • Bertambahnya kompetensi SDM dengan masuknya personel baru.

Kelemahan Pertumbuhan Organik

  • Terbatasnya sumber daya untuk pengembangan bisnis.
  • Pertumbuhan pangsa pasar terbatas.
  • Kompetisi cenderung lebih ketat, yang menghambat peluang pasar.
  • Arus kas terbatas sesuai kemampuan modal.

Kelemahan Pertumbuhan Anorganik

  • Tantangan kompetensi dan kompleksitas
  • Rentang kontrol dan monitor yang lebih luas terhadap aset dan karyawan.
  • Fokus bisnis yang berlebihan dan over expansion.
  • Terjebak dalam segmen pasar yang salah.
  • Beban utang yang bertambah dan berlebihan.

 

Kombinasi Strategi Terbaik

Masing-masing strategi pertumbuhan memiliki kelebihan dan kekurangannya. Untuk perusahaan besar, seperti bank yang besar, memungkinkan untuk melakukan mixed strategy, kombinasi terbaik dari keduanya. Dalam hal ini komponen yang menguntungkan atau memperkuat bisnis dari kedua strategi dioptimumkan.

Bank dapat memperkuat dan meluaskan segmen bisnis komersialnya, sesuai dengan kompetensi selama ini. Dengan, misalnya, menambahkan optimalisasi construction value chain dan pipeline debitur konstruksi seperti pada Bank BTN.

Pada periode yang sama, bank dapat saja merger dengan bank lain, umpamanya, yang sudah memiliki basis bisnis komersial sendiri sebagai captive market-nya. Di sini, dalam waktu singkat volume bisnis kredit komersial dapat dilipatgandakan.

Akuisisi perusahaan di pasar modal, seperti Manajer Investasi (MI), juga merupakan strategi cerdas karena akan membuka akses lebih luas dan terintegrasi dengan barisan korporasi yang terlibat dengan pasar modal. Pendapatan dan fee based dari pasar modal maupun pasar kredit dapat dijemput sekaligus oleh bank yang melakukan akuisisi.

Yang jelas, industri perbankan memasuki tahun 2019 ini dengan siap tancap gas, terutama untuk mengambil momen bisnis paska pilpres. Pergeseran posisi peringkat aset bank nampaknya akan kita lihat lagi terjadi di tahun 2019 ini.

 

(Diolah dari berbagai sumber)

Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting Group

Editor: Asido

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here