Apakah Penurunan Harga Emas Hari Kamis Minggu Lalu Hanya Koreksi Sesaat?

989

(Vibiznews-Column) Pertanyaan partisipan pasar yang mengikuti dan memperdagangkan emas adalah apakah setelah aksi jual yang dinamis pada hari Kamis minggu lalu, penurunan harga ini merupakan permulaan dari koreksi harga secara tren jangka panjang ataukah hanya penurunan kecil yang diikuti dengan konsolidasi atau sesuatu yang terjadi satu kali dan selesai?

Faktor Fundamental

Untuk menjawab pertanyaan diatas, kita harus mengerti sifat dan lingkungan yang mendasari yang ada ketika emas, perak dan platinum kehilangan pijakannya di dalam perdagangan pada hari Kamis minggu lalu.

Pertanyaan pertama yang perlu kita jawab adalah faktor-faktor fundamental apa yang terbukti bisa disebutkan sebagai pemicu dari aksi jual tersebut. Pertanyaan kedua yang perlu ditanyakan adalah apakah penurunan harga pada hari Kamis minggu lalu adalah kebanyakan didasarkan pada event-event fundamental atau benar-benar sifatnya cuma sekedar tehnikal saja.

Mengenai faktor fundamental apa yang berbeda pada hari Kamis minggu lalu, kebanyakan analis menyebutkan rilis risalah pertemuan oleh Federal Reserve yang menginisiasikan tekanan jual.

Dan jika kita percaya bahwa risalah ini memberikan informasi yang tidak dibukakan sebelumnya, atau informasi baru ini bisa memberikan pengaruh yang dalam terhadap apakah Federal Reserve akan tetap pada jalur yang telah dikatakan sebelumnya, maka kita bisa mengasumsikan bahwa aksi jual pada hari Kamis minggu lalu bisa jadi merupakan permulaan dari suatu koreksi.

Namun, jika kita percaya bahwa informasi yang dibukakan pada hari Kamis minggu lalu hanyalah sedikit modifikasi dari kebijakan moneter Federal Reserve yang sekarang ini, maka kita bisa dengan benar mengasumsikan bahwa setiap tekanan jual yang disebabkan karena rilis risalah pertemuan FOMC sifatnya hanya sementara.

Berdasarkan pemulihan yang cepat dari metal berharga pada hari ini, bisa disimpulkan bahwa penurunan harga emas pada hari Kamis minggu lalu tidak lebih hanya merupakan suatu saat aksi ambil untung yang singkat yang disebabkan oleh karena pasar yang sudah “overbought” dan para trader yang sudah pada banyak yang mempunyai “unrealized profit” ingin merealisasikannya.

Masih Terbukti

Yang terlebih penting lagi faktor-faktor fundamental yang telah membuat harga emas naik tinggi belakangan ini secara absolut masih terbukti di pasar dan belum berevolusi dari potensi mereka yang penuh.

Negosiasi perdagangan sekarang ini antara Amerika Serikat dan Cina kelihatannya akan mencapai resolusinya. Apabila hal ini benar-benar terjadi, dipercaya secara luas bahwa hal itu akan memberikan efek yang merugikan bagi dolar AS dan karenanya akan menjadi faktor “bullish” yang ekstrim buat emas.

Yang kedua, walaupun sekarang ini belum ada di dalam radar monitor dari banyak trader, pemerintah sekarang telah menambah kurang lebih $2 triliun hutang nasional sejak mulai memerintah dua tahun yang lalu, dan telah mengakibatkan defisit budget yang membengkak menjadi $22 triliun.

Ditambah lagi dengan fakta bahwa hutang global secara kolektif juga meningkat. Dengan banyak negara memulihkan ekonomi mereka dengan tehnik yang sama seperti yang dilakukan oleh Amerika Serikat melalui program QE nya, sama saja dengan membanjiri negara mereka dengan matauang kertas yang tidak berguna. Saat ini hutang global telah membengkak menjadi $244 triliun.

Hal yang menakutkan dari fakta ini adalah bahwa level hutang secara kasar 3 kali dari ukuran penghasilan global secara kolektif, sebagaimana dilaporkan oleh institut keuangan internasional dan dilaporkan di MaketWatch pada hari itu.

Kebenarannya adalah bahwa jika para individu mengurus budget keuangan rumah tangganya dengan cara yang sama seperti negara-negara melakukannya, mereka akan berakhir dengan bangkrut dan tidak punya uang sepeserpun. Satu-satunya perbedaan adalah negara-negara adidaya ini bisa terus mencetak lebih banyak uang dan memperpanjang batas waktu sebelum mereka harus membayar semuanya.

Wall Street & Main Street

Wall Street dan Main Street tanpa diragukan lagi sama-sama “bullish” terhadap emas di dalam jangka pendek dengan metal berharga tersebut mengalami keuntungan yang kuat pada minggu lalu, yang mencapai puncaknya di dalam ketinggian selama 10 bulan.

Walaupun harga emas berakhir pada minggu lalu turun dari puncak ketinggiannya, banyak analis mencatat bahwa emas telah memegang level “support” awal yang penting, suatu indikasi bahwa harga emas masih memiliki ruangan untuk bergerak lebih tinggi di dalam jangka pendek.

Minggu lalu, dari 20 profesional pasar yang turut mengambil bagian di dalam survey Wall Street yang diadakan Kitco.com, ada 15 atau 75% yang mengatakan harga emas akan naik di dalam jangka pendek. 3 partisipan, atau 15% mengatakan “bearish” sedangkan 2 partisipan atau 10% melihat harga emas bergerak netral.

Sementara itu dari 734 responden yang mengambil bagian di dalam polling online Main Street yang dilakukan Kitco.com, sebanyak 413 atau 56% melihat emas akan naik dan 192 atau 26% mempredikis emas akan jatuh dalam jangka pendek dan sisanya 129 suara atau 18% melihat harga emas akan bergerak “sideways”.

Melihat ke depan, para analis berkata mereka “bullish” terhadap emas baik secara fundamental maupun secara tehnikal.

George Gero, managing director di RBC Wealth Management mengatakan,”Kemana-mana investor memandang, mereka melihat persoalan di duni dan hal ini akan berlangsung terus yang akan menimbulkan permintaan safe-haven. Investor memerlukan lindung nilai karena berita-berita yang tidak terduga yang terus bermunculan.”

Chris Vecchio, ahli strategi matauang senior di DailyFx.com mengatakan,”walaupun tekanan jual mendorong emas turun dari ketinggian 10 bulannya, harga emas masih diatas moving-average 21 hari sejak pertengahan bulan November tahun lalu. Secara struktural, pasar emas secara tehnikal bagus.”

Ole Hansen, kepala strategi komoditi di Saxo Bank berkata bahwa dia tetap “bullish” terhadap emas dalam jangka pendek meskipun pasar sempat mengambil untung dari harga yang telah naik tinggi.  Masuk akal jika para trader mengurangi posisi mereka dengan harga emas telah mengetes level “resistance” yang kritikal. Namun, ketidakpastian ekonomi global seharusnya membebani saham dan pada akhirnya mendorong investor untuk membuat diversifikasi ke emas.

Meskipun ada optimisme secara keseluruhan di pasar emas, sebagian analis memperingati investor untuk berhati-hati dalam membeli emas pada level sekarang.

Darin Newsom, analis independent mengatakan indikator momentum menunjukkan bahwa emas saat ini sudah memasuki teritori “overbought”

Ricky Ferlianto/VBN/Managing Partner  Vibiz Consulting Group

Editor: Asido

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here