Emas Kedepannya Masih Bisa Bertahan Ditengah Tekanan Pasar

1107

(Vibiznews-Column) Sekali lagi pasar emas berjuang untuk mendapatkan suatu keuntungan mingguan dengan harga diperdagangkan disekitar level psikologis kritikal di $1,300 per ons. Namun, menurut sebagian analis, pasar kekurangan katalisator untuk mendorong harga ke ketinggian 10 bulan terakhir.

Walaupun turun dari ketinggiannya, pasar masih menyiapkan untuk suatu minggu dengan keuntungan yang paling banyak, dengan emas berjangka bulan April terakhir diperdagangkan pada $1,302 per ons, naik 0.21% dari minggu sebelumnya.

Ole Hansen, kepala strategi komoditi di Saxo Bank berkata bahwa penurunan 1% pada hari Kamis minggu lalu menunjukkan bahwa pasar kekurangan dorongan untuk harga yang lebih tinggi. Dia menambahkan bahwa ketangguhan di pasar saham membuat emas kurang menarik sebagai alternatif buat para investor. S&P 500 telah menembus level psikologis pada level 2,800, terakhir diperdagangkan pada 2828, naik 3% dari minggu sebelumnya.

Dia berkata,”Sekarang ini nampaknya tidak ada kebutuhan utama untuk kebijakan asuransi sehingga para investor mengesampingkan emas dan beralih ke saham. Saya pikir ada pertumbuhan kefrustasian diantara para investor emas dan hal ini membebani harga emas.”

Pertanyaannya sekarang pada banyak pikiran pemain pasar adalah apakah yang akan menjadi katalisator untuk menggerakkan harga emas naik? Menurut sebagian analis, setiap orang berharap Fed yang “dovish” untuk menjadi pemicu yang menyalakan suatu “rally”.

Semua Mengenai Fed

Sekali lagi semua mata akan memandang pada Federal Reserve karena akan mengadakan pertemuan kebijakan moneter pada minggu ini dan bersamaan dengan keputusan tingkat bunga akan merilis proyeksi ekonomi yang terupdate. Para ekonom juga berharap bank sentral akan membukakan rencananya untuk program pengurangan neraca.

Para ekonom di Capital Economics mengatakan bahwa,”proyeksi pertumbuhan median kelihatannya pasti direvisi turun.”

Namun, menurut sebagian analis, ekspektasi ini sudah diperhitungkan oleh pasar.

Ryan Mckay, ahli strategi komoditi di TD Securities mengatakan,”pada akhirnya, jika emas mau naik lebih tinggi kita perlu melihat data AS yang melemah. Ekonomi AS nampaknya masih kuat dibandingkan dengan negara lain di dunia dan hal ini membuat dolar AS terus dibeli.”

Walaupun bank sentral AS diperkirakan akan menurunkan perkiraan pertumbuhan dan tingkat bunga mereka, Jasper Lawler, kepala riset di London Capital Group, mengatakan bahwa dia tidak memperkirakan Federal Reserve untuk ditempat lain selain di dekat “dovish” dengan Bank Sentral Eropa pada dua minggu yang lalu mengejutkan pasar dengan pergerakannya di dalam petunjuk kedepan, tidak memperkirakan akan kenaikan tingkat bunga sampai paling tidak akhir tahun ini.

Lawler menambahkan bahwa ada resiko the Fed akan menjadi “hawkish” dengan menurunkan potensi perlambatan du ekonomi domestik.

Dia mengatakan,”jika the Fed mengatakan bahwa mereka menyesuaikan pertumbuhan karena resiko di dalam ekonomi global itu bisa membuat mereka kedengarannya sedikit hawkish”.

Hansen menambahkan bahwa outlook dari the Fed yang tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin juga akan membuat terus berlangsungnya pembelian di pasar saham, yang akan menahan rally di emas.

Emas Masih Akan Mempertahankan Kepalanya Di Atas Air

Walaupun Federal Reserve diperkirakan tidak akan cukup “dovish” untuk menggerakkan harga emas naik, para analis masih belum siap untuk menyerah atas metal kuning.

Lawler mengatakan bahwa tren di emas masih tinggi dengan dia melihat adanya “support” yang solid disekitar $1,280 per ons. Dia menambahkan bahwa emas tetap menjadi asset safe haven yang manarik dengan ketidak pastian ekonomi global terus berkembang.

Dia mengatakan,”Secara keseluruhan masih ada minat yang kuat untuk emas. Saya memperkirakan bahwa setiap ada penurunan yang signifikan di dalam harga emas akan menarik pembeli baru.”

Hansen mengatakan bahwa walaupun ada ancaman “bearish” secara tehnikal di emas, sulit untuk melihat harga emas turun secara signifikan.

Dia mengatakan,”Masih ada banyak alasan untukmemegang emas sehingga saya tidak melihat banyak penurunan harga emas.”

Hansen menambahkan bahwa dia tetap “bullish” secara jangka panjang atas emas sepanjang harga emas berada diatas level “retracement” kunci disekitar $1,275 per ons.

McKay juga mengatakan bahwa dia melihat penurunan yang terbatas untuk emas karena ekonomi global. Walaupun ekonomi AS tetap tangguh terhadap ancaman dari luar, Amerika tidak dapat tetap kuat dengan berdiri sendiri.

Wall Street vs Main Street

Wall Street dan Main Street kedua-duanya tetap “bullish” di dalam survey emas mingguan dari Kitco News. Jika diasumsikan rally pada hari Jumat minggu lalu terus berlangsung ke penutupan, emas telah akan naik ke 7 dari 10 minggu sebegitu jauh di tahun 2019, dan para responden yang disurvey sedang mengamati tren ini untuk terus berlanjut.

Phil Flynn, analis pasar senior di Price Futures Group berkata,”Bullish emas telah memegang kontrol.”

Dari 14 profesional pasar yang mengambil bagian di survey Wall Street, 9 partisipan atau 64%, menggambarkan diri mereka “bullish” terhadap emas kedepannya. Ada 4 atau 29% memandang pasar “sideways” atau netral, sementara 1 responden atau 7% melihat akan turun.

Sementara itu dari 484 responden yang mengambil bagian di polling online Main Street, sebanyak 270 atau 56% memandang emas akan naik. 135 yang lain atau 28% memprediksi emas akan jatuh dan sisanya 79 atau 16% melihat pasar akan “sideways”.

Daniel Pavilonis, broker komoditi senior di RJO Futures, berkata bahwa sementara pergerakan harga emas baru-baru ini “choppy”, tren naik tetap utuh. Dia menunjukkan bahwa emas cenderung bangkit ketika jatuh kembali ke “support trendline”. Federal Open Market Committee diperkirakan tidak akan menaikkan tingkat bunga lagi dalam jangka pendek, yang mana hal ini mendukung metal berharga.”

Pavilonis berkata,”Saya pikir dolar AS akan turun dari puncaknya dan kelihatannya imbal hasil obligasi juga menurun. Hal ini memberikan dorongan naik bagi metal.”

Richar Baker, editor dari Eureka Miner Report, berkata bahwa emas telah mendemonstrasikan kemampuannya untuk mengapung meskipun tidak lebih banyak. Dia melihat faktor-faktor yang mendukung metal kuning.

Lingkungan tingkat bunga yang memberikan dukungan bagi harga emas untuk naik  tetap berlangsung, imbal hasil Treasury 10 tahun bergerak turun, sedikit kenaikan di ekspektasi atas inflasi telah mendorong tingkat bunga riil ke kerendahan baru di tahun 2019 di 0.65%.

Sebagai tambahan, Ruppe India telah menguat dibawah 70 USD/INR untuk 7 dari 8 hari pasar yang terakhir. Hal ini membuat emas dan perak yang dihargai di dalam dolar AS menjadi lebih murah bagi para pembeli dari India. Ini adalah perkembangan yang “bullish” secara potensial bagi emas.

Resiko Tehnikal Yang Harus Diperhatikan

Walaupun Hansen “bullish” secara jangka panjang atas emas, dia mengatakan bahwa dia sedang memperhatikan tehnikal dari emas secara seksama dengan gerakan harga sedang menciptakan formasi bendera yang “bearish”.

Dia berkata,”Jika harga emas menembus kebawah kerendahan baru-baru ini di $1,290, kita bisa melihat suatu aksi jual yang tajam.”

Chris Beauchamp, analis pasar di IG mengatakan di dalam suatu catatan pada hari Jumat bahwa harga emas menghadapi “resistance” awal di $1,304 per ons. Dia menambahkan bahwa dorongan turun ke $1,290 akan membuat emas berada di dalam kontrol dari penggerakan harga yang  “bearish”.

Afshin Nabavi, kepala perdagangan di “trading house” MKS (Switzerland) SA berkata area $1,290 nampaknya menjadi dasar yang kuat untuk emas. Dengan tidak adanya berita yang mengejutkan, dia melihat rentang perdagangan emas berada diantara $1,300 sampai $1,325.

Ricky Ferlianto/VBN/Managing Partner  Vibiz Consulting Group

Editor: Asido

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here