Arah Emas Di Dalam Suatu Minggu Yang Penuh Dengan Data Ekonomi Penting

1000

(Vibiznews-Column) “Kesabaran” telah menjadi mantera terbaru untuk investor emas dengan metal kuning berjuang untuk menemukan momentum sementara kuartal pertama dari tahun 2019 berakhir.

Harga emas ditutup di teritori yang negatif, mengakhiri kemenangan tiga minggu berturut-turut. Meskipun ada rally yang kuat pada awal tahun baru, untuk satu kuartal, metal kuning berjuang untuk mendapatkan kenaikan kecil 1.3%. Emas berjangka bulan Juni terakhir diperdagangkan $1,297.70 per ons.

Menurut pada analis, walaupun metal berharga didukung oleh turunnya imbal hasil obligasi, metal berharga terus berjuang melawan ketangguhan pasar saham dan dolar AS; namun, sebagian analis terus memandang melewati kekuatan dolar AS jangka pendek sebagai ancaman terhadap ekonomi terus meningkat.

Mike McGlone, ahli strategi komoditi senior di Bloomberg Intelligence, berkata bahwa dia memperkirakan pasar saham yang melemah sebagai signal dari berakhirnya rally dolar AS.

Dia menulis di dalam laporan hari Jumat, “Kami memperkirakan kekuatan dolar AS pada tahun lalu telah menandakan perjuangan yang terakhir bagi “bullish”nya pasar, dan bagi dolar AS untuk tetap berada di dekat dasar dari performa di tahun 2019, yang adalah dukungan utama bagi metal.”

Di dalam interview dengan Kitco News, Axel Merk, presiden dan chief investment officer dari Merk Investments berkata bahwa banyak dari “price action” emas belakangan ini bisa dihubungkan dengan menempatkan posisi yang aman pada akhir dari kuartal. Dia menambahkan secara jangka panjang, penurunan imbal hasil obligasi 10 tahun yang terjadi belakangan ini tetap mendukung emas.

Merk menambahkan, walaupun emas bisa tetap volatil di dalam jangka pendek, pergerakan yang “dovish” dari Federal Reserve pada minggu lalu, menaikkan resiko akan tekanan inflasi yang lebih tinggi, ini adalah faktor yang positip secara jangka panjang bagi emas.

Satu Minggu Yang Penuh Dengan Data Ekonomi Yang Penting

Bagi sebagian analis, minggu ini, sebuah kalender yang penuh dengan laporan ekonom yang penting, bisa menentukan arah dari saham, dolar AS dan harga emas. Sebagian dari laporan penting yang paling banyak akan menarik perhatian pasar termasuk angka penjualan eceran bulan Februari, data ISM PMI bulan Maret yang akan dirilis pada hari Senin dan laporan Nonfarm Payroll yang akan dirilis pada hari Jumat.

Ross Strachan, ekonom komoditi senior di Capital Economics mengatakan,”Jika kita melihat data ekonomi yang lemah muncul pada minggu ini, maka saya memperkirakan harga emas akan naik karena aliran safe-haven. Segala sesuatu yang mendorong saham turun akan menjadi fakor terbesar bagi ems di dalam jangka menengah.”

Daniel Ghali, ahli strategi komoditi di TD Securities berkata bahwa dia akan memperhatikan data ISM manufaktur dengan teliti karena pasar fokus pada ekspektasi pertumbuhan. Data manufaktur yang lemah akan menambah ketakutan akan pertumbuhan.

Dia mengatakan,”Data yang buruk yang memberikan sorotan terhadap pertumbuhan ekonomi akan menyalakan kembali minat investor terhadap emas.”

Meskipun demikian tidak semua analis melihat data ekonomi yang lemah akan menyelamatkan harga emas dalam jangka pendek. Sebagian mencatat, data ekonomi yang lemah bisa dilihat sebagai faktor deflasi dan sebagai arus yang menjatuhkan seluruh kapal, emas akan terpukul bersama-sama dengan saham dan dolar AS.

Apakah Tehnikal Mendukung Naik Harga Emas?

Sebagian analis berpandangan negative terhadap metal kuning karena pergerakan harga telah menyebabkan suatu kerusakan grafik tehnikal.

Colin Cieszynski, kepala strategi pasar di SIA Wealth Management mengatakan bahwa banyak data ekonomi yang bercampur memberikan sedikit arah pada emas, namun dia menambahkan sulit untuk menjadi “bullish” ketika melihat pada tehnikal.

Kegagalan mengambil kembali harga emas di $1,325 dan penurunan selanjutnya telah membuat grafik secara tehnikal membentuk formasi yang sampai pada waktu dimana emas bergerak dari musim yang lebih kuat pada tahun ini menjadi musim yang lebih lemah, yang akan bergerak sampai akhir musim panas.

Christopher Vecchio, senior currency strategist di DailyFX mengatakan dia juga tidak suka dengan outlook tehnikal jangka pendek dari emas. Dia menambahkan bahwa problem yang dihadapi oleh pasar emas adalah meningkatnya perbedaan antara ekspektasi pasar akan perlambatan ekonomi dengan yang ditunjukkan oleh data yang keluar.

Perlambatan yang besar pada kuartal pertama yang diantisipasi oleh para ekonom bisa jadi tidak menjadi kenyataan. Melihat kepada data yang keluar minggu ini, rasanya tidak akan ada angka yang menurun dengan kuat. Hal ini akan mengurangi daya tarik safe-haven dari emas.

Wall Street dan Main Street

Wall Street dan Main Street kedua-duanya melihat emas akan meraih kembali sebagian dari kerugiannya pada minggu ini setelah metal berharga tercekik pada minggu lalu.

Harga tumbang dengan faktor yang paling sering disebutkan adalah kekuatan dari dolar AS, ditambah dengan para trader berjangka cenderung keluar dari pasar daripada meneruskan posisinya dari kontrak bulan April ke kontrak bulan Juni, yang sekarang menjadi bulan yang paling aktif diperdagangkan.

Dari 14 profesional pasar yang mengambil bagian pada survey Wall Street, 9 partisipan atau 64% menggambarkan mereka “bulish” terhadap emas pada minggu kedepan. Ada 2 atau 14% melihat harga akan turun sementara 3 atau 21% melihat pasar netral.

Sementara itu dari 589 responden yang mengambil bagian di dalam polling online Main Street sebanyak 301 atau 51% memandang emas akan naik. 190 yang lain atau 32% memprediksi emas akan turun. Sisa 98 atau 17% memandang pasar emas akan “sideways”.

Daniel Pavilonis, broker komoditi senior dengan RJO Futures, melihat emas mulai pulih dari aksi jual pada hari Kamis minggu lalu, banyak yang berhubungan dengan para trader keluar dari posisi mereka pada kontrak bulan April daripada melanjutkan posisinya ke bulan Juni. Mereka memutuskan untuk keluar ketika emas bergerak keatas $1,320 dan pasar berbalik dan segera menjualnya.

Dia mengatakan,”Itu adalah cuci gudang, saya pikir kelemahan telah berlalu dan kita bisa mulai membangun kembali.”

Sean Lusk, direktur dari commercial hedging dengan Walsh Trading menunjukkan bahwa pembelian telah mulai muncul kembali dibawah $1,300 setelah cuci gudang. Semua ketidak pastian mengenai Brexit dan segala sesuatu yang lain akan menarik pembelian kembali.

Kedua partisipan Kitco di dalam polling melihat harga emas akan naik. “Saya bullish dari level ini” kata Peter Hug, direktur global trading. Jim Wyckoff, analis tehnikal senior, mengatakan bahwa pasar “sudah terlalu oversold pada penurunan yang terakhir.”

Level Yang Harus Diperhatikan

Vecchio menambahkan bahwa secara tehnikal dia melihat tanda-tanda bahwa tren naik jangka pendek dari emas telah kehabisan tenaga dan pasar perlu menata ulang. Dalam jangka pendek dia mengatakan bahwa dia sedang memperhatikan level “retracement” yang penting di $1,286 per ons sebagai “support” awal.

Chris Beauchamp, analis pasar di IG mengatakan bahwa apabila tembus kebawah $1,285 per ons bisa mendorong harga emas ke $1,277 per ons.

Di dalam laporan yang dipublikasikan lebih awal minggu lalu, Ole Hansen, kepala strategi komoditi di Saxo Bank mengatakan bahwa level $1,283 per ons akan menjadi level penting untuk diperhatikan dalam jangka pendek.

Ricky Ferlianto/VBN/Managing Partner  Vibiz Consulting Group

Editor: Asido

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here