(Vibiznews-Column) Sentimen “risk-on” terus menekan harga emas turun dan para analis kuatir bahwa hal-hal terlebih dahulu menjadi buruk sebelum mereka menjadi lebih baik.
Harga emas berjuang melewati aksi jual pada minggu lalu, jatuh 1.4% dan menyentuh kerendahan selama empat bulan. Emas Comex bulna Juni diperdagangkan datar pada hari Kamis minggu lalu dan terakhir berada pada $1,275.20.
Penjualan eceran yang lebih baik daripada yang diperkirakan memainkan peranan yang signifikan, menunjukkan sentimen konsumen yang membaaik, dengan hasil yang terbaik sejak bulan September 2017.
Penjualan eceran AS naik dengan angka yang solid 1.6% pada bulan Maret, setelah penurunan 0.2% pada bulan Februari, menurut data terbaru dari dari Departemen Perdagangan AS. Para ekonom hanya memperkirakan kenaikan 0.9% dari angka umum bulan lalu.
Andrew Hunter, ekonom Capital Economics AS mengatakan kepada Kitco News,”Angka penjualan eceran sedikit lebih positip diantara data umumnya belakangan ini setelah semua tanda-tanda kelemahan. Hal ini dengan pasti memberikan keyakinan bahwa kita masih jauh dari lemah. Ini berarti pertumbuhan konsumsi masih jauh dari sangat lemah.”
Sentimen “Risk-On” Mendorong Emas Turun
Angka penjualan eceran terbaru adalah tanda lainnya bahwa ekonomi masih lebih baik daripada yang diperkirakan oleh pasar pada permulaan tahun. Sentimen terbaru ini adalah faktor yang kritikal bagi emas, menurut sebagian analis.
Hunter mencatat,”Angka penjualan eceran menunjukkan bahwa kita kemungkinan akan melihat suatu rebound di dalam pertumbuha belanja di kuartal kedua.”
Daniel Ghali, ahli strategi komoditi pada TD Securities mengatakan,”Rally saham dan kuatnya dolar AS terus menahan para investor emas untuk berinvestasi di emas.”
“Volatilitas diantara banyak kelas assets cukup rendah sekarang ini. Pada saat yang bersamaan, saham bertengger tepat dibawah ketinggian sepanjang masa. Jadi, opportunity cost memegang emas sekarang ini cukup tinggi. Hal ini berarti para money-manager kemungkinan masih akan menjauh dari metal kuning sampai ada tambahan dorongan untuk membeli emas untuk proteksi,” kata Ghali.
Tren Naik Emas Telah Dipatahkan
Faktor lainnya yang investor perlu perhatikan adalah bahwa tren naik emas telah terpatahkan, yang berarti dari sudut pandang tehnikal, metal kuning ini bisa sedang menuju kebawah sebelum akhirnya “rebound”.
Ghali mengatakan,”Tren naik dari emas yang telah berlangsung dari kerendahan bulan September terpatahkan dan sekarang sedang berada pada tren turun. Emas menuju kebawah dalam jangka pendek.”
Colin Cieszynski, kepala strategi pasar di SIA Wealth Management mengatakan bahwa momentum emas sekarang adalah tren turun.
“Emas telah menembus tehnikal yang cukup signifikan pada dua hari terakhir (terhitung sampai dengan hari Jumat minggu lalu). Banyak hal yang menarik emas ke atas pada akhir tahun 2018 dan permulaan dari tahun 2019 telah memudar. Volatilitas pasar sekarang sedang mengarah turun, resiko politik telah menurun, penghasilan perusahaan bagus, angka-angka ekonomi kelihatannya sudah berbalik arah, dan inflasi tetap rendah. Sama sekali tidak ada hal yang mendorong emas untuk naik dalam jangka pendek dan hal ini akan berlanjut terus.”
Wall Street & Main Street
Wall Street agak sedikit “bearish” dan Main Street sedikit “bullish” menurut survey emas Kitco News. Namun, tidak ada “bullish” maupun “bearish” yang memiiki mayoritas langsung. Kelompok “bullish” dari Wall Street memandang emas sudah waktunya mengalami koreksi “rebound”, sementara kelompok “bearish” memandang momentum penurunan akan berlanjut karena kerusakan yang terjadi di dalam grafik tehnikal dan menguatnya saham belakangan ini.
Dari 15 profesional pasar yang mengambil bagian di dalam survey Wall Street, 6 suara atau 40% memandang emas akan terus melanjutkan penurunannya baru-baru ini. 5 suara atau 33% melihat harga emas akan naik, sementra sisanya 4 suara atau 27% memperkirakan harga emas akan bergerak “sideways” atau netral.
Sementara itu, dari 522 responden yang mengambi bagian di dalam polling online Main Street, sebanyak 242 suara atau 46% memandang emas akan naik, 206 lainnya atau 39% memprediksi emas akan turun. Sisa 74 suara atau 14% memandang pasar bergerak “sideways”.
Bob Haberkorn, senior commodities broker di RJO Futures berkata,”Saya pikir anda akan melihat lebih banyak penurunan karena faktanya bahwa saham adalah kuat sekarang. Dengan saham naik, akan sulit bagi emas untuk mengalami rally.”
Charlie Nedoss, senior market strategist di LaSalle Futures Group, melihat emas berjangka bulan Juni masih akan turun ke sekitar $1,266.90. Namun dia menambahkan pasar kemungkinan menemukan “support” disana dan bangkit, khususnya pada tahun lalu pernah terjadi kenaikan “breakout” disekitar harga itu.
“Saya pikir kita emas masih akan turun dan mengetes rata-rata 200 hari. Ada cukup momentum untuk turun. Indeks dolar AS masih terus mengetes level 97.” kata Nedsoss.
Level Yang Harus Diperhatikan
Para analis mengatakan bahwa level yang harus diperhatikan adalah antara $1,250 dan $1,300 per ons.
Ghali mengatakan bahwa untuk arah turun dia berjaga-jaga di $1,250 sementara untuk arah naik di $1,300.
Cieszynski menunjuk kepada $1,282 sebagai “resistance” yang pertama diikuti $1,300. Untuk arah turun dia memandang level $1,250 sebagai “support” yang solidnya.
Cieszynski juga mencatat bahwa ini adalah waktu musiman dimana emas melemah pada tahun ini, yang bisa berlangsung sampai bulan Agustus.
Ricky Ferlianto/VBN/Managing Partner Vibiz Consulting
Editor: Asido