(Vibiznews-Commodity) Kesabaran bagi pergerakan “bullish” emas akhirnya terbayar, dengan permintaan untuk metal berharga telah mendorong naiknya harga emas ke level yang belum pernah terlihat di dalam hampir enam tahun.
Walaupun harga emas telah turun dari ketinggiannya setelah menembus diatas $1,400 pada hari Jumat minggu lalu, pasar masih melihat minggu lalu adalah minggu dengan keuntungan yang paling baik dalam lebih daripada tiga tahun. Dan pada hari Senin kemarin emas berjangka bulan Agustus terakhir kembali naik ke $1,411.60 per ons.
Ekspektasi Penurunan Tingkat Bunga
Menurut sebagian analis, “breakout” utama emas bisa jadi hanya permulaan dari rally harga emas yang telah begitu lama ditunggu oleh para investor pada saat investor sedang menyesuaikan ekspektasi pergerakan dari tingkat bunga. Emas mengalami kebanyakan dari keuntungannya pada minggu lalu setelah pertemuan kebijakan moneter Federal Reserve yang membuka pintu untuk pemotongan tingkat bunga secepatnya pada awal bulan depan.
Colin Cieszynski, chief market strategist di SIA Wealth Management mengatakan,”Saya pikir tidak ada yang bisa dikatakan apapun mengenai emas kecuali bullish dalam jangka pendek setelah breakout tehnikal yang signifikan ini.”
Cieszynski menambahkan bahwa fokus emas atas tingkat bunga global membantu pasar memisahkan dari arus “safe-haven” sehari-hari yang volatil. Dia mencatat bahwa bertumbuhnya kebijakan moneter yang “dovish” datang dari semua bank sentral utama dunia.
“Ketika bank-bank sentral mulai berbicara mengenai stimulus yang umumnya melemahkan matauang, sentimen ini tidak hanya bergerak semalam. Itulah sebabnya saya pikir “break out” emas sekarang ini khususnya sangat signifikan. Hal ini bukan terjadi karena berita pada hari itu, ini terjadi karena pergerakan kebijakan moneter.
Khususnya di Amerika Serikat, pasar mengharapkan Federal Reserve memangkas tingkat suku bunga secepatnya pada bulan Juli dengan meningkatnya ekspektasi akan pergerakan sebanyak 50 basis poin. Dan untuk tahun ini, pasar memperhitungkan dalam harga hampir empat pemotongan tingkat bunga.
Lemahnya Dolar AS Mendukung Kenaikan Harga Emas
Walaupun ada banyak sentimen bullish di pasar emas, investor masih perlu memperhatikan dolar AS, karena ini akan terus mempengaruhi harga emas. Indeks dolar AS saat ini diperdagangkan dekat kerendahan selama satu bulan, terdorong kebawah “support” yang kritikal di 97 poin.
Jasper Lawler, head of research di London Capital Group mengatakan bahwa dia agak sedikit prihatin dengan pertumbuhan yang “bearish” dari dolar AS. Dia menjelaskan bahwa walaupun pasar memperkirakan Federal Reserve untuk menurunkan tingkat suku bunga pada bulan depan, namun mereka masih tidak terlalu “dovish” seperti bank-bank sentral lainnya pada tahun ini.
Dia menambahkan bahwa pertaruhan “bearish” mengenai dolar AS bisa berbalik dengan cepat jika bank-bank sentral di Eropa dan Jepang mengejar kebijakan moneter yang lebih longgar dengan lebih agresif. Dia mencatat bahwa ekonomi kedua negara ini sedang berada pada kondisi yang lebih buruk daripada Amerika Serikat.
Pertemuan G20 Memperhadapkan Pasar Emas Dengan Resiko
Menurut sebagian analis, walaupun ide mengenai kebijakan moneter yang lebih longgar mendukung harga emas naik lebih dari $1,400 an per ons, masih ada pertanyaan mengenai waktu dari pemotongan suku bunga yang diperkirakan. Pertemuan G20, berkumpulnya pemimpin dan bank sentral dari 20 negara terbesar di dunia, pada akhir minggu ini bisa menciptakan suatu volatilitas di pasar.
Ole Hansen, head of commodity strategy di Saxo Bank berkata bahwa setiap komentar yang berhubungan dengan kemungkinan resolusi atas perang dagang yang berkelanjutan antara AS dengan Cina bisa mengurangi minat “safe-haven” dari emas dan mengambil sebagian momentum lenyap dari rally sekarang ini.
Namun dia juga menambahkan bahwa tidak mungkin ada persetujuan yang material yang bisa dibuat pada konferensi tersebut.
Christopher Vecchio, senior currency strategist at DailyFX.com, mengatakan bahwa setiap komentar yang positip mengenai perdagangan yang keluar dari G20 bisa menggeser outlook mengenai pertumbuhan ekonomi AS dan global, yang bisa mendorong waktunya dari pemangkasan tingkat bunga.
“Sekarang ini pasar masih harus bergulat dengan dispariti yang luas di dalam hal ekspektasi tingkat bunga, hasil yang paling mungkin terjadi adalah bahwa Federal Reserve akan memangkas suku bunga sebanyak 50 basis poin pada tahun ini. Namun, ada juga scenario yang lain dimana perdagangan membaik dan the Fed tetap mempertahankan tingkat bunga tidak berubah.” katanya.
Lukman Otunuga, research analyst di FXTM, juga mengatakan bahwa dia akan memperhatikan hasil dari pertemuan G20 yang akan dimulai pada tanggal 27 Juni di Jepang.
Di dalam laporan belakangan ini Otunuga mengatakan,”Jika Amerika Serikat dan Cina benar-benar mendapatkan resolusi terhadap ketegangan perdagangan yang berkepanjangan ini, hal ini akan menyebabkan pergerakan yang cepat di dalam outlook ekonomi dan bahkan bisa berarti Federal Reserve membuang kunci untuk menurunkan tingkat bunga dari mobil yang berjalan dengan cepat.”
Wall Street & Main Street
Emas mengarah ke minggu terkuat di dalam di dalam tiga tahun, dan baik Wall Street maupun Main Street memandang pesta ini akan terus berlangsung, menurut survey mingguan emas Kitco News.
Dari 18 profesional pasar yang mengambil bagian di dalam survey Wall Street, sebanyak 12 suara atau 67% memandang emas akan naik. Ada 3 suara atau 17% masing-masing memandang harga emas akan turun atau netral.
Sementara itu dari 936 responden yang mengambil bagian di dalam polling online Main Street, sebanyak 616 suara atau 66% memandang emas akan naik. Sebanyak 196 atau 21% memprediksi emas akan turun. Sisanya sebanyak 124 suara atau 13% melihat pasar emas akan bergerak “sideways”.
Colin Cieszynski, chief market strategist pada SIA Wealth Management mengatakan bahwa emas akan terus mengalami rally karean sekarang ada usaha terkoordinasi secara global diantara bank-bank sentral untuk melonggarkan kebijakan moneter untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dunia.
Sementara itu, Charlie Nedoss, senior market strategist with LaSalle Futures Group, memandang emas akan berbalik turun pada minggu ini walaupun dia memandang “bullish” untuk jangka panjang.
Dia berkata,”saya tidak berpikir yang tinggi sudah datang. Kita sedang mempersiapkan diri untuk pergerakan yang lebih besar, namun kita telah berjalan baik sejauh ini pada minggu lalu. Jadi saya tidak akan terkejut jika melihat adanya sebagian aksi ambil untung terjadi.”
Level Support Yang Harus Dipertahankan
Walaupun para analis merasa optimis terhadap emas selama sisa dari tahun ini, sebagian melihat “breakout” ini adalah rentan sampai mengetes “support” yang kritikal.
Vecchio mengatakan bahwa pasar pasar kelihatannya sedikit berbuih dan dia tidak akan terkejut bila pasar emas mengambil sedikit waktu istirahat dalam jangka pendek. Dia menambahkan bahwa tren naik emas masih bisa bertahan sepanjang ada “support” yang bertahan di $1,360 per ons.
Ole Hansen mengatakan dia melihat harga emas bertahan di support antara $1,355 dan $1,375.
Lawler bahkan melihat pada area support yang lebih luar bagi emas dan tetap berpandangan bullish sepanjang harga emas bertahan diatas $1,300.
Ricky Ferlianto/VBN/Managing Partner Vibiz Consulting
Editor: Asido