(Vibiznews-Forex) Kita perlu melihat pada event-event utama yang menggerakkan pasar minggu yang lalu supaya bisa mengikuti perkembangan kenaikan atau penurunan yang terjadi dari indikator utama yang ada dalam kalender forex dan memiliki pandangan kedepan.
PMI manufaktur di zona Euro dan di negara dengan ekonomi terbesar di zona Euro menunjukkan kontraksi pada bulan Juni, dengan sektor manufaktur terus turun. Perkiraan CPI flash turun dari 1.2% menjadi 1.1% pada bulan Juli, keuntungan terkecil sejak bulan Desember 2016. Namun ada berita positip dari penjualan ritel zona euro, yang membukukan kenaikan tajam 1.1%. Sementara, Presiden Trump mengumumkan tarif baru atas produk Cina, menggoncangkan pasar keuangan dan mengirim Yen yang “safe-haven” naik tajam. Dengan mandeknya negosiasi perdagangan antara AS dengan Cina, AS mengumumkan tarif baru sebesar 10% sebagai tambahan dari barang-barang Cina senilai $300 miliar. Keputusan ini diskedulkan untuk berlaku pada tanggal 1September dan Cina telah berjanji akan membalasnya. Federal Reserve mendapatkan sorotan pada minggu lalu karena menurunkan tingkat bunga untuk pertama kalinya dalam 10 tahun. Komentar dari Powell bahwa pemangkasan tingkat bunga adalah “kebijakan penyesuaian di pertengahan siklus” nampaknya memberikan tanda tidak mau melakukan pelonggaran lebih jauh dalam jangka pendek. Persepsi ini mengirim dolar AS naik sementara saham jatuh. Selain itu angka “employment” AS bercampur. Pertumbuhan upah membaik 0.3%, diatas dari yang diperkirakan sebesar 0.2%. Namun nonfarm payrolls tergelincir ke 164.000, turun tajam dari 224.000 pada bulan sebelumnya. Di Inggris, PMI manufaktur terus menunjukkan kontraksi dan tetap berada pada 48.0 untuk bulan kedua berturut-turut. Sebagaimana yang diperkirakan BoE tetap mempertahankan kebijakan moneternya, tidak mengubah “benchmark-rate” di 0.75%.
Hal-hal yang positip yang terjadi pada minggu lalu:
- FOMC memangkas suku bunga sebesar 25 basis points, memusnahkan harapan para trader akan penurunan lebih jauh.
2. Non-farm payrolls bertambah 164.000 m/o/m, diatas daripada yang diperkirakan 151.000.
3. Personal income naik 0.4% m/o/m, diatas daripada yang diperkirakan kenaikan sebesar 0.3%.
4. Unemployment rate muncul di 3.7%, sesuai dengan yang diperkirakan.
5. Same store sales naik 4.5% w/o/w
6. Pending home sales naik 2.8% m/o/m, diatas dari yang diperkirakan kenaikan 0.5%.
7. Laporan ADP employment menunjukkan kenaikan sebesar 156.000 di payrolls swasta untuk bulan Juli.
8. Consumer sentiment muncul di 98.4 untuk bulan Juli; Consumer confidence naik ke 135.7 pada bulan Juli.
Hal-hal yang negatip yang terjadi pada minggu yang lalu:
- Tariff Man kembali, menggoncang pasar, meniadakan apasaja yang positip yang ada di pemangkasan tingkat bunga;
2. Komentar “Mid-cycle adjustment” oleh Gubenur Powell mengecewakan pasar, yang berharap untuk siklus pemangkasan yang lebih lama.
3. Jobless claims naik 8000 w/o/w dari 207.000 menjadi 215.000.
4. Construction spending turun 1.3% m/o/m, lebih rendah dari pada yang diperkirakan kenaikan sebanyak 0.3%.
5. Home mortgage apps turun 3.0% w/o/w, dibawah dari penurunan sebelumnya 2.0%.
6. Factory orders naik 0.6% m/o/m, dibawah daripada yang diperkirakan kenaikan 0.8%.
7. Same store sales turun dari kenaikan sebelumnya 4.9%.
8. ISM Mfg Index turun 0.5 points m/o/m, dari 51.9 menjadi 51.2; PMI Manufacturing Index turun 0.2 points w/o/w dari 50.6 menjadi 50.4.
Ricky Ferlianto/VBN/Managing Partner Vibiz Consulting
Editor: Asido