(Vibinews-Forex) GBP/USD diperdagangkan diatas 1.2050 namun turun dari ketinggian. Kurva imbal telah berbentuk “inverted” baik di Amerika Serikat maupun di Inggris – memberikan signal potensi resesi di kedua negara.
Inggris telah menciut untuk pertamakalinya sejak 2012 dan resesi yang diambang pintu menjadi resiko yang sungguh-sungguh. GDP Inggris jatuh sebanyak 0.2% pada kuartal kedua, lebih buruk daripada yang diperkirakan – yang menunjukkan stagnasi. Penurunan pada kuartal kedua terjadi setelah ekspansi yang kuat sebesar 0.5% pada kuartal pertama. GBP/USD telah turun dibawah dari 1.2100 dan bahkan dibawah dari kerendahan 2019 di 1.2075. Data yang ada juga tidak meramalkan ekonomi yang baik – khususnya kontraksi di manufaktur sebesar 1.4% – sebuah sektor yang seharusnya bisa mengambil keuntungan dari turunnya nilai tukar Sterling.
Pasangan matauang ini berada dalam posisi tertekan selama awal perdagangan sesi Asia setelah terdengar kabar bahwa anggota Parlemen (MP) yang memberontak telah berbaris dengan mantan Kanselir Philip Hammond untuk memberikan pesan bahwa Boris Johnson adalah alasan Uni Eropa tidak bersedia untuk mengadakan kesepakatan apa-apa dengan Inggris. Sebagian dari mereka, seperti Speak of the House of Commons, John Bercow, mengambil satu langkah ke depan menjamin untuk melakukan segala sesuatu untuk menghentikan Inggris mengalami kerusakan keluar dari Blok Eropa tanpa kesepakatan.
Pasangan matauang ini tidak dapat mengambil keuntungan banyak dari data sebelumnya Average Earnings dan Claimant Count Change dengan Unemployment Rate naik tanpa terduga. Selain itu tekanan turun juga disebabkan oleh menguatnya dolar AS terhadap GBP setelah Presiden AS Donald Trump membawa berita baik bagi rekan perdagangan Cina.
GBP/USD diperdagangkan mengarah turun menjelang data inflasi Inggris bulanan di sekitar 1.2060 sebelum pasar London dibukan pada hari Rabu.
Cable tetap berada di dalam tekanan “bearish” dengan pasar mencapai kerendahan beberapa bulan di level 1.2015 pada saat memulai minggu ini. Psar sekarang dibatasi dibawah dari “resistance” 1.2100. Diawal perdagangan hari kemarin, inflasi Inggris yang bagus keluar di 2.1% mengatasi yang diperkirakan 1.9% dan GBP/USD mengalami lonjakan “intraday” diatas level 1.2085 yang tidak lama kemudian kembali turun ke arah 1.2050.
Secara tehnikal, penurunan yang terus berlangsung akan berhadapan dengan “support” terdekat di 1.2055 yang apabila berhasil ditembus akan lanjut ke 1.2015 dan kemudian 1.1955. Sebaliknya apabila berbalik bergerak naik, akan berhadapan dengan “resistance” terdekat di 1.2095 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.2155 dan kemudian 1.2180.
Ricky Ferlianto/VBN/Managing Partner Vibiz Consulting
Editor: Asido