(Vibiznews-Forex) Kita perlu melihat pada event-event utama yang menggerakkan pasar minggu yang lalu supaya bisa mengikuti perkembangan kenaikan atau penurunan yang terjadi dari indikator utama yang ada dalam kalender forex dan memiliki pandangan kedepan.
Ekonomi Jerman mengalami kontraksi dan kemungkinan memasuki fase resesi. Pertumbuhan produksi industri Cina bertumbuh yang paling lambat sejak tahun 2002. Dan imbal hasil Amerika Serikat telah mengalami grafik yang terbalik – menakutkan para investor bahwa negara dengan perekonomian terbesar di dunia ini telah memasuki fase resesi juga. Indikator ekonomi yang lainnya bercampur, dengan penjualan eceran AS naik lebih daripada yang diperkirakan namun keyakinan konsumen jatuh.
Hal-hal yang positip yang terjadi pada minggu lalu:
- Presiden AS menunda banyak tarif tambahan sampai akhir tahun, negosiasi perdagangan AS dengan Cina diperkirakan akan lanjut kembali.;
2. Produktivitas di Kuartal ke 2 lebih baik daripada yang diperkirakan dengan kecepatan pertumbuhan sebesar 2.3% q/o/q setahun;
3. Penjualan Ritel naik 0.7% m/o/m, diatas daripada yang diperkirakan 0.3%.
4. Harga impor dan ekspor kedua-duanya naik 2.0% m/o/m, diatas daripada yang diperkirakan, penurunan sebesar 1.0%.
5. CPI naik 0.3% m/o/m, diatas daripada yang diperkirakan penambahan sebesar 0.2%.
6. Home mortgage refinance apps naik 37.0% w/o/w, diatas dari kenaikan sebelumnya 12.0%.
Hal-hal yang negatip yang terjadi pada minggu yang lalu:
- Perang dagang tidaklah baik dan tidak juga mudah berakhir;
2. Industrial production turun 0.2%, dibawah daripada yang diperkirakan kenaikan sebesar 0.1%.
3. Non-farm productivity naik 2.3% q/o/q, dibawah dari kenaikan sebelumnya 3.5%.
4. Same store sales naik 4.4% w/o/w, merosot dari kenaikan sebelumnya 5.1%
5. Jobless claims naik 9000 w/o/w dari 211.000 menjadi 220.000.
6. Philly Fed Business Outlook Survey muncul di 16.8, dibawah dari angka sebelumnya 21.8.
Ricky Ferlianto/VBN/Managing Partner Vibiz Consulting
Editor: Asido
