(Vibiznews – Commodity) Harga minyak menuju kenaikan mingguan ketiga berturut-turut meskipun jatuh pada hari Jumat (20/12) setelah kesepakatan perdagangan AS-China mengangkat kepercayaan bisnis dan prospek pertumbuhan ekonomi global.
Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS turun 51 sen menjadi $ 60,67 per barel, kenaikan sekitar 1,4% pada minggu ini.
Harga minyak mentah berjangka Brent turun 23 sen menjadi $ 66,31 per barel, menuju kenaikan mingguan sekitar 1,6%,
Volume perdagangan minyak tetap tipis menjelang hari Natal.
Kemajuan dalam perselisihan perdagangan antara dua konsumen minyak terbesar dunia telah meningkatkan harapan permintaan energi yang lebih tinggi tahun depan.
China pada hari Kamis mengumumkan daftar pembebasan tarif impor untuk enam produk minyak dan kimia dari Amerika Serikat, beberapa hari setelah Washington dan Beijing mengatakan kesepakatan perdagangan sementara akan ditandatangani pada Januari.
Sebagian besar negara ekonomi besar kemungkinan telah terhindar dari resesi untuk saat ini tetapi pertumbuhan akan tetap lemah pada tahun 2020, menurut perkiraan jajak pendapat Reuters.
Brent 23% lebih mahal daripada di awal tahun. Harga minyak turun hampir 20% pada tahun 2018.
Laporan pengeboran mingguan A.S. oleh perusahaan jasa energi Baker Hughes dijadwalkan pada hari Jumat. Para analis mengatakan penurunan yang diharapkan dalam aktivitas pengeboran A.S. mendukung harga minyak.
Sementara itu, pekerja sektor minyak dari serikat CGT Prancis dapat memutuskan pada hari Jumat apakah akan menghentikan produksi di kilang minyak di Prancis untuk meningkatkan protes mereka pada pemeriksaan pensiun yang direncanakan pemerintah.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan harga minyak bergerak lemah sebagai upaya profit taking menjelang akhir pekan. Harga minyak diperkirakan bergerak dalam kisaran Support $ 60,20-$ 59,70. Namun jika naik akan bergerak dalam kisaran Resistance $ 61,20-$ 61,70.
Asido Situmorang, Senior Analyst, Vibiz Research Center, Vibiz Consulting
