Market Outlook, 6-10 January 2020 “Tensi Geopolitik Timteng”

1138

(Vibiznews – Editor’s Note) – Minggu lalu IHSG di pasar modal Indonesia terpantau agak terkoreksi setelah menguat 4 minggu dan di Desember membukukan kenaikan 4.8%, sementara bursa kawasan Asia variatif di tengah suasana libur panjang Natal dan Tahun Baru serta tensi geopolitik Timur Tengah yang memanas. Secara mingguan IHSG ditutup terkoreksi tipis 0.09% ke level 6,323.466. Untuk minggu berikutnya (6-10 Januari 2020), IHSG kemungkinan akan agak konsolidatif, dengan tetap mengacu kepada fundamental bursa kawasan. Secara mingguan, IHSG berada antara resistance level di 6348 dan kemudian 6414, sedangkan support level di posisi 6231 dan kemudian 6139.

Mata uang rupiah terhadap dollar AS pekan lalu terpantau berlanjut menguat di minggu yang kelima, sementara dollar global mulai mereda tekanan jualnya, sehingga rupiah secara mingguan menguat 0.14% ke level Rp 13,930. Kurs USD/IDR pada minggu mendatang diperkirakan berupaya merangkak, atau koreksi terbatas bagi rupiah, dalam range antara resistance di level 13,980 dan 14,045, sementara support di level Rp13,862 dan Rp13,835.

Untuk indikator ekonomi global, pada pekan mendatang ini akan diwarnai sejumlah data ekonomi penting. Secara umum sejumlah agenda rilis data ekonomi global yang kiranya perlu diperhatikan investor minggu ini, adalah:

  • Dari kawasan Amerika: berupa rilis data ISM Non-Manufacturing PMI pada Selasa malam; disambung dengan rilis ADP Non-Farm Employment Change dan Crude Oil Inventories pada Rabu malam; berikutnya data Non-Farm Employment Change dan Unemployment Rate pada Jumat malam.
  • Dari kawasan Eropa dan Inggris: berupa rilis data CPI Flash Estimate y/y Eropa pada Selasa sore.
  • Dari kawasan Asia Australia: berupa rilis data CPI y/y China pada Kamis pagi.

 

 

Pasar Forex

Minggu lalu di pasar forex, mata uang dollar secara umum masih sempat tertekan namun menanjak di akhir minggu setelah serangan udara AS di Irak yang menewaskan jenderal Iran yang menaikkan permintaan safe haven currencies, dimana indeks dolar AS secara mingguan berakhir melemah tipis ke 96.90. Sementara itu, pekan lalu euro terhadap dollar terpantau terkoreksi tipis ke 1.1162. Untuk minggu ini, nampaknya euro akan berada antara level resistance pada 1.1241 dan kemudian 1.1251, sementara support pada 1.1040 dan 1.0981.

Pound sterling minggu lalu terlihat menguat tipis ke level 1.3081 terhadap dollar. Untuk minggu ini pasar berkisar antara level resistance pada 1.3515 dan kemudian 1.3619, sedangkan support pada 1.2905 dan 1.2877. Untuk USDJPY minggu lalu berakhir melemah ke level 108.11.  Pasar di minggu ini akan berada di antara resistance level pada 109.73 dan 109.94, serta support pada 107.83 serta level 106.81. Sementara itu, Aussie dollar terpantau melemah ke level 0.6947. Range minggu ini akan berada di antara resistance level di 0.7032 dan 0.7059, sementara support level di 0.6881 dan 0.6837.

Pasar Saham

Untuk pasar saham kawasan, pada minggu lalu di regional Asia secara umum melemah di akhir pekannya oleh memanasnya tensi geopolitik Timur Tengah dengan serangan udara AS di Irak. Indeks Nikkei secara mingguan terpantau berakhir melemah ke level 23,656. Rentang pasar saat ini antara level resistance di level 24091 dan 24286, sementara support pada level 23044 dan lalu 22726. Sementara itu, Indeks Hang Seng di Hong Kong minggu lalu berakhir menguat ke level 28,451. Minggu ini akan berada antara level resistance di 28883 dan 29007, sementara support di 27792 dan 27405.

Bursa saham Wall Street minggu lalu terpantau sempat mencetak rekor baru lalu tergerus setelah serangan AS kepada kelompok tentara Iran di Baghdad yang memicu investor aksi jual. Indeks Dow Jones secara mingguan menguat ke level 28,634.88, dengan rentang pasar berikutnya antara resistance level pada 28873 dan 28930, sementara support di level 28028 dan 27804. Index S&P 500 minggu lalu terkoreksi ke level 3,234.85, dengan berikutnya range pasar antara resistance di level 3258 dan 3300, sementara support pada level 3156 dan 3126.

Pasar Emas

Untuk pasar emas, minggu lalu terpantau melejit di akhir pekan ke level hampir 6 tahun tertingginya sebagai safe haven dengan memanasnya geopolitik Timur Tengah, sehingga harga emas spot menguat signifikan 2.7% ke level $1,552.03 per troy ons. Untuk sepekan ke depan emas akan berada dengan rentang harga pasar antara resistant di $1554 dan berikut $1557, serta support pada $1470 dan $1458.

Selamat Tahun Baru 2020 bagi semua pembaca Vibiznews.com! Tahun yang baru memberikan harapan baru, setelah tahun 2019 merupakan tahun yang bergejolak dan memberi sejumlah kejutan pasar. Tentunya, tidak ada janji bahwa tidak akan ada lagi gejolak di tahun 2020 ini. Amerika dan China sedang memasuki tahap damai dagangnya, walaupun ini seringkali tidak stabil, sehingga patut terus diwaspadai. Di awal tahun ini tensi geopolitik Timur Tengah kembali memanas yang memberikan gejolak baru di pasar investasi. Harapan baru bagi kita bukanlah tenangnya pasar. Bukan, itu tidak akan pernah terjadi, di samping pasar jadi tidak menarik lagi dalam keserbatenangannya. Harapan itu ada pada penguasaan pengetahuan dinamika pasar yang semakin baik. Untuk hal ini, teman setia investasi Anda siapa lagi kalau bukan vibiznews.com? Memasuki tahun yang baru ini, perkenankan kami sampaikan selamat menuai sukses di tahun 2020 serta terima kasih bagi Anda semuanya, pembaca setia Vibiznews!

Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting

Editor: Asido

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here