(Vibiznews – Commodity) – Analisa pergerakan pasar mingguan untuk minyak sawit pada minggu ini, dimana seminggu ini harga minyak sawit turun 4%, penurunan pertama kali setelah kenaikan harga selama 6 minggu berturut-turut. Penurunan terjadi karena peningkatan produksi dan kekhawatiran akan penurunan permintaan akibat gelombang ke dua pandemic covid-19.
Pergerakan harga minyak sawit pada minggu ini :
- Harga minyak sawit September pada hari Jumat 26 Juni di Bursa Malaysia Derivatives Exchange ditutup turun 27 ringgit atau 1.13% menjadi 2,368 ringgit ($552.24) per ton harga terendah sejak 17 Juni.
- Harga minyak sawit September pada hari Rabu di Bursa Malaysia Derivatives Exchange ditutup turun 30 ringgit atau 1.22% menjadi 2,436 ringgit ($570.49) per ton. Range harga pada hari Rabu sempit pada hari Rabu karena menanti laporan ekspor dari 1 – 25 Juni pada hari Kamis.
- Harga minyak sawit September pada hari Selasa di Bursa Malaysia Derivatives Exchange naik 21 ringgit atau 0.85% menjadi 2,466 ringgit perton, setelah pada permulaan pasar sempat turun 1% pada pagi hari.
Harga minyak mentah meningkat karena kekhawatiran pasar tentang status perjanjian dagang AS dan Cina. Menguatnya harga minyak mentah membuat permintaan akan biodiesel, sebagai bahan bakar pengganti meningkat .
- Harga minyak sawit September di Hari Senin 22 Juni di Bursa Malaysia Derivatives Exchange turun 1.13% menjadi RM2,444 per ton. Harga sempat turun 1.8% pada awal sesi.
Faktor – Faktor yang mempengaruhi penurunan harga pada minggu ini :
- Turunnya perkiraan kenaikan ekspor minyak sawit dari 1 – 25 Juni:
- Pada hari Jumat : Southern Peninsular Palm Oil Millers Association memperkirakan bahwa produksi minyak sawit Malaysia dari 1 -25 Juni naik 25% dari bulan lalu
- Pada hari Rabu : Harga mengalami penurunan ketika perkiraan pasar untuk ekspor 1 – 25 Juni naik 40.88% dari bulan lalu, kenaikan ini lebih kecil dari minggu lalu ekspor 1- 20 Juni kenaikan ekspor 50 – 57% dari bulan
- Indonesia
Ekspor Indonesia meningkat untuk turunan dari minyak sawit yaitu olein yang dipakai untuk pembuatan sabun yang permintaannya meningkat selama pandemic covid-19, sementara untuk implementasi dari B30 tetap berjalan.
Selama pandemic covid-19, permintaan minyak sawit dan turunannya meningkat untuk bahan pembuat sabun sedangkan untuk pembuatan minyak goreng dan bahan makanan lainnya permintaannya menurun.
Program B30 tetap dijalankan untuk mempertahankan harga CPO supaya stabil. Di 2019 produksi biodiesel Indonesia sebesar 8.4 juta kl dan konsumsi domestic sebesar 6.39 juta kl dan sisanya sebesar 1.32 juta kl di ekspor.
Produksi B20 sebesar 6.7 juta kl atau 39.7 juta barrel dengan mengerjakan 435,000 petani di perkebunan sawit.
Penggunaan biodiesel di Indonesia menghemat import bahan bakar solar sebesar 6.64 juta kl atau USD3.41 milyar pada tahun lalu.
Produksi CPO Indonesia meningkat dari 17 juta ton di 2008 menjadi 48 juta ton pada tahun lalu.
- The Malaysian Palm Oil Association melaporkan bahwa terjadinya kerugian sekitar 10 -20% dari produksi tahunan karena kekurangan pekerja.
- MPOB memperkirakan produksi minyak sawit Malaysia di 2020 turun 4.3% menjadi 19 juta ton. Ekspor Malaysia turun 11% menjadi 16.5 juta ton.
Kesimpulan :
- Kenaikan harga minyak sawit terhenti karena gelombang ke dua pandemic sedang berlangsung di beberapa negara.
- Peningkatan ekspor pada semester ke dua ini kenaikannya akan menurun.
Loni T / Analyst Vibiz Learning Centre – Vibiz Consulting Group
Editor : Asido