Pertumbuhan Ekonomi Membaik dan Capital Inflow — Domestic Market Outlook, 31 May – 4 June 2021 by Alfred Pakasi

782

(Vibiznews – Editor’s Note) – Pasar investasi domestik pada minggu lalu diwarnai dengan sejumlah isyu, di antaranya:

  • RDG Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 3,50%, sesuai prediksi pasar.
  • BI melihat pertumbuhan ekonomi domestik membaik dan proyeksikan pertumbuhan tahun 2021 tetap pada kisaran 4,1% – 5,1%.
  • Pasar keuangan cenderung menguat dengan capital inflow di tengah sentimen positif regional dan global dari membaiknya data ekonomi di AS.

Untuk korban virus di Indonesia, berita resmi terakhirnya, sudah sekitar 1,803 ribu orang terinfeksi, 1,650 ribu sembuh dengan tingkat kesembuhan tinggi 91.75%, dan 50 ribu lebih orang meninggal.

Minggu berikutnya, isyu antara perkembangan pandemi virus corona, prospek pemulihan ekonomi dalam dan luar negeri akan kembali mewarnai pergerakan pasar. Seperti apa dinamika pasar hari-hari ini? Berikut detail dari Vibiznews Domestic Market Review and Outlook 31 May – 4 June 2021.

===

Minggu lalu IHSG di pasar modal Indonesia terpantau menguat sejalan dengan sentimen positif dari regional dan aksi beli investor asing. Sementara itu, bursa kawasan Asia umumnya menguat. Secara mingguan IHSG ditutup rebound kuat 1.31%, atau 75.496 poin, ke level 5,848.616. IHSG bangkit dari oversold-nya, terpantau berada di sekitar seminggu terkuatnya. Untuk minggu berikutnya (31 Mei – 4 Juni 2021), IHSG kemungkinan masih bisa terangkat di awal pekan namun akan ditahan profit taking pendek, dengan tetap mengacu kepada fundamental bursa kawasan. Secara mingguan, IHSG berada antara resistance di level 6.034 dan 6.115. Sedangkan bila menemui tekanan jual di level ini, support ke level 5.735, dan bila tembus ke level 5.563.

Mata uang rupiah terhadap dollar AS pekan lalu menguat oleh capital inflow ke pasar keuangan terutama di SBN, sementara dollar global agak sideways, sehingga rupiah secara mingguannya berakhir menguat 0.52% ke level Rp 14,280. Rupiah berada di sekitar 1,5 minggu terkuatnya. Kurs USD/IDR pada minggu mendatang diperkirakan akan menurun, atau kemungkinan rupiah lanjutkan penguatannya, dalam range antara resistance di level Rp14,405 dan Rp14,508, sementara support di level Rp14.215 dan Rp14.140.

Harga obligasi rupiah Pemerintah Indonesia jangka panjang 10 tahun terpantau naik secara mingguannya, terlihat dari pergerakan turun yields obligasi dan berakhir ke 6,426% pada akhir pekan. Ini terjadi di tengah aksi beli investor di SBN dan BI mempertahankan suku bunga acuannya. Sementara yields US Treasury cenderung turun pada minggu terakhir ini.

===

Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 24-25 Mei 2021 memutuskan untuk mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 3,50%, suku bunga Deposit Facility sebesar 2,75%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 4,25%. Keputusan ini konsisten dengan prakiraan inflasi yang tetap rendah, serta upaya untuk menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah dan mempercepat upaya pemulihan ekonomi.

Pertumbuhan ekonomi domestik membaik pada triwulan II 2021 sesuai prakiraan. Pada triwulan I 2021, perbaikan ekonomi kembali terlihat dengan kontraksi yang lebih rendah dari triwulan IV 2020, yaitu dari 2,19% (yoy) menjadi 0,74% (yoy). Perbaikan terutama didorong oleh kinerja ekspor akibat kenaikan permintaan Tiongkok dan AS, realisasi belanja fiskal (belanja barang, belanja modal, dan bantuan sosial), serta investasi nonbangunan.

Pada triwulan II 2021, berbagai indikator dini menunjukkan ekonomi terus membaik, seperti tercermin pada ekspektasi konsumen, penjualan eceran, PMI Manufaktur, serta realisasi ekspor dan impor yang tetap meningkat. Dengan perkembangan tersebut, pertumbuhan ekonomi 2021 tetap sesuai dengan proyeksi Bank Indonesia pada April 2021, yakni pada kisaran 4,1% – 5,1%.

BI merilis, pada minggu 24 – 27 Mei 2021, nonresiden di pasar keuangan domestik beli neto Rp6,13 triliun terdiri dari beli neto di pasar SBN sebesar Rp5,45 triliun, dan beli neto di pasar saham sebesar Rp0,69 triliun.

Perbaikan sejumlah indikator ekonomi menunjukkan bahwa ekonomi Indonesia sedang bergerak ke arah pemulihannya di tahun 2021 ini.

===

Berita pasar, apakah isyu dari kawasan Eropa, China, atau Amerika, atau dari the Fed, acapkali memengaruhi pasang surutnya pasar investasi. Satu saat sepertinya memberi harapan, pada kesempatan lain memutuskan ekspektasinya. Sangat tidak menentu. Sering juga spekulasi pasar terbentuk untuk menggerakkan pasar itu sendiri. Kita tidak menyalahkan pasar atas hal tersebut. Pasar tidak pernah salah. Kita, sebagai investor, yang harus mengerti siapa pasar, apa perilakunya dan psikologinya, serta bagaimana penyebabnya. Vibiznews.com dapat menjadi pendukung bagi Anda untuk memahami pasar investasi lebih baik. Bagi Anda kami selalu hadir mendampingi. Saat ini, kami sampaikan terimakasih kepada para members yang telah bersama terus dengan kami, partner sukses investasi Anda, pembaca setia Vibiznews!

 

Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting

Editor: Asido

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here