Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah (21 Januari 2022), Asing Borong Saham

649
Rupiah Menguat
Vibizmedia Photo

(Vibiznews – Economy & Bond) – Mencermati kondisi perekonomian Indonesia khususnya sebagai dampak penyebaran Covid-19, Bank Indonesia menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai Rupiah secara periodik. Indikator dimaksud adalah nilai tukar dan inflasi, sebagai berikut :
A. Perkembangan Nilai Tukar 17 – 21 Januari 2022
Pada akhir hari Kamis, 20 Januari 2022
1. Rupiah ditutup pada level (bid) Rp14.335 per dolar AS.
2. Yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun naik ke level 6,40%.
3. DXY[1] menguat ke level 95,74.
4. Yield UST (US Treasury) Note[2] 10 tahun naik ke level 1,804%.

Pada pagi hari Jumat, 21 Januari 2022
1. Rupiah dibuka pada level (bid) Rp14.340 per dolar AS.
2. Yield SBN 10 tahun turun pada level 6,39%.

Aliran Modal Asing (Minggu III Januari 2022)

  1. Premi CDS Indonesia 5 tahun naik ke level 85,25 bps per 20 Januari 2022 dari 83,79 bps per 14 Januari 2022.
  2. Berdasarkan data transaksi 17-21 Januari 2022, nonresiden di pasar keuangan domestik jual neto Rp0,14 triliun terdiri dari jual neto di pasar SBN sebesar Rp0,41 triliun dan beli neto di pasar saham sebesar Rp0,27 triliun.
  3. Berdasarkan data setelmen s.d 20 Januari 2022 (ytd), nonresiden beli neto Rp1,57 triliun di pasar SBN dan beli neto Rp4,55 triliun di pasar saham.

B. Inflasi berada pada level yang rendah dan terkendali

    1. Berdasarkan Survei Pemantauan Harga pada minggu III Januari 2022, perkembangan harga pada Januari 2022 tetap terkendali dan diperkirakan inflasi sebesar 0,58% (mtm). Dengan perkembangan tersebut, perkiraan inflasi Januari 2022 secara tahun kalender sebesar 0,58% (ytd), dan secara tahunan sebesar 2,20% (yoy).
    2. Penyumbang utama inflasi Januari 2022 sampai dengan minggu III yaitu komoditas Bahan Bakar Rumah Tangga (BBRT) sebesar 0,12% (mtm), daging ayam ras sebesar 0,09% (mtm), telur ayam ras dan tomat masing-masing sebesar 0,05% (mtm), beras sebesar 0,04% (mtm), minyak goreng, sabun detergen bubuk/cair dan rokok kretek filter masing-masing sebesar 0,03% (mtm), cabai rawit dan bawang merah masing-masing sebesar 0,02% (mtm), jeruk, bawang putih, dan mie kering instant masing-masing sebesar 0,01% (mtm). Sementara itu, komoditas yang mengalami deflasi yaitu cabai merah (-0,05%, mtm) dan tarif angkutan udara sebesar -0,02% (mtm).

Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait untuk memonitor secara cermat dinamika penyebaran Covid-19 dan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia dari waktu ke waktu, serta langkah-langkah koordinasi kebijakan lanjutan yang perlu ditempuh untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, serta menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap baik dan berdaya tahan.

Note:
[1] DXY atau Indeks Dolar adalah indeks yang menunjukkan pergerakan dolar terhadap 6 mata uang negara utama lainnya (EUR, JPY, GBP, CAD, SEK, CHF).
[2] UST atau US Treasury Note merupakan surat utang negara yang dikeluarkan pemerintah AS dengan tenor 1-10 tahun.

 

Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting

 

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here