Weekly Market Review Soft Commodities Coffee, Cocoa, and Sugar

617

(Vibiznews – Commodity) – Pada penutupan pasar hari Jumat 25 Februari 2022, harga soft commodities mixed , dengan harga kopi Arabika naik dan harga kopi Robusta naik , melemahnya indeks dolar AS, Harga gula turun mengikuti turunnya harga minyak dan harga kakao turun karena invasi Rusia ke Ukraina.

Pengaruh invasi Rusia ke Ukraina terhadap harga soft commodities  harga akan turun, karena kopi dan kakao adalah makanan dan minuman tambahan yang akan dibeli pada saat makanan pokok sudah dapat dibeli, apabila perekonomian turun maka penghasilan turun membuat lebih dahulu membeli makanan pokok.

Harga kopi pada penutupan pasar hari Jumat naik karena melemahnya indeks dolar membuat kenaikan harga komoditas. Harga kopi Arabika naik dari harga terendah 3 minggu pada hari Kamis setelah invasi Rusia ke Ukraina dapat memicu kenaikan harga bahan bakar dan menurunkan perekonomian sehingga konsumen akan menurunkan pembelian kopi, karena membatasi kunjungan ke restoran dan kafe.

Harga gula pada penutupan pasar pada hari Jumat turun dengan harga gula di New York turun ke harga terendah 2 ½ minggu, karena turunnya harga minyak mentah, sehingga harga etanol turun, akibatnya pabrik penggilingan tebu akan membuat gula daripada etanol sehingga persediaan gula naik.

Harga kakao pada penutupan pasar hari Jumat masih melanjutkan turun, dengan harga kakao di New York turun ke harga terendah 3 ½ minggu, karena invasi Rusia ke Ukraina akan menaikan harga bahan bakar dan mempengaruhi ekonomi global. Turunnya perekonomian membuat pengeluaran konsumsi coklat berkurang.

Adapun penggerak pasar pada minggu ini adalah sebagai berikut :

KOPI
Harga kopi Arabika Mei di ICE New York naik 75 sen (0.32%) menjadi $238.65 dan harga kopi Robusta Mei di ICE London naik 0.22%.

Faktor Penggerak Harga Kopi :

  • Produksi kopi dunia di 2020/21 ( Oktober – September) akan turun 0.1% dari tahun lalu menjadi 168.88 juta kantong menurut ICO.
  • Konsumsi kopi global di 2020/21 naik 2% dari tahun lalu menjadi 167.68 juta kantong menurut ICO.
  • Pasar kopi global di 2020/21 akan menjadi surplus 1.2 juta kantong dari surplus 4.56 juta kantong di 2019/20 menurut ICO.
  • Laporan ICO total ekspor kopi global dari 1 Oktober sampai 31 Desember 2021/22 turun 1.6% dari tahun lalu menjadi 31.289 juta kantong.
  • Perkiraan ekspor kopi Brazil di 2021/22 turun 27% dari tahun lalu menjadi 33.2 juta kantong dari 45.67 juta kantong di 2020/21 karena kekeringan menurut the USDA’s FAS
  • Produksi kopi Arabika Brazil di 2022 diperkirakan akan naik 16.8% dari tahun lalu menjadi sebesar 55.7 juta menurut CONAB
  • Colombia National Federation of Coffee Growers melaporkan pada hari Jumat lalu produksi kopi Januari turun 20% dari tahun lalu menjadi 868,000 kantong dan ekspor Januari turun 1% dari tahun lalu menjadi 1.063 juta kantong
  • Ekspor kopi Robusta Vietnam di 2021 turun 0,2% dari tahun lalu menjadi 1. 61 MMT menurut Vietnam’s General Statistics Office , karena mahalnya biaya pengiriman dan kekurangan container untuk pengiriman membuat ekspor kopi Vietnam turun.
  • The Green Coffee Association melaporkan persediaan kopi hijau di AS turun 0.6% dari bulan lalu dan turun 0.8% dari bulan lalu 5,795,841 kantong.

Analisa tehnikal untuk kopi Arabika dengan support pertama di $235, berikut ke $228 sedangkan resistant pertama di $ 243 dan berikut ke $ 252

GULA
Harga gula Mei di ICE New York turun 31 sen (1.73%) menjadi $17.60 dan harga gula Mei di ICE London turun 1.38%.

Faktor Penggerak Pasar Gula:

  • Produksi gula dunia di 2021/22 ( Oktober/ September) akan naik 0.08% dari tahun lalu menjadi 170.47 MMT dari 170.335 MMT di 2020/21 menurut ISO.
  • Pasar gula dunia di 2021/22 akan defisit -2.55 MMT dari –2.02 MMT di 2020/21 menurut ISO
  • Produksi gula Brazil, negara produsen gula terbesar di dunia di tahun 2020/21 akan naik 32% dari tahun lalu 39.3 MMT dari 29.8 MMT di 2019/20 menurut CONAB.
  • Persentase tebu yang dijadikan gula naik 46.4% di 2020/21 dari 34.9% di 2019/20 karena turunnya permintaan etanol menurut CONAB.
  • Produksi gula India di 2021/22 dari 1 Oktober – 15 Februari naik 5.6% dari tahun lalu menjadi 22.1 MMT menurut Indian Sugar Mills Association (ISMA)
  • Ekspor gula India di 2021/22 turun 15% dari tahun lalu menjadi 6 MMT dari 7.1 MMT di 2020/21 menurut Indian Sugar Mills Association (ISMA)
  • Produksi gula Thailand 2021/22 dari 7 Desember – 6 Januari perkirakan naik 58% dari tahun lalu menjadi 1.9 MMT menurut the Thailand Office of Cane and Sugar Board

Analisa tehnikal untuk gula dengan support pertama di $ 17.50 an berikut ke $ 17.10 sedangkan resistant pertama di $ 18.10 dan berikut ke $ 18.60

KAKAO
Harga kakao Mei di ICE New York turun 2 sen (0.08%) menjadi $2,614 per ton dan harga kakao Mei di ICE London turun 0.3%.

Faktor penggerak pasar kakao :

  • Perkiraan produksi kakao dunia di 2020/21 (Oktober – September) akan naik 8.7% dari tahun lalu menjadi 5. 14 MMT menurut ICCO
  • Perkiraan produksi kakao yang digiling akan naik 4.1% dari tahun lalu menjadi 4.91 MMT menurut ICCO
  • Perkiraan pasar Kakao global di 2020/21 akan surplus 212,000 dari surplus 10,000 MT di 2019/20 menurut ICCO.
  • Pemerintah Ivory Coast melaporkan bahwa kumulatif kakao yang dikirim petani ke pelabuhan dari 1 Oktober sampai 20 Februari sebesar 1.66 MMT naik 1.8% dari tahun lalu pada periode yang sama
  • The Ghana Cocoa Board pada hari Rabu 6 Oktober memperkirakan panen kakao Ghana di 2021/22 sebesar 950,000 MT turun 5.6% dari 1.06 MMT perkiraan panen 2020/21

Analisa tehnikal untuk kakao dengan support pertama di $ 2,5830 dan berikut ke $2,500 sedangkan resistant pertama di $2,640 dan berikut ke $2,700

Loni T / Senior Analyst Vibiz Research Centre Division, Vibiz Consulting