Harga Gula Melanjutkan Kenaikan, Harga Kakao dan Kopi Arabika Turun, Weekly Market Review

880

(Vibiznews – Commodity) – Pada penutupan pasar hari Jumat 11 Maret 2022, harga soft commodities mixed, Harga kopi mixed setelah pemerintah Brazil meminta sangsi terhadap Rusia larangan impor pupuk dibebaskan, harga gula masih naik mengikuti kenaikan harga minyak mentah, harga kakao melanjutkan penurunan karena pengaruh cuaca, hujan turun di Afrika Barat.

Harga minyak mentah mengalami rekor tertingginya di Hari Selasa 8 Maret setelah AS mengumumkan melarang pembelian minyak mentah dan gas alam dari Rusia, dan diikuti juga oleh beberapa negara NATO lainnya.

Harga kopi pada penutupan pasar hari Jumat mixed karena Pemerintah Brazil melalui Brazil Agriculture Minister mengusulkan agar pupuk dibebaskan dari sangsi terhadap Rusia supaya berkurangnya kekhawatiran bahwa hasil panen bisa berkurang . Brazil Agriculture Minister akan mempromosikan kebijakan pajak dan pinjaman untuk menaikkan produksi pupuk domestik. Saat ini Brazil mengimpor pupuk 85% dari kebutuhan pupuk petani.

Harga gula naik pada penutupan pasar hari Jumat mengikuti kenaikan harga minyak mentah lebih dari 2%. Naiknya harga minyak mentah membuat harga etanol menjadi naik sehingga pabrik penggilingan tebu lebih memilih membuat etanol sehingga persediaan gula berkurang.

Petrobas, perusahaan minyak mentah di Brazil menaikkan harga bensin ke distributor 19% menjadi 3.86 reais per liter dari 3.25 reais per liter.

Harga kakao turun pada penutupan pasar hari Jumat karena turun hujan di Afrika Barat sehingga hasil panen akan meningkat di panen tengah tahun yang akan dimulai bulan depan. Penurunan harga kakao terhenti karena GBPUSD melemah ke terendah 16 bulan terhadap dolar.Adapun penggerak pasar pada minggu ini adalah sebagai berikut :

KOPI
Harga kopi Arabika Mei di ICE New York turun $2.25 (1%) menjadi $221.95 dan harga kopi Robusta Mei di ICE London naik 0.10%.

Harga Kopi turun 10.5 % dari sejak Invasi Rusia ke Ukraina 24 Februari 2021

Faktor Penggerak Harga Kopi :

  • Produksi kopi dunia di 2020/21 ( Oktober – September) akan turun 0.1% dari tahun lalu menjadi 168.88 juta kantong menurut ICO.
  • Konsumsi kopi global di 2020/21 naik 2% dari tahun lalu menjadi 167.68 juta kantong menurut ICO.
  • Pasar kopi global di 2020/21 akan menjadi surplus 1.2 juta kantong dari surplus 4.56 juta kantong di 2019/20 menurut ICO.
  • Laporan ICO total ekspor kopi global dari 1 Oktober sampai Januari 2021/22 turun 1.5% dari tahun lalu menjadi 41.8 juta kantong.
  • Perkiraan ekspor kopi Brazil di 2021/22 turun 27% dari tahun lalu menjadi 33.2 juta kantong dari 45.67 juta kantong di 2020/21 karena kekeringan menurut the USDA’s FAS
  • Produksi kopi Arabika Brazil di 2022 diperkirakan akan naik 16.8% dari tahun lalu menjadi sebesar 55.7 juta menurut CONAB
  • Colombia National Federation of Coffee Growers melaporkan pada hari Kamis produksi kopi Februari turun 16% dari tahun lalu menjadi 928,000 kantong dan ekspor Februari turun 23% dari tahun lalu menjadi 980 juta kantong
  • Ekspor kopi Robusta Vietnam di 2021 turun 0,2% dari tahun lalu menjadi 1. 61 MMT menurut Vietnam’s General Statistics Office , karena mahalnya biaya pengiriman dan kekurangan container untuk pengiriman membuat ekspor kopi Vietnam turun.
  • The Green Coffee Association melaporkan persediaan kopi hijau di AS turun 0.6% dari bulan lalu dan turun 0.8% dari bulan lalu 5,795,841 kantong.

Analisa tehnikal untuk kopi Arabika dengan support pertama di $215, berikut ke $210 sedangkan resistant pertama di $ 231 dan berikut ke $ 239

GULA
Harga gula Mei di ICE New York naik 14 sen (0.73%) menjadi $19.24 dan harga gula Mei di ICE London naik 0.51%.

Harga gula mengalami kenaikan 7.6% sejak dari tanggal invasi Rusia ke Ukraina tanggal 24 Februari, dan sempat naik 8.6% pada hari Selasa 8 Maret.

Faktor Penggerak Pasar Gula:

  • Produksi gula dunia di 2021/22 ( Oktober/ September) akan naik 1% dari tahun lalu menjadi 170.51 MMT dari 170.335 MMT di 2020/21 menurut ISO.
  • Pasar gula dunia di 2021/22 akan defisit –1.93 MMT dari –2. 29 MMT di 2020/21 menurut ISO
  • Produksi gula Brazil, negara produsen gula terbesar di dunia di tahun 2020/21 akan naik 32% dari tahun lalu 39.3 MMT dari 29.8 MMT di 2019/20 menurut CONAB.
  • Persentase tebu yang dijadikan gula naik 46.4% di 2020/21 dari 34.9% di 2019/20 karena turunnya permintaan etanol menurut CONAB.
  • Produksi gula India di 2021/22 diperkirakan naik menjadi 33.3 MMT dari perkiraan Januari 31.5 juta menurut Indian Sugar Mills Association (ISMA)
  • Ekspor gula India di 2021/22 akan mencapai rekor 7.5 MT menurut Indian Sugar Mills Association (ISMA)
  • Produksi gula Thailand 2021/22 dari 7 Desember – 6 Januari perkirakan naik 58% dari tahun lalu menjadi 1.9 MMT menurut the Thailand Office of Cane and Sugar Board

Analisa tehnikal untuk gula dengan support pertama di $ 19.20 dan berikut ke $ 18.50 sedangkan resistant pertama di $ 19.50 dan berikut ke $ 19.80

KAKAO
Harga kakao Mei di ICE New York turun $63 (2.35%) menjadi $2,620 per ton, dan harga kakao Mei di ICE London turun 0.89%.

Harga kakao turun 0.7% sejak Invasi Rusia ke Ukraina 24 Februari 2021.

Faktor penggerak pasar kakao :

  • Perkiraan produksi kakao dunia di 2021/22 (Oktober – September) akan turun 5.2% dari tahun lalu menjadi 4.995 MMT menurut ICCO
  • Perkiraan produksi kakao yang digiling 2021/22 akan naik 2.6% dari tahun lalu menjadi 5.09 MMT menurut ICCO
  • Perkiraan pasar Kakao global di 2021/22 akan defisit 181,000 MT dari surplus 215,000 MT di 2020/21 menurut ICCO.
  • Pemerintah Ivory Coast melaporkan bahwa kumulatif kakao yang dikirim petani ke pelabuhan dari 1 Oktober sampai 6 Maret sebesar 1.74 MMT naik 3% dari tahun lalu pada periode yang sama
  • The Ghana Cocoa Board pada hari Rabu 6 Oktober memperkirakan panen kakao Ghana di 2021/22 sebesar 950,000 MT turun 5.6% dari 1.06 MMT perkiraan panen 2020/21

Analisa tehnikal untuk kakao dengan support pertama di $ 2,600 dan berikut ke $2,550 sedangkan resistant pertama di $2,740 dan berikut ke $2.840

Loni T / Senior Analyst Vibiz Research Centre Division, Vibiz Consulting