(Vibiznews – Commodity) – Setelah the Malaysian Palm Oil Board memberikan Laporan Bulanan Persediaan dan Permintaan Maret maka harga minyak sawit pada hari Senin ditutup mendekati ke harga tertinggi dua minggu, namun karena meningkatnya produksi dan turunnya ekspor di awal April harga minyak sawit tidak dapat melanjutkan kenaikannya dan turun pada penutupan pasar hari Senin.
Harga minyak sawit Juni di Bursa Malaysia Derivatives Exchange turun 85 ringgit atau 1.44% menjadi 6,006 ringgit ($1,420.19) per ton.
Harga minyak sawit kembali diatas 6,000 ringgit setelah Laporan bulanan Persediaan dann Permintaan Maret
Pada minggu lalu harga minyak sawit naik 6.4%.
Laporan Bulanan Persediaan dan Permintaan Maret dari the Malaysian Palm Oil Board
Persediaan :
Persediaan CPO turun menjadi 764,079 ton pada bulan Maret, turun 2.6% atau 20,409 ton dari 784,488 ton di bulan Februari,
Total persediaan minyak sawit turun 2.99%dari bulan lalu menjadi 1.47 juta ton dari 1.51 juta ton, dengan persediaan minyak sawit yang sudah diproses turun 3.41% menjadi 708,731 ton dari 733,750 ton.
Produksi
- Produksi CPO naik 24.07% menjadi 1.41 juta ton di bulan Maret 2022 dibandingkan 1.13 juta ton pada bulan Februari.
- Produksi biji sawit naik 26.89% menjadi 359,165 ton dibandingkan 283,046 ton, produksi minyak biji sawit naik 26.86% menjadi 160,693 ton di bulan Maret dibanding 126,669 ton pada bulan Februari.
Ekspor
- Ekspor minyak sawit naik 14.14% menjadi 1.26 juta ton di bulan Maret 2022 dari 1.1 juta ton di bulan Februari Ekspor minyak biji sawit naik 22.04% menjadi 69,221 ton, dibanding 56,720 ton pada bulan sebelumnya
- Ekspor olein naik 3.22% menjadi 235,625 ton dari 228,272 ton di bulan sebelumnya.
- Ekspor biodiesel turun 64.6% menjadi 15,853 ton dari 44,77 ton pada bulan Februari.
- Ekspor minyak sawit Malaysia dari tanggal 1 – 10 April turun 26% dari bulan Maret pada minggu yang sama menurut cargo surveyor.
Harga kedelai di Chicago Board of Trade naik pada hari Jumat setelah USDA (The U.S. Department of Agricuture menurunkan perkiraan produksi Amerika selatan dan menurunkan perkiraan kedelai di AS.
Dengan ditutupnya Laut Hitam maka Ukraina hanya bisa mengekspor 600,000 ton biji-bijian dan minyak nabati per bulan, namun ekspor akan dinaikkan sampai 2 juta ton menurut pedagang UGA.
Ukraina adalah pengekspor utama dari minyak bunga matahari, tapi pengiriman terhambat sejak Invasi Rusia ke Ukraina sehingga pelabuhan laut Hitam tertutup, tetapi Ukraina mencari rute lain ditengah kelangkaan minyak nabati global
Review Pergerakan harga pada minggu pertama bulan April 2022 :
- Harga minyak sawit Juni pada hari Jumat 8 April naik 93 ringgit atau 1.6% menjadi 5,920 ringgit ($1,402.84) per ton mengakhiri penurunan selama 2 hari sehingga kenaikan harga minyak sawit mingguan menjadi 6.36%.
- Harga minyak sawit Juni pada hari Kamis 7 April Di Bursa Malaysia Derivative Exchange turun 89 ringgit atau 1.51% menjadi 5,823 ringgit ($1,381.00) per ton
- Investor mengambil keuntungan karena permintaan berkurang karena tingginya harga minyak sawit daripada harga minyak nabati lainnya.
- The MPOA memperkirakan adanya kenaikan produksi bulan Maret 19% menjadi 1.35 juta ton lebih besar dari perkiraan pasar dan meningkatkan persediaan.
- Harga minyak sawit Juni pada hari Rabu 6 April di Bursa Malaysia Derivatives Exchange turun 93 ringgit atau 1.54% menjadi 5,927 ringgit ($1,410.18) per ton.
- Harga minyak mentah dan minyak kedelai turun karena Rusia menjanjikan untuk mengurangi serangan terhadap Kyiv dan kota yang lain, tetapi Ukraina dan negara Eropa tidak percaya akan hal ini karena Rusia pasti akan menyerang negara bagian lainnya.
- Harga minyak sawit Juni pada hari Selasa 5 April di Bursa Malaysia Derivatives Exchange naik 218 ringgit atau 3.83% menjadi 5,910 ringgit ($1,385.71) per ton
- Harga minyak sawit Juni pada hari Senin 4 April di bursa Malaysia Derivatives Exchange naik 120 ringgit atau 2.16% menjadi 5,686 ringgit (1,348.99 ) per ton sehingga mengakhiri penurunan selama tiga hari.
- Persetujuan Malaysia dan Indonesia bahwa harga minyak sawit ditentukan oleh kedua produsen besar dengan tidak melakukan kompetisi harga.
- Tetapi belum diketahui langkah apa yang dilakukan oleh kedua negara dalam kebijakan ekspor minyak sawit supaya tidak bersaing, bisa jadi Malaysia juga akan menaikkan pajak ekspor yang sekarang 8 % untuk CPO.
- Harga minyak mentah naik diatas $105 per barel karena persediaaan ketat sejak Rusia melakukan invasi ke Ukraina sehingga minyak sawit menjadi menarik sebagai bahan pengganti sebagai biodiesel
Kesimpulan :
- Pada minggu lalu harga minyak sawit naik karena mengikuti kenaikan dari harga minyak kedelai.
- Cina sedang mengalami kenaikan penderita covid sehingga infrastruktur ditutup termasuk airport dan pelabuhan, perekonomian yang melambat akan berakibat pada permintaan akan minyak sawit.
- Permintaan Malaysia diperkirakan akan meningkat karena Indonesia sedang mengatur persediaan minyak sawit domestik sehingga mengurangi ekspor.
- Produksi di Malaysia akan kembali naik setelah lockdown tidak ada dan juga cuaca sedang baik untuk produksi.
- Indonesia sedang merencanakan untuk membatasi ekspor minyak sawit untuk menjaga harga di dalam negeri.
- Kalau permintaan Cina dan India menurun maka harga minyak sawit akan kembali turun, namun pergerakan harga minyak sawit bisa hanya mengikuti harga minyak kedelai yang dipengaruhi juga oleh pergerakan harga minyak mentah, dimana saat ini pergerakannya sangat volatile setelah Rusia melakukan invasi ke Ukraina.
Analisa tehnikal untuk minyak sawit dengan support pertama 5,750 ringgit dan berikut ke 5,480 ringgit sedangkan resistant pertama di 6,020 ringgit dan berikut ke 6,170 ringgit
https://www.vibiznews.com/2022/04/08/review-triwulan-i-pergerakan-harga-minyak-sawit/
Loni T / Senior Analyst Vibiz Research Centre Division, Vibiz Consulting