Rekomendasi Emas Mingguan 18 – 22 April 2022: Menuju $2,000, Rintangan Utama USD

1256

(Vibiznews – Commodity) Minggu lalu emas mengetes level kritikal menuju $2,000. Rintangan utamanya adalah kuatnya dollar AS.

Memulai minggu yang baru pada minggu lalu dengan kenaikan ke $1,946, harga emas melanjutkan kenaikannya 1.5% dengan emas berjangka kontrak bulan Juni di Comex pada akhir hari jumat diperdagangkan di $1,974 per troy ons, meskipun dolar AS menguat hampir sepanjang minggu. Hal ini menunjukkan ketangguhan daripada emas sebagai assets safe – haven.

Harga emas mengalami kenaikan dan terus bertahan di ketinggiannya menghadapi tekanan dolar AS yang terus menguat sepanjang minggu karena kekuatiran akan terus naiknya inflasi yang menjadi semakin problematik. Angka inflasi AS, CPI naik ke 8.5% dari bulan sebelumnya di 7.9% dan lebih tinggi daripada yang diperkirakan di 8.4%.

Pada hari Senin, harga emas sempat membukukan keuntungan yang besar pada awal perdagangan sesi AS hari Senin karena minat beli safe – haven di tengah kekuatiran akan inflasi yang menjadi semakin problematik pada bulan – bulan yang akan datang. Postur tehnikal jangka pendek bagi emas telah menjadi semakin bullish belakangan ini. Hal ini juga mengundang spekulator yang berdasarkan analisa grafik berada di sisi beli dari pasar emas. Namun menguatnya dollar AS menahan kenaikan harga emas sehingga mengecilkan keuntungan emas. Emas berjangka bulan Juni naik $4.20 ke $1,950.90 per troy ons.

Harga emas diperdagangkan naik pada hari Selasa dengan dirilisnya laporan inflasi AS yang memanas dan dianggap sebagai problematik. Emas berjangka kontrak bulan Juni naik $19.60 ke $1,970.90 per troy ons.

Inflasi AS pada bulan Maret naik menyentuh ke tinggian 4 dekade yang baru, di 8.5% per tahun. Angka Consumer Price Index (CPI) AS yang muncul di 8.5% ini lebih tinggi daripada yang diperkirakan pasar kenaikan di 8.4%. Sementara angka inflasi bulan Februari berada pada 7.9% per tahun.

Harga emas naik pada awal perdagangan sesi AS hari Rabu, setelah laporan inflasi AS yang lainnya selain Consumer Price Index yang keluar kemarin, juga mencetak rekor ketinggian baru. Emas berjangka kontrak bulan Juni naik ke $1,977.60.

Pada hari Rabu, Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan Producer Price Index (PPI) AS naik 1.4% di bulan Maret setelah kenaikan 0.9% di bulan Februari. Data PPI ini juga lebih tinggi daripada yang diperkirakan oleh para ekonom kenaikan sebesar 1.1%. Secara tahunan laporan ini mengatakan bahwa inflasi sudah mencapai  rekor ketinggian yang baru di 11.2%.

Harga emas turun pada awal perdagangan sesi AS hari Kamis, karena koreksi normal setelah kenaikan yang besar belakangan ini. Menurut data yang dirilis Departemen Perdagangan AS, penjualan ritel AS hanya naik 0.5% pada bulan Maret setelah revisi naik angka bulan Februari dengan kenaikan 0.8%, sementara para ekonom memperkirakan kenaikan sebesar 0.6%. Angka penjualan ritel yang lemah ini ikut mendorong turun harga emas. Emas berjangka kontrak bulan Juni turun $1.00 ke $1,976.40 per troy ons.

Pada hari Jumat harga emas relatif stabil dan diperdagangkan di sekitara $1,975 per troy ons di tengah sepinya perdagangan karena liburan panjang hari Raya Paskah selama 3 hari di banyak negara.

Dengan daya tarik safe – haven kembali muncul di tengah ketegangan geopolitik yang signifikan, rintangan utama yang membatasi kenaikan harga emas saat ini adalah dollar AS. Indeks dollar AS naik menembus level psikologis kunci di 100 pada hari Kamis minggu lalu.

Memulai minggu yang baru pada minggu lalu di 99.892, indeks dolar AS mengalami kenaikan pada hari Senin dengan naiknya yields obligasi treasury AS. Pada hari Rabu, dolar AS mendapatkan keuntungan dari para pembicara the Fed yang hawkish di tengah lingkungan yang enggan terhadap resiko. Pada hari Kamis dollar AS menguat karena nada ECB yang dovish dan karena naiknya yields treasury AS. Indeks dolar AS mengakhiri minggu lalu dengan berada di level di atas 100 di 100.303.

Emas mendapatkan permintaan safe – haven yang kuat. Namun hal yang sama juga berlaku buat dollar AS. Hal ini bisa menjadi potensi badai bagi emas. USD dipandang sebagai yang paling aman. Investor mencari keamaan di tengah kekacauan dan ketidakpastian yang terjadi di pasar. Emas juga sama, dipandang sebagai tempat yang aman.

Eskalasi ketegangan lebih lanjut di geopolitik pada minggu ini adalah ancaman Rusia untuk menurunkan senjata nuklirnya dan misil hipersoniknya apabila Swedia dan Finlandia bergabung dengan NATO. Ancaman Rusia ini datang sehari setelah Joe Biden mengumumkan bahwa Amerika Serikat sedang memberikan kepada Ukraina tambahan persenjataan, termasuk arteleri berat senilai $800 juta.

Tekanan dari menguatnya dollar AS yang baru ini bisa menahan kenaikan harga emas di dalam rentang pergerakan harga saat ini sampai indeks dollar AS turun kembali ke bawah 100.

Ada kepercayaan bahwa dollar AS akan berhenti naik di level 100. Namun saat ini kita melihat momentum bullish dollar AS berlanjut terus. Dalam jangka pendek dollar AS bisa naik lebih tinggi lagi. Meskipun momentum bullish bagi emas secara fundamental tetap utuh, menguatnya dollar AS sebagaimana dengan yang sudah dijabarkan, bisa membatasi kenaikan harga emas ke level $2,000.

Selain faktor safe – haven, naiknya yields treasury AS juga mendorong naik dollar AS dan menekan harga emas.

Rally dari dollar AS juga disebabkan oleh karena naiknya yields treasury AS. Yields obligasi treasury AS benchmark 10 tahun berada pada level yang tertinggi dalam lebih dari 3 tahun di 2.62%, naik lebih dari 2% per hari.

Dalam perjalanan naik ke $2,000 per ons, emas akan mengalami kesulitan yang lebih besar untuk menembus resistance di $1,975 per ons dari pada di level $2,000 per ons. Faktor penghalang terbesar adalah dollar AS. Jika dollar AS turun kembali kea rah 99 – 98 maka akan lebih mudah bagi emas untuk menembus $2,000, yang pada akhirnya nanti pasti akan terjadi.

Level $2,000 bisa segera dicapai dalam bulan ini atau bulan depan, namun trader perlu siap menghadali volatilitas harga emas ke arah manapun, baik naik maupun turun. Level ketakutan dan kecemasan di pasar saat ini bisa membuat level $2,000 segera tercapai, namun probabilita yang sama bisa terjadi dimana harga emas berbalik turun ke $1,900 apabila tercapai resolusi dalam konflik di Ukraina atau apabilan ekspektasi terhadap inflasi mulai menurun.

Pasar emas juga akan menaruh perhatian yang seksama terhadap petunjuk dari bank sentral di seluruh dunia, khususnya pengumuman tingkat bunga dari Bank of England dan pada pertemuan Federal Reserve di bulan Mei. Pasar akan terus memasukkan dalam perhitungan siklus pengetatan yang agresif.

ECB tetap mempertahankan tingkat bunganya tidak berubah sebagaimana dengan yang telah diperkirakan, namun ECB cenderung bersikap dovish. Bank sentral Eropa ini mengatakan bahwa dalam kondisi sekarang ini dengan ketidakpastian yang tinggi, Dewan Gubernur akan memelihara optionality, gradualism, dan flexibility di dalam kebijakan moneternya. Pasar keuangan sekarang memperhitungkan dalam harga kenaikan tingkat bunga sebesar 64 bps pada akhir tahun, turun dari sebelumnya 68 bps.

The Fed boleh dipandang sebagai ketinggalan di belakang kurva inflasi dengan bank sentral AS ini fokus kepada inflasi inti dan bukan kepada inflasi umum, yang bisa menjadi suatu kesalahan.

Inflasi AS pada bulan Maret naik menyentuh ke tinggian 4 dekade yang baru, di 8.5% per tahun. Angka Consumer Price Index (CPI) AS yang muncul di 8.5% ini lebih tinggi daripada yang diperkirakan pasar kenaikan di 8.4%. Sementara angka inflasi bulan Februari berada pada 7.9% per tahun.

Pada hari Rabu, Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan Producer Price Index (PPI) AS naik 1.4% di bulan Maret setelah kenaikan 0.9% di bulan Februari. Data PPI ini juga lebih tinggi daripada yang diperkirakan oleh para ekonom kenaikan sebesar 1.1%.  Secara tahunan laporan ini mengatakan bahwa inflasi sudah mencapai  rekor ketinggian yang baru di 11.2%.

Setelah data dari AS menunjukkan bahwa inflasi produsen melompat ke 11.2% per tahun pada bulan Februari, indeks dollar AS berbalik positip pada hari itu dan mendekati 100.50.

Inflasi inti memang kelihatan lebih bagus. Tapi apakah hal ini akan bisa meyakinkan para trader dan investor bahwa bank sentral AS ini tidak akan menjadi terlalu agresif?

Dari AS akan keluar data ekonomi yang bisa mempengaruhi pergerakan harga yaitu Building Permits AS bulan Januari pada hari Selasa, existing home sales AS pada hari Rabu, Philadelphia Fed manufacturing index, jobless claims, Consumer Confidence bulan Februari pada hari Kamis dan PMI Manufaktur dan Jasa pada hari Jumat.

“Support” terdekat menunggu di $1,966 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $1,950 dan kemudian $1,923.

“Resistance” terdekat menunggu di $1,975 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $1,986 dan kemudian $2,000.

Ricky Ferlianto/VBN/Head Research Vibiz Consulting

Editor: Asido