Weekly Market Review Soft Commodities : Coffee – Sugar – Cocoa

676

(Vibiznews – Commodity) – Review Pasar Minggu Ke Tiga bulan Juni, Harga soft commodities di akhir minggu mixed, pada minggu ini the Feds menaikkan tingkat suku bunga 75 basis poin karena tingkat inflasi yang tinggi, pasar memperkirakan akan terjadinya resesi sehingga permintaan akan komoditas tambahan seperti soft commodities akan berkurang dan akan menuruntkan harga soft commodities. Harga kopi Arabika turun , persediaan kopi hijau meningkat , harga gula naik , India akan membatasi ekspor gula dimulai pada bulan Oktober, Harga Kakao naik dari harga terendah pada hari Kamis.

Harga kopi pada penutupan pasar hari Jumat 17 Juni turun karena menguatnya indeks dolar dan juga meningkatnya persediaan kopi AS setelah the Green Coffee Association melaporkan pada hari Kamis bahwa persediaan kopi hijau di AS pada bulan Mei naik 1.6% dari bulan lalu dan 3.2% dari tahun lalu menjadi 6.004 juta kantong.

Harga gula pada penutupan pasar hari Jumat 17 Juni naik karena Laporan dari Reuters bahwa India akan membatasi ekspor 6 sampai 7 MMT mulai bulan Oktober. Kenaikan harga gula pada awal pasar turun lagi karena turunnya harga minyak mentah 7% sampai ke harga terendah 4 minggu. Namun pada akhir pasar harga gula masih naik sedikit.

Harga kakao naik pada penutupan pasar hari Jumat 17 Juni harga kakao naik dari harga terendah 10 3/4 bulan pada hari Rabu di New York dan dari harga terendah 5 minggu di London pada hari Kamis karena peningkatan inflasi dapat mengurangi permintaan akan kakao.

Adapun penggerak pasar pada minggu ini adalah sebagai berikut :

KOPI

Harga kopi Arabika Juli di ICE New York ditutup turun $4.30 (1.85%) menjadi $227.65 dan harga kopi Robusta Juli di ICE London turun 1.24%.

Faktor Penggerak Harga Kopi :

⦁ Produksi kopi dunia di 2020/21 ( Oktober – September) akan turun 2.1% dari tahun lalu menjadi 167.17 juta kantong menurut ICO.

⦁ Konsumsi kopi global di 2020/21 naik 3.3% dari tahun lalu menjadi 170.30 juta kantong menurut ICO.

⦁ Pasar kopi global di 2020/21 akan menjadi defisit –3.13 juta kantong dari surplus 5.97 juta kantong menurut ICO

⦁ Laporan ICO total ekspor kopi global Oktober – September 2020/21 naik 1.2% dari tahun lalu menjadi 128.931 juta kantong.

⦁ Perkiraan ekspor kopi Brazil di 2021/22 turun 27% dari tahun lalu menjadi 33.2 juta kantong dari 45.67 juta kantong di 2020/21 karena kekeringan menurut the USDA’s FAS

⦁ Produksi kopi Brazil di 2022 diperkirakan akan naik 12% menjadi 53.4 juta kantong menurut CONAB

⦁ Colombia National Federation of Coffee Growers melaporkan produksi kopi Colombia dari Januari sampai Mei turun 4% dari tahun lalu menjadi 4.5 juta kantong

⦁ Ekspor kopi Robusta Vietnam dari Januari sampai Mei 2022 naik 23.2% dari tahun lalu menjadi 881,565 MT menurut Vietnam’s General Statistics Office

⦁ Produksi kopi Robusta Vietnam di 2021/22 diperkirakan naik menjadi 31.58 juta kantong dari 31.1 juta kantong tetapi di 2022/23 produksi akan turun 2.2% dari tahun lalu menjadi 30.9 juta kantong menurut USDA.

⦁ The Green Coffee Association melaporkan pada hari Kamis persediaan kopi hijau di AS di bulan Mei naik 1.6% dari bulan lalu dan naik 3.2% dari tahun lalu menjadi 6.004 juta kantong

Selama seminggu ini harga kopi Arabika turun 0.55%.

Analisa tehnikal untuk kopi Arabika dengan support pertama di $222 , berikut ke $219 sedangkan resistant pertama di $ 235 dan berikut ke $ 240

GULA

Harga gula Juli di ICE New York naik 2 sen (0.11%) menjadi $18.60 dan harga gula putih Agustus di ICE London naik 0.47%

Selama seminggu ini harga gula turun 1,43 %.

Faktor Penggerak Pasar Gula:

⦁ Produksi gula dunia di 2022/23 ( Oktober/ September) akan naik 2% dari tahun lalu menjadi 174.400 MMT dari 174.000 MMT di 2021/22 menurut ISO.

⦁ Pasar gula dunia di 2022/23 akan menjadi 2.8 MMT dari surplus 237,000 MT di 2021/22 menurut ISO

⦁ Persentase tebu yang dijadikan gula naik 46.4% di 2020/21 dari 34.9% di 2019/20 karena turunnya permintaan etanol menurut CONAB.

⦁ Perkiraan Produksi gula Brazil, negara produsen gula terbesar di dunia di tahun 2022/23 naik 15% dari tahun lalu menjadi 40.3 MMT menurut CONAB.

⦁ Perkiraan Export Brazil di 2022/23 naik 3.7% dari tahun lalu menjadi 26.6 MMT menurut USDA FAS

⦁ Produksi gula India di 2021/22 dari 1 Oktober – 15 Mei naik 14.4% dari tahun lalu menjadi 34.88 MMT menurut Indian Sugar Mills Association (ISMA)

⦁ Ekspor gula India di 2021/22 akan mencapai rekor 9 MMT menurut Indian Sugar Mills Association (ISMA)

⦁ Ekspor gula Thailand diperkirakan sebesar 7 MMT di 2021/22 menurut the Thailand Office of Cane and Sugar Board

Analisa tehnikal untuk gula dengan support pertama di $ 18.50 dan berikut ke $ 17.90 sedangkan resistant pertama di $ 19.00 dan berikut ke $19.60

KAKAO

Harga kakao Juli di ICE New York naik $58 (2.49%) menjadi $2,387 per ton dan harga kakao Juli di ICE London naik 2.01%.

Selama seminggu ini harga kakao di New York naik 0.08%

Faktor penggerak pasar kakao :

⦁   Perkiraan produksi kakao dunia di 2021/22 (Oktober – September) akan  turun  5.2%  dari tahun lalu menjadi 4.995 MMT menurut ICCO

⦁   Perkiraan produksi kakao yang digiling  2021/22 akan naik 2.4% dari tahun lalu menjadi 5.05 MMT menurut ICCO

⦁   Perkiraan pasar Kakao global di 2021/22 akan  defisit 174,000 MT dari surplus 215,000 MT di 2020/21 menurut ICCO

⦁   Pemerintah Ivory Coast melaporkan bahwa persediaan kakao turun akumulasi kakao yang dikirim ke pelabuhan sebesar 2.218 MMT pada tanggal  1 Oktober –  12 Jun turun 1.8%  dari tahun lalu

⦁  The Ghana Cocoa Board  memperkirakan panen kakao Ghana di 2021/22 sebesar 950,000 MT turun 5.6% dari 1.06 MMT perkiraan panen 2020/

Analisa tehnikal untuk kakao dengan support pertama di $ 2,300 dan berikut ke $2,210   sedangkan resistant pertama di $2,390  dan berikut ke $2,45

Loni T / Senior Analyst Vibiz Research Centre Division, Vibiz Consulting.