Review Minggu ke 4 – Harga Kopi dan Gula Turun sedangkan Harga Kakao Naik

559

(Vibiznews – Commodity) – Review Pasar Minggu Ke Empat bulan Juni, Harga soft commodities di akhir minggu mixed, tingkat inflasi yang tinggi, pasar memperkirakan akan terjadinya resesi sehingga permintaan akan komoditas tambahan seperti soft commodities akan berkurang dan akan menurunkan harga soft commodities. Harga kopi Arabika turun , persediaan kopi global di 2022/23 naik , harga gula turun , melemahnya real Brazil, Harga Kakao naik melemahnya indeks dolar AS.

Harga kopi pada penutupan pasar hari Jumat 24 Juni turun ke harga terendah 1 minggu, Harga kopi turun setelah USDA di laporan ke dua tahunan. Pada hari Kamis produksi kopi global di 2022/23 naik 4.7% dari tahun lalu menjadi 174.95 juta kantong, Pertama ke panen Brazil pada tahun ke dua siklus produksinya. USDA juga memperkirakan persediaan akhir kopi global naik 6.3% dari tahun lalu menjadi 34 .704 juta kantong.

Harga gula pada penutupan pasar hari Jumat 24 Juni turun pada seminggu ini dengan harga gula di New York turun ke harga terendah 3 3/4 bulan dan harga gula di London turun ke harga terendah 1 1/4 bulan terendah. Harga gula turun karena melemahnya real Brazil pada hari Jumat ke terendah 4 1/2 bulan terhadap dolar. Melemahnya real membuat harga gula Brazil lebih murah apabila dibeli dengan mata uang lain sehingga akan meningkatkan ekspor.

Harga kakao pada penutupan pasar hari Jumat 24 Juni naik di London karena melemahnya indeks dolar, namun kenaikan terbatas karena tingginya inflasi akan membuat pertumbuhan ekonomi global turun sehingga permintaan komoditas turun termasuk kakao. The International Cocoa Organization pada hari Kamis mengeluarkan data bahwa meningkatnya inflasi membuat konsumsi yant tidak penting dan barang mewah termasuk kakao akan berkurang.
Adapun penggerak pasar pada minggu ini adalah sebagai berikut :

KOPI
Harga kopi Arabika September di ICE New York turun $5.75 (2.51%) menjadi $223.25 dan harga kopi Robusta September turun 2.01%.

Selama seminggu ini harga kopi Arabika turun 1.93%.

Faktor Penggerak Harga Kopi :

  • Produksi kopi dunia di 2020/21 ( Oktober – September) akan turun 2.1% dari tahun lalu menjadi 167.17 juta kantong menurut ICO.
  • Konsumsi kopi global di 2020/21 naik 3.3% dari tahun lalu menjadi 170.30 juta kantong menurut ICO.
  • Pasar kopi global di 2020/21 akan menjadi defisit –3.13 juta kantong dari surplus 5.97 juta kantong menurut ICO
  • Laporan ICO total ekspor kopi global Oktober – September 2020/21 naik 1.2% dari tahun lalu menjadi 128.931 juta kantong.
  • Perkiraan ekspor kopi Brazil di 2021/22 turun 27% dari tahun lalu menjadi 33.2 juta kantong dari 45.67 juta kantong di 2020/21 karena kekeringan menurut the USDA’s FAS
    Produksi kopi Brazil di 2022 diperkirakan akan naik 12% menjadi 53.4 juta kantong menurut CONAB
  • Colombia National Federation of Coffee Growers melaporkan produksi kopi Colombia dari Januari sampai Mei turun 4% dari tahun lalu menjadi 4.5 juta kantong
  • Ekspor kopi Robusta Vietnam dari Januari sampai Mei 2022 naik 23.2% dari tahun lalu menjadi 881,565 MT menurut Vietnam’s General Statistics Office
  • Produksi kopi Robusta Vietnam di 2021/22 diperkirakan naik menjadi 31.58 juta kantong dari 31.1 juta kantong tetapi di 2022/23 produksi akan turun 2.2% dari tahun lalu menjadi 30.9 juta kantong menurut USDA.

The Green Coffee Association melaporkan pada hari Kamis persediaan kopi hijau di AS di bulan Mei naik 1.6% dari bulan lalu dan naik 3.2% dari tahun lalu menjadi 6.004 juta kantong

Analisa tehnikal untuk kopi Arabika dengan support pertama di $222 , berikut ke $219 sedangkan resistant pertama di $ 237 dan berikut ke $ 242

GULA
Harga gula Oktober di ICE New York turun 5 sen (0.27%) menjadi $18.31 dan harga gula Oktober di ICE London turun 0.68%.

Selama seminggu ini harga gula turun 1.56 %.

Faktor Penggerak Pasar Gula:

  • Produksi gula dunia di 2022/23 ( Oktober/ September) akan naik 2% dari tahun lalu menjadi 174.400 MMT dari 174.000 MMT di 2021/22 menurut ISO.
  • Pasar gula dunia di 2022/23 akan menjadi 2.8 MMT dari surplus 237,000 MT di 2021/22 menurut ISO
  • Persentase tebu yang dijadikan gula naik 46.4% di 2020/21 dari 34.9% di 2019/20 karena turunnya permintaan etanol menurut CONAB.
  • Perkiraan Produksi gula Brazil, negara produsen gula terbesar di dunia di tahun 2022/23 naik 15% dari tahun lalu menjadi 40.3 MMT menurut CONAB.
  • Perkiraan Export Brazil di 2022/23 naik 3.7% dari tahun lalu menjadi 26.6 MMT menurut USDA FAS
  • Produksi gula India di 2021/22 dari 1 Oktober – 15 Mei naik 14.4% dari tahun lalu menjadi 34.88 MMT menurut Indian Sugar Mills Association (ISMA)
  • Ekspor gula India di 2021/22 akan mencapai rekor 9 MMT menurut Indian Sugar Mills Association (ISMA)
  • Ekspor gula Thailand diperkirakan sebesar 7 MMT di 2021/22 menurut the Thailand Office of Cane and Sugar Board

Analisa tehnikal untuk gula dengan support pertama di $ 18.20 dan berikut ke $17.60 sedangkan resistant pertama di $ 18.70 dan berikut ke $19.60

KAKAO
Harga kakao September di ICE New York turun $1 (0.04%) menjadi $2,432 per ton dan harga kakao September di ICE London naik 0.11%.

Selama seminggu ini harga kakao di New York naik 1,89%

Faktor penggerak pasar kakao :

  • Perkiraan produksi kakao dunia di 2021/22 (Oktober – September) akan turun 5.2% dari tahun lalu menjadi 4.995 MMT menurut ICCO
  • Perkiraan produksi kakao yang digiling 2021/22 akan naik 2.4% dari tahun lalu menjadi 5.05 MMT menurut ICCO
  • Perkiraan pasar Kakao global di 2021/22 akan defisit 174,000 MT dari surplus 215,000 MT di 2020/21 menurut ICCO.
  • Pemerintah Ivory Coast melaporkan bahwa persediaan kakao turun akumulasi kakao yang dikirim ke pelabuhan sebesar 2.24 MMT pada tanggal 1 Oktober – 19 Jun turun 1.8% dari tahun lalu
  • The Ghana Cocoa Board memperkirakan panen kakao Ghana di 2021/22 sebesar 950,000 MT turun 5.6% dari 1.06 MMT perkiraan panen 2020/21

Analisa tehnikal untuk kakao dengan support pertama di $ 2,420 dan berikut ke $2,350 sedangkan resistant pertama di $2,480 dan berikut ke $2,560

Loni T / Senior Analyst Vibiz Research Centre Division, Vibiz Consulting