JCR Mempertahankan Peringkat RI Pada BBB+ Dengan Outlook Stabil

426
Bank Indonesia dan Bank of Korea Sepakat Perpanjang BCSA

(Vibiznews – Economy & Business) – Lembaga Pemeringkat Japan Credit Rating Agency, Ltd. (JCR) kembali mempertahankan Sovereign Credit Rating Republik Indonesia pada BBB+ (Investment Grade). Dengan outlook stabil pada 27 Juli 2022.

Dasar keputusan yang diambil:
• prospek pertumbuhan ekonomi yang kuat seiring permintaan domestik yang membaik;
• utang pemerintah yang terkendali,
• dan daya tahan eksternal yang didukung oleh akumulasi cadangan devisa.

JCR memperkirakan utang pemerintah akan menurun secara gradual seiring perbaikan postur fiscal. Hal ini didukung oleh peningkatan penerimaan sejalan dengan pertumbuhan ekonomi yang membaik dan harga komoditas yang meningkat.

Di sisi lain, JCR juga mencermati tantangan yang berasal dari ketergantungan pada komoditas sumber daya alam yang masih tinggi. Dan penerimaan pemerintah yang rendah.

Apa tanggapan Gubernur Bank Indonesia atas keputusan JCR tersebut?

Perry Warjiyo menyatakan afirmasi rating Indonesia pada peringkat BBB+ dengan outlook stabil menunjukkan bahwa:
• pemangku kepentingan internasional tetap memiliki keyakinan yang kuat atas terjaganya stabilitas makroekonomi dan prospek ekonomi jangka menengah Indonesia;
• meski adanya risiko dampak dari perlambatan ekonomi global terhadap pertumbuhan ekonomi domestik.

Hal ini didukung oleh kredibilitas kebijakan yang tinggi serta sinergi bauran kebijakan yang kuat antara Bank Indonesia dan Pemerintah.

Langkah-langkah kedepan yang akan dilakukan oleh Bank Indonesia:

  1. Akan terus mencermati perkembangan ekonomi dan keuangan global dan domestik;
  2. Merumuskan dan melaksanakan langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan stabilitas makroekonomi dan stabilitas keuangan;
  3. Penyesuaian lebih lanjut stance kebijakan bila diperlukan;
  4. Terus memperkuat sinergi dengan Pemerintah untuk mempercepat pemulihan ekonomi nasional.

JCR memandang momentum pemulihan ekonomi Indonesia akan berlanjut. Ekonomi Indonesia diperkirakan tumbuh melampaui 5% pada 2022, terutama didukung oleh konsumsi swasta, investasi, dan ekspor. Hal ini didorong oleh kenaikan harga komoditas.

Dari sisi fiskal, pada April 2022, Pemerintah telah menaikkan PPN sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan penerimaan dan memperbaiki postur fiskal. Kebijakan tersebut diharapkan dapat mendukung tercapainya komitmen untuk menurunkan defisit fiskal menjadi di bawah 3% dari PDB pada 2023.

Selain itu, peningkatan penerimaan Pemerintah juga didorong oleh ekspansi ekonomi dan kenaikan harga komoditas. JCR memproyeksikan defisit fiskal akan mencapai 4,0% dari PDB pada 2022 dan kembali menurun pada 2023.

Dari sisi eksternal, JCR memperkirakan surplus transaksi berjalan akan terus berlanjut pada 2022, didukung kenaikan harga komoditas dalam jangka pendek. Ke depan, aliran masuk investasi langsung diperkirakan berlanjut didorong oleh perbaikan iklim investasi. Daya tahan ekonomi Indonesia terhadap tekanan eksternal juga tetap kuat didukung cadangan devisa yang setara dengan 6,6 bulan impor

JCR sebelumnya mempertahankan Sovereign Credit Rating Republik Indonesia pada BBB+. Juga dengan outlook stabil (dua tingkat di atas level terendah Investment Grade) pada 22 Desember 2020.

Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting