Rekomendasi Emas Mingguan 12 – 16 September 2022: Inflasi yang Lemah Bisa Membuat Naik?

930

(Vibiznews – Commodity) Optimisme menyelinap masuk ke pasar emas dengan harga emas berakhir pada minggu lalu di teritori netral tidak jauh dari harga awal minggu lalu, naik dari support psikologis di $1,700 ke $1,717 per ons. Namun, data – data makro ekonomi yang muncul dari kalender ekonomi haruslah lebih buruk secara signifikan, daripada yang diperkirakan, apabila optimisme ini benar – benar menjadi kenyataan dengan terjadinya terobosan dalam kenaikan harga emas.

Apa yang Terjadi pada Minggu Lalu?

Memulai minggu perdagangan yang baru pada minggu lalu di $1,716, emas mengakhiri minggu lalu dengan harga yang relatip sama di $1,717. Pada awal minggu, sampai hari Selasa, emas tertekan turun ke $1,703 karena dollar AS menguat. Pada hari Rabu berhasil naik kembali ke $1,712 karena aksi short covering. Namun tertekan kembali ke $1,709 pada hari Kamis karena komentar Powell yang masih hawkish. Dan pada hari Jumat melanjutkan kenaikannya ke $1,717 karena turunnya dollar AS secara signifikan.

Pergerakan Harian Harga Emas Minggu Lalu

Emas pada hari Senin tertekan turun karena menguatnya dollar AS.

Dolar AS melompat ke ketinggian baru selama 20 tahun pada hari Senin dan muncul sebagai faktor kunci yang menekan turun harga emas yang berdenominasi dollar AS.

Meskipun laporan pekerjaan – Non Farm Payrolls AS pada hari Jumat muncul bervariasi, kesepakatan umumnya yang semakin meningkat juga adalah bahwa the Fed akan melekat kepada jalur kebijakan pengetatan yang agresifnya sehingga terus mendukung naik dollar AS.

Kenyataannya pasar malah memperhitungkan dalam harga kemungkinan kenaikan tingkat bunga yang super besar di 75 bps pada pertemuan FOMC the Fed berikutnya pada tanggal 20 – 21 September.

Pertaruhan ini diteguhkan oleh pernyataan-pernyataan yang hawkish oleh beberapa pejabat the Fed yang menunjukkan bahwa tingkat bunga kemungkinan akan terus naik sampai inflasi benar – benar turun mendekati target 2%.

Selain itu, tanda – tanda stabilitas di pasar saham lebih jauh nampaknya telah menekan permintaan terhadap emas yang safe – haven secara tradisional.

Emas berjangka kontrak bulan Oktober turun $4.30 ke $1,712.20 per troy ons.

Harga emas jatuh ke kerendahan sesi pada perdagangan sesi AS hari Selasa, setelah munculnya laporan aktifitas sektor jasa AS dari Institute for Supply Management (ISM) yang mengatakan bahwa angka indeks sektor jasa AS untuk bulan Agustus adalah sebesar 56.9%, naik dari angka bulan Juli sebesar 56.7%. Angka ini juga lebih baik daripada yang diperkirakan pasar sebesar 55.4%.  Dollar AS menguat secara luas dengan keluarnya laporan aktifitas sektor jasa dari ISM ini sehingga menekan harga emas turun.

Emas berjangka kontrak bulan Oktober turun $9.90 ke $1,703.90 per troy ons.

Harga emas menguat pada perdagangan sesi AS hari Rabu, karena aksi “short-covering” di pasar berjangka setelah kerugian emas belakangan ini. Kuatnya dollar AS dan naiknya yields treasury AS terus menekan minat beli di pasar emas.

Emas berjangka kontrak bulan Oktober naik $9.30 ke $1,712.50 per troy ons.

Harga emas sempat menguat pada awal perdagangan sesi AS hari Kamis, didukung oleh jatuhnya indeks dollar AS dari ketinggian selama 20 tahun yang dicapai pada hari Rabu. Turunnya yields obligasi treasury AS pada dua sesi perdagangan yang terakhir juga mendukung pasar emas. Selain itu terlihat juga aksi “short-covering” di pasar berjangka emas.

Namun pada pertengahan perdagangan sesi AS hari Kamis harga emas berbalik melemah , tertekan oleh komentar dari ketua Federal Reserve AS Jerome Powell yang sekali lagi cenderung hawkish dalam hal kebijakan moneter AS. Komentar Powell mendorong naik indeks dollar AS dan yields treasury AS yang sebelum pidato dari Powell sempat melemah.

Emas berjangka kontrak bulan Oktober turun $3.50 ke $1,709.40 per troy ons.

Harga emas naik pada awal perdagangan sesi AS hari Jumat, terangkat oleh kejatuhan indeks dollar AS dengan tajam dalam perdagangan semalam. Ditambah lagi dengan aksi “short-covering” yang tetap terjadi di pasar berjangka mengakhiri minggu ini.

Emas berjangka kontrak bulan Oktober naik $8.20 ke $1,717.50 per troy ons.

Potensi Naik ke Atas $1,760

Fokus para investor emas pada minggu ini ada pada dua data inflasi yaitu Consumer Price Index (CPI) AS pada hari Selasa dan ekspektasi inflasi pendahuluan dari Universitas Michigan. Selain itu, data ekonomi Retail Sales AS bulan Agustus akan menjadi ukuran yang esensial untuk menentukan bagaimana para konsumen bisa bertahan pada saat Federal Reserve AS dengan agresif menaikkan tingkat bunganya.

Data ekonomi yang lebih lemah secara signifikan pada minggu ini akan bisa terus menekan dollar AS turun. Hal ini adalah positip bagi harga emas. Data inflasi yang lemah yang keluar pada minggu ini akan bisa memberikan emas dorongan naik dengan para investor dan pasar mulai mendefinisikan ulang seberapa tinggi Federal Reserve akan menaikkan tingkat suku bunganya.

Jika inflasi jatuh, maka ada kesempatan tingkat suku bunga tidak naik banyak di atas 4.00%. Jika hal ini terjadi, bisa jadi dollar AS telah mencapai puncaknya sehingga memberikan kelegaan bagi emas.

Namun, apabila data ekonomi hanya sedikit lebih lemah daripada yang diperkirakan, maka tidak cukup untuk berharap agar Federal Reserve AS merubah sikap hawkishnya yang agresif.

Saat ini pasar melihat probabilita the Fed akan menaikkan tingkat suku bunganya sebesar 75 bps adalah 90%.  Jika ekspektasi ini tidak turun, maka optimisme yang menyelinap masuk ke dalam pasar emas bisa akan lenyap dengan cepat.

Namun, apabila the Fed hanya menaikkan tingkat suku bunganya sebesar 50 bps, maka hal ini akan memberikan emas momentum naik. Emas berpotensi naik ke $1,760 per ons pada minggu ini, meskipun demikian potensi ini perlu ditopang dengan munculnya data – data ekonomi yang secara signifikan lebih lemah daripada yang diperkirakan.

Ekspektasi Inflasi

Konsensus pasar memperkirakan angka Consumer Price Index (CPI) umum AS akan turun 0.1% pada bulan Agustus dengan jatuhnya harga energi dan gasoline pada bulan lalu. Pada saat yang bersamaan inflasi inti yang tidak memperhitungkan harga energi dan makanan diperkirakan akan naik 0.2%.

Jika benar kenaikan CPI inti lebih lemah dari 0.2% M/M maka ada kemungkinan the Fed mengubah kenaikan tingkat bunga menjadi hanya 50 bps yang akan berdampak positip bagi harga emas.

Meskipun demikian tidak pasti juga lemahnya data inflasi akan membuat the Fed mengubah pemikirannya. Pada konferensi Kebijakan Moneter Tahunan di Cato Institute, ketua the Fed Jerome Powell menyoroti dual mandate  yang diemban oleh Federal Reserve yaitu kestabilan harga dan maximum employment.

Ketatnya pasar tenaga kerja pada saat ini kemungkinan akan membuat tingkat bunga tetap tinggi untuk periode waktu yang lebih lama.

Jadi meskipun harga emas bisa jadi naik pada minggu ini, tren turun masih akan tetap menekan. Data inflasi yang lemah akan bisa mendorong naik harga emas, namun hal ini sulit untuk bisa berkelanjutan.

Data inflasi AS akan keluar pada hari Selasa yaitu Consumer Price Index dan pada hari Rabu yaitu Producer Price Index.

Support & Resistance

“Support” terdekat menunggu di $1,704 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $1,696 dan kemudian $1,686.

“Resistance” terdekat menunggu di $1,729 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $1,740 dan kemudian $1,769.

Ricky Ferlianto/VBN/Head Research Vibiz Consulting

Editor: Asido