(Vibiznews – Commodity) – Harga minyak sawit pada penutupan pasar hari Rabu melanjutkan penurunan lima hari berturut-turut. Turun ke terendah 20 bulan, kekhawatiran akan resesi mengurangi permintaan akan minyak nabati.
Harga minyak sawit Desember di Bursa Malaysia Derivatives Exchange turun 8.46% menjadi 3,225 ringgit ($696.85) per ton.
Harga minyak sawit pada pertengahan pasar sempat ke terendah 3,220 ringgit harga terendah sejak 3 Februari 2021. Selama 5 hari turun 17%
Harga minyak sawit menembus ke terendah 3,430 ringgit pada hari Rabu, karena trader melikuidasi posisi belinya. Gejolak di pasar energi global dan pasar saham membuat penjualan terjadi menekan harga minyak nabati.
Saham dunia turun ke terendah 2 tahun, karena meningkatnya suku bunga, menambah kekhawatiran akan resesi global. Investor melakukan safe haven ke dolar.
Pada awal pasar hari Rabu harga minyak mentah turun 1% karena menguatnya dolar dan meningkatnya persediaan. Namun penurunan tertahan dari produksi turun karena Badai Ian. Pada akhir pasar AS harga minyak mentah kembali naik karena melemahnya USD
Harga minyak kedelai di Dalian turun 0.36% dan harga minyak sawit turun 2.76%. Harga minyak kedelai di Chicago Board of Trade turun 1.57%.
Ekspor minyak sawit Malaysia 1-25 September naik antara 18.6% dan 20.9% dari bulan lalu.
Indonesia merencanakan untuk menetapkan harga referensi $792.19 per ton dari 1 – 15 Oktober. Pajak ekspor sebesar $33 per ton turun dari $52 per ton.
Analisa tehnikal untuk minyak sawit dengan support di 3,160 ringgit dan resistant 3,640 ringgit.
Loni T / Senior Analyst Vibiz Research Centre Division, Vibiz Consulting