(Vibiznews-Kolom) Kinerja Pasar Modal Indonesia selama tahun 2022 tercatat stabil dan terus menunjukkan kinerja yang positif. Hal ini tercermin dari sejumlah indikator seperti stabilitas pasar, aktivitas perdagangan, jumlah penghimpunan dana, dan jumlah investor ritel yang terus menembus rekor tertinggi.
Pertumbuhan kinerja Pasar Modal tersebut mendapatkan apresiasi dari Wakil Presiden Republik Indonesia, K.H. Ma’ruf Amin yang hadir secara daring sekaligus melakukan Penutupan Perdagangan Bursa Efek Indonesia Tahun 2022 di Jakarta, Jumat.
Ma’ruf Amin dalam sambutannya menyampaikan bahwa aktivitas Pasar Modal Indonesia pada tahun ini cukup bergairah dengan IHSG yang berhasil mempertahankan pertumbuhan serta kapitalisasi pasar yang terus meningkat sehingga berhasil menjadi bursa terbesar di kawasan ASEAN.
“Beberapa capaian kinerja positif di Pasar Modal diharapkan menjadi pijakan positif bagi pelaku pasar untuk menatap optimisme perekonomian di tahun 2023 seraya tetap menjaga kewaspadaan dan kehati-hatian,” kata Ma’ruf Amin.
Hadir dalam penutupan bursa tersebut Menteri Keuangan Republik Indonesia Sri Mulyani Indrawati, Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Inarno Djajadi, Kepala Eksekutif Pengawas Industri Keuangan Non Bank Ogi Prastomiyono, Anggota Dewan Komisioner OJK Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen Friderica Widyasari Dewi, Anggota Dewan Komisioner OJK ex-officio Bank Indonesia Doni Primanto Joewono, Anggota Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan Didik Madiyono, Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia Iman Rachman serta Pimpinan SRO.
Sri Mulyani dalam sambutannya juga menyampaikan apresiasi kepada seluruh stakeholders yang telah hadir dan telah berhasil menutup tahun 2022 dengan sangat baik di tengah ujian ketidakpastian yang luar biasa.
“Saya senang bahwasanya stakeholders utama hadir dalam menjaga resilience di sektor keuangan terutama di Pasar Modal dan harapannya hal ini terus dijaga hingga tahun mendatang,” kata Sri Mulyani.
Meskipun kinerja IHSG mengalami pertumbuhan dan diapresiasi banyak pihak, namun kinerja Reksa Dana masih mengalami tekanan yang disebabkan beberapa faktor antara lain terkait kebijakan shifting unit link ke instrumen keuangan lain di luar reksa dana.
Per 28 Desember 2022, total NAB Reksa Dana tercatat turun 12,58% menjadi Rp505,69 triliun, dengan jumlah produk Reksa Dana yang juga menurun dari 2.198 menjadi 2.143 produk.
Seiring dengan telah pulihnya kembali aktivitas perekonomian domestik, aktivitas penghimpunan dana melalui Pasar Modal terus meningkat. Per 29 Desember 2022, OJK telah mengeluarkan surat Pernyataan Efektif atas Pernyataan Pendaftaran dalam rangka Penawaran Umum untuk 224 penawaran umum yang terdiri dari 57 Penawaran Umum Perdana Saham, 44 Penawaran Umum Terbatas, 123 Penawaran Umum Efek Bersifat Utang dan/atau Sukuk dengan total nilai hasil Penawaran Umum sebesar Rp266,41 triliun.
Dari sisi demand, OJK mencatat pertumbuhan jumlah investor ritel di Indonesia juga sangat pesat, terbukti saat ini jumlah investor ritel mencapai 10,30 juta SID atau meningkat lebih dari 10 kali lipat dalam 5 tahun terakhir. Sejak tahun 2020, OJK melihat pertumbuhan jumlah investor Pasar Modal lebih dari 2,5 juta SID setiap tahunnya.
Selanjutnya penghimpunan dana melalui securities crowdfunding (SCF) untuk mendukung pengembangan UMKM juga terus mengalami pertumbuhan dengan telah berhasil dimanfaatkan oleh 334 pelaku UMKM dengan total penghimpunan dana sebesar Rp713,29 miliar dari 13 platform Penyelenggara SCF.
Kinerja Pengaturan, Perizinan, Pengawasan, dan Penegakan Hukum di Bidang Pasar Modal 2022. Sepanjang tahun 2022 ini, OJK terus meningkatkan kinerja dalam melaksanakan tugas pengaturan, perizinan, pengawasan, penegakan hukum, dan upaya perlindungan investor di Pasar Modal.
Hingga 30 Desember 2022, OJK telah menerbitkan 7 Peraturan OJK dan 12 Surat Edaran OJK serta menerbitkan izin dan/atau pendaftaran sebanyak 14.374 yang terdiri dari 8 izin pelaku bidang pengelolaan investasi, 2.999 produk pengelolaan investasi Pasar Modal, perpanjangan izin wakil dan izin baru sebanyak 11.083, izin lembaga dan profesi penunjang Pasar Modal sebanyak 216, 63 Emiten baru, dan 6 Penyelenggara SCF.
Sementara itu, dari sisi pengawasan dan penegakan hukum, OJK telah melakukan 217 tindakan pengawasan dalam bentuk pemeriksaan teknis dan pemeriksaan kepatuhan yang diikuti dengan penyelesaian 54 pemeriksaan dari 162 kasus di bidang Pengelolaan Investasi, Transaksi dan perdagangan Saham, Lembaga Efek, Emiten dan Perusahaan Publik, serta Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal.
Sebagai tindak lanjut dari pengawasan yang telah dilakukan, OJK telah menetapkan 1.057 surat sanksi yang terdiri dari 1 sanksi pembatalan STTD Profesi, 3 sanksi pencabutan izin, 13 sanksi pembekuan izin, 89 sanksi peringatan tertulis, dan 951 sanksi administratif berupa denda dengan jumlah denda seluruhnya sebesar Rp151,09 miliar. Selain itu, OJK juga menerbitkan 19 Perintah Tertulis untuk melakukan tindakan tertentu sebagai upaya penegakan hukum terhadap pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal.
Sebagai upaya dalam memberikan perlindungan investor, OJK juga telah menyelesaikan 29 kasus penanganan pengaduan dari 46 kasus yang disampaikan kepada OJK seraya terus melakukan kegiatan sosialisasi dan edukasi yang hingga saat ini tercatat sebanyak 202 kegiatan sosialisasi terkait pengetahuan dan kebijakan Pasar Modal, 16 Sosialisasi terkait Sistem Informasi, serta 5 Sosialisasi dan Edukasi Pasar Modal Terpadu di 5 wilayah.
OJK juga menyetujui implementasi pengembangan infrastruktur, bisnis proses, dan produk baru untuk pendalaman pasar sekaligus memperkuat perlindungan investor, di antaranya:
- Penutupan kode domisili investor pada data realtime transaksi Bursa, sebagai lanjutan dari penutupan kode broker pada akhir 2021;
- Memberikan pernyataan efektif atas penerbitan produk baru di Pasar Modal yaitu Waran Terstruktur;
- Efisiensi proses bisnis di pasar saham dengan menghilangkan satu tahapan instruksi penyelesaian transaksi Bursa; dan
- Implementasi papan new economy di Bursa Efek.
OJK berharap capaian kinerja Pasar Modal sepanjang tahun 2022 ini dapat memupuk semangat dan optimisme dalam mewujudkan Indonesia sebagai tempat investasi yang aman, nyaman, dan terpercaya.
Selain itu, OJK mengajak kepada seluruh insan Pasar Modal Indonesia baik itu regulator maupun self-regulatory organization bersama pemangku kepentingan lainnya agar dapat bersama-sama untuk terus meningkatkan komitmen serta senantiasa proaktif, kolaboratif, dan bertanggung jawab.
ETF iShares MSCI Indonesia naik 5,6% tahun ini, mengalahkan penurunan Indeks S&P 500 sebesar 13,1%. Akibatnya, meskipun investor asing telah menjual kepemilikan obligasi pemerintah, permintaan ekuitas yang kuat telah membantu menstabilkan aliran portofolio Indonesia.
Terjadi banyak kejutan dalam perekonomian Indonesia yang membangkitkan optimisme di Pasar Modal Indonesia. Banyak negara di dunia mengalami inflasi tinggi di atas inflasi normalnya yaitu AS 1,5 persen hingga 2,5 persen, Uni Eropa 0,7 persen hingga 1,7 persen, Jepang 0,2 persen hingga 0,8 persen, dan Singapura 0,2 persen hingga 0,9 persen.
Ketika pasar global menjadi bergejolak, investor melarikan diri dari negara-negara dengan apa yang disebut twin deficits — the current account and fiscal balance. Indonesia cukup kebal, karena membuat kemajuan di kedua bidang.
Pasar obligasi dan saham Indonesia sempat tertekan akibat kenaikan suku bunga acuan The Fed. Hingga 4 Juli 2022, pasar obligasi Indonesia mencatatkan net capital outflow sebesar Rp 86,0 triliun sehingga yield terdorong naik.
Sementara itu, pasar saham Indonesia juga mengalami tekanan sejak bulan Mei 2022 hingga minggu pertama Agustus dan mencatatkan arus keluar sebesar Rp 7,5 triliun pada Juni 22 akibat kenaikan suku bunga The Fed.
Per 29 Desember 2022, IHSG telah berada di posisi 6.860,08 poin atau berhasil tumbuh sebesar 4,23% secara year-to-date. Seiring dengan pertumbuhan IHSG tersebut, kapitalisasi pasar juga tumbuh sebesar 15,18% secara year-to-date yaitu sebesar Rp9.509 triliun.
IHSG juga menembus rekor tertinggi sepanjang sejarah di level 7.318,01 poin, tepatnya pada tanggal 13 September 2022. Demikian halnya dengan kapitalisasi pasar yang mencatatkan rekor tertinggi sepanjang sejarah pada tanggal 27 Desember 2022 sebesar Rp9.600 Triliun.
Dengan rapor bagus seperti ini, investor saham menatap tahun 2023 dengan penuh optimisme.