Rekomendasi Minyak Mingguan 16 – 20 Desember 2023: Kenaikan Akan Berlanjut?

423
harga minyak

(Vibiznews – Commodity) Minyak mentah WTI mengalami salah satu keuntungan mingguan yang terbesar dengan kenaikan sekitar $7.00. Kenaikan harga minyak mentah WTI disebabkan terutama karena eskpektasi naiknya permintaan minyak mentah dari Cina pada tahun ini, seiring dengan dibukannya kembali aktifitas bisnis dan ekonomi di Cina.

Selain itu kenaikan harga minyak mentah WTI juga didukung oleh melemahnya dollar AS karena outlook yang dovish terhadap the Fed pada tahun ini setelah keluarnya data inflasi AS yang ditunggu-tunggu.

Laporan inflasi AS yang sangat ditunggu-tunggu, Consumer Price Index (CPI) untuk bulan Desember muncul dengan angka inflasi 6.5% per tahun, yang adalah sesuai dengan yang diperkirakan.

Laporan bulan November menunjukkan angka inflasi tahunan sebesar 7.1%. Laporan inflasi AS bulan Desember ini berada pada kubu kebijakan moneter AS yang dovish dengan laporan ini menunjukkan bahwa inflasi AS telah mencapai puncaknya.

Angka CPI AS bulan Desember ini juga sesuai dengan spekulasi pasar bahwa Federal Reserve AS tidak perlu lagi untuk mengetatkan kebijakan moneternya dengan agresif.

Apa yang Terjadi Pada Minggu Lalu?

Memulai minggu perdagangan yang baru pada minggu lalu di $73.82, minyak mentah WTI berhasil mengakhiri minggu lalu dengan kenaikan ke $80.24. Kenaikan harga minyak mentah WTI sudah dimulai dari sejak hari Senin ke $74.80 dengan melemahnya dollar AS ditengah sentimen pasar yang bagus yang berlanjut sampai hari Selasa ke $75.43. Hari Rabu melanjutkan kenaikan ke $77.60 karena naiknya harapan akan pemulihan permintaan minyak dari Cina yang berlanjut ke hari Kamis ke $78.79 sampai hari Jumat naik ke $80.24 di tengah ekspektasi akan dilonggarkannya kebijakan pengetatan moneter dari the Fed setelah keluarnya angka inflasi AS yang lemah pada hari Kamis.

Pergerakan Harian Harga Minyak Mentah WTI Minggu Lalu

Harga minyak mentah berjangka benchmark Amerika, West Texas Intermediate (WTI) di bursa Nymex pada awal jam perdagangan sesi AS, hari Senin, berhasil kembali menguat dan diperdagangkan di sekitar $74.80 per barel.

Menguatnya harga minyak mentah WTI didorong oleh sentimen pasar yang bagus.

Para pembeli minyak mentah mengarah ke $75.00 di tengah ekspektasi bahwa optimisme global yang diinspirasikan oleh Cina bisa menurunkan ketakutan akan resesi dan menaikkan permintaan akan energi minyak.

Pembukaan kembali perbatasan internasional oleh Cina setelah tiga tahun diblokade meningkatkan akan optimisme pasar. Selain itu minat terhadap resiko di pasar meningkat karena ada komentar – komentar dari pejabat  People’s Bank of China (PBOC) yang memberikan tanda akan ekspektasi pertumbuhan ekonomi yang kuat dari Cina.

Selain itu, hal yang menopang menguatnya harga minyak mentahWTI adalah turunnya ketakutan akan geopolitik sekitar Rusia dan melemahnya dollar AS yang sekarang turun ke 102.975 dari sebelumnya 103.00 an.

Pada akhir minggu lalu, dollar AS mengalami tekanan jual yang hebat.

Bureau of Labor Statistics (BLS) AS pada hari Jumat mingg lalu mengumumkan bahwa Nonfarm Payrolls (NFP) bulan Desember naik sebanyak 223.000, jauh mengatasi yang diperkirakan pasar sebesar 200.000. Namun dollar AS gagal mengambil keuntungan dari angka NFP yang bagus dengan rincian dari laporan NFP juga menunjukkan inflasi upah tahunan turun ke 4.6% dari sebelumnya 4.8% (yang direvisi dari 5.1%) pada bulan November.

Selain itu, survey PMI jasa dari ISM menunjukkan bahwa tekanan harga di sektor jasa terus melemah sementara aktifitas ekonomi keseluruhan sedikit terkontraksi pada bulan Desember, yang menambah tekanan turun atas dollar AS.

Harga minyak mentah berjangka benchmark Amerika, West Texas Intermediate (WTI) di bursa Nymex pada awal jam perdagangan sesi AS, hari Selasa, berhasil bertahan di atas $75.00 dan diperdagangkan di sekitar $75.43 per barel.

Harga minyak mentah WTI sempat turun ke arah $74.00 per barel pada jam perdagangan sesi Asia, mengalami kerugian sekitar 0.4%. Namun minyak mentah WTI tetap dapat bertahan di teritori bullish di tengah semangat karena Cina kembali membuka perbatasan internasionalnya untuk pertama kalinya sejak mengenakan restriksi perjalanan pada bulan Maret 2020. BBC melaporkan bahwa para pendatang ke Cina tidak perlu dikarantina yang menandakan perubahan yang signifikan di dalam kebijakan Covid negara ini yang sedang bertempur melawan kenaikan kasus Covid – 19.

Selain itu Cina mengeluarkan kuota impor yang baru, yang memberikan signal importir besar dunia ini sedang berusaha memenuhi naiknya permintaan.

Hal lain yang menopang harga minyak mentah WTI sehingga tetap bertahan di teritori bullish adalah Analisa dari Morgan Stanley yang menaikkan perkiraan akan GDP Cina ke atas 5%. Catatan dari Morgan Stanley menyatakan bahwa penghapusan rintangan di sektor properti Cina dan pulihnya Cina dari kebijakan zero Covid akan menguatkan pemulihan ekonomi Cina yang akan menguatkan prospek ekonomi Cina mulai dari kuartal kedua 2023.

Harga minyak mentah berjangka benchmark Amerika, West Texas Intermediate (WTI) di bursa Nymex pada awal jam perdagangan sesi AS, hari Rabu bergerak naik dan diperdagangkan di sekitar $77.60 per barel.

Kenaikan harga minyak mentah WTI disebabkan naiknya harapan terjadinya pemulihan yang tajam di dalam permintaan minyak mentah karena pergerakan terbesar Cina yang menjauh dari kebijakan zero Covid yang keras

Melemahnya dollar AS juga menambah dorongan kenaikan harga minyak mentah WTI. Dollar AS tertekan turun dengan turunnya yields treasury AS karena bertambahnya kepercayaan bahwa the Fed akan melunakkan sikap kebijakan moneternya.

Data ekonomi yang dirilis dari AS pada minggu lalu menunjukkan bahwa efek dari kenaikan tingkat bunga the Fed yang besar – besar pada tahun 2022 mulai terasa di dalam ekonomi AS.

Hal ini, pada gilirannya, meningkatkan pertaruhan akan lebih kecilnya kenaikan tingkat bunga oleh the Fed kedepannya sehingga membuat yields obligasi AS terus tertekan turun mendekati kerendahan beberapa minggu.

Selain itu, sentimen yang umumnya positip di pasar saham juga menekan dollar AS yang berstatus safe – haven.

Harga minyak mentah berjangka benchmark Amerika, West Texas Intermediate (WTI) di bursa Nymex pada awal jam perdagangan sesi AS, hari Kamis melanjutkan kenaikan dan diperdagangkan di sekitar $78.79 per barel.

Harga minyak mentah WTI melanjutkan kenaikannya pada hari kedua di tengah optimisme akan naiknya permintaan minyak mentah dari Cina dengan Cina bergerak menjauh dari kebijakan zero-Covid-nya.

Kenaikan harga minyak mentah WTI bertambah dengan terjadinya aksi jual yang hebat atas dollar AS. Indeks dollar AS turun ke dekat kerendahan selama tujuh bulan. Hal ini menaikkan pertaruhan akan kebijakan pengetatan yang menjadi kurang agresif di tengah tanda – tanda melemahnya tekanan inflasi.

Harga minyak mentah berjangka benchmark Amerika, West Texas Intermediate (WTI) di bursa Nymex pada awal jam perdagangan sesi AS, hari Jumat melanjutkan kenaikan dan diperdagangkan di sekitar $80.24 per barel.

Harga minyak mentah WTI memperbaharui ketinggian mingguannya di sekitar $79.35 sebelum berakhir pada hari Kamis ke dekat $78.50 per barel. Namun pada hari Jumat dalam jam perdagangan sesi AS kembali naik dan diperdagangkan di sekitar $79.23 per barel.

Kenaikan harga minyak mentah WTI terutama disebabkan oleh meningkatnya optimisme akan permintaan minyak mentah dari Cina dan melemahnya dollar AS akibat keluarnya data inflasi AS sesuai dengan yang diperkirakan.

Turunnya angka Consumer Price Index (CPI) sesuai dengan yang diperkirakan pasar, menaikkan ekspektasi the Fed akan melunakkan kenaikan tingkat bunga di bulan Desember. Hal ini menekan turun dollar AS sehingga harga minyak mentah WTI naik ke hari ke empat dan memperbaharui puncak mingguan.

Presiden The Federal Reserve Bank of Philadelphia Patrick Harker mengatakan bahwa yang terburuk dari naiknya inflasi sekarang kemungkinan sudah berlalu, waktu dimana tingkat bunga dinaikkan dalam ukuran yang sangat besar sudah lewat, dan sekarang adalah waktunya untuk memutar balik ke kenaikan yang hanya 25 bps. Para peminat spekulatif segera bergegas memperhitungkan dalam harga kenaikan tingkat bunga the Fed sebesar 25 bps sebanyak dua kali di bulan Februari dan bulan Maret sebelum berhenti sejenak dengan memegang posisi yang baru.

Pergerakan Minggu Ini

Pada minggu ini pasar masih akan terus memperhatikan perkembangan dibukanya kembali kegiatan bisnis dan ekonomi di Cina di tengah peperangan melawan Covid – 19 yang masih terus berlangsung di Cina.

Para ekonomi di Société Générale berpendapat bahwa pembukaan kembali kegiatan bisnis di Cina akan menjadi faktor bullish bagi komoditi termasuk minyak mentah.

Pembukaan kembali ekonomi di Cina yang cepat memberikan probabilita yang lebih besar bagi kenaikan harga – harga komoditi termasuk minyak mentah.

Cina akan mengimpor lebih banyak LNG yang akan mendorong naik harga minyak mentah sementara supply masih terbatas.

Dari perspektif dollar AS, hal vital yang terjadi belakangan ini adalah inflasi AS dengan perlahan menurun sehingga membuat pasar tenaga kerja menjadi sorotan berikutnya. Saat ini, pasar tenaga kerja AS tetap ketat, sehingga memberikan dukungan bagi Federal Reserve AS untuk terus menaikkan tingkat suku bunganya meskipun dengan kecepatan yang lebih lambat. Pasar memperkirakan kenaikan tingkat bunga the Fed yang hanya sebesar 25 bps pada dua pertemuan the Fed berikutnya pada bulan Februari dan Maret.

Hal ini akan berpengaruh bagi dollar AS yang kemungkinan masih akan tertekan turun dan berada di posisi di bawah sehingga cenderung mendorong naik harga minyak mentah WTI.

Support & Resistance

Support” terdekat menunggu di $78.64 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $77.77 dan kemudian $75.55. “Resistance” yang terdekat menunggu di $80.26 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $81.46 dan kemudian $82.51.

Ricky Ferlianto/VBN/Head Research Vibiz Consulting

Editor: Asido.