(Vibiznews – Banking & Insurance) – Bank Indonesia merilis survei permintaan dan penawaran pembiayaan perbankan di mana permintaan pembiayaan korporasi pada Januari 2023 terindikasi tumbuh positif.
Hal tersebut tecermin dari Saldo Bersih Tertimbang (SBT) pembiayaan korporasi sebesar 12,1%, melambat dari SBT 21,5% pada Desember 2022.
Pertumbuhan tersebut ditopang oleh sektor Infokom, sementara perlambatan terjadi pada sektor Pertanian dan Perdagangan. Sedangkan sektor Reparasi Mobil dan Motor mengalami penurunan. Perlambatan yang terjadi merupakan dampak dari penurunan kegiatan operasional karena lemahnya permintaan domestik maupun ekspor.
Mayoritas pembiayaan terutama bersumber dari dana sendiri (64,0%), diikuti oleh pemanfaatan fasilitas kelonggaran tarik (9,0%), pinjaman/utang dari perusahaan induk (7,2%). Dan penambahan kredit baru ke perbankan dalam negeri (6,3%).
Kebutuhan Pembiayaan Korporasi 3 Bulan Mendatang
Kebutuhan pembiayaan korporasi 3 bulan yang akan datang (April 2023) diprakirakan terakselerasi dibandingkan periode sebelumnya. Hal ini terindikasi dari SBT 31,4% yang meningkat dibandingkan dengan SBT 18,8% pada bulan sebelumnya.
Peningkatan kebutuhan pembiayaan terutama disampaikan oleh responden sektor Industri Pengolahan, Konstruksi dan Pertanian untuk mendukung aktivitas operasional perusahaan (84,2%). Dan membayar kewajiban jatuh tempo yang tidak bisa di-rollover (22,8%) serta mendukung pemulihan permintaan domestik (22,8%) dan investasi (20,3%).
Responden menyampaikan pemenuhan kebutuhan dana 3 bulan mendatang mayoritas masih dipenuhi oleh dana sendiri/laba ditahan. Meski lebih rendah dari bulan sebelumnya. Diikuti fasilitas kelonggaran tarik yang meningkat dibandingkan periode sebelumnya.
Kebutuhan Pembiayaan Rumah Tangga Januari 2023
Di sisi rumah tangga, permintaan pembiayaan baru terindikasi meningkat pada Januari 2023. Hal ini terindikasi dari pangsa responden rumah tangga yang melakukan penambahan pembiayaan melalui utang/kredit pada Januari 2023 sebesar 10,6% dari total responden. Sedikit meningkat dibandingkan dengan 9,5% pada bulan sebelumnya.
Mayoritas rumah tangga mengajukan jenis pembiayaan berupa Kredit Multi Guna (KMG) dengan pangsa sebesar 44,5% dari total pengajuan pembiayaan baru. Dan memilih bank umum sebagai sumber utama penambahan pembiayaan. Adapun sumber pembiayaan lainnya yang menjadi preferensi rumah tangga untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan antara lain koperasi dan leasing.
Kebutuhan Pembiayaan Rumah Tangga Ke Depan
Rencana penambahan pembiayaan ke depan oleh rumah tangga diprakirakan meningkat. Hal ini terindikasi dari responden yang berencana melakukan pembiayaan ke depan sebesar 6,9% pada Januari 2023. Ini lebih tinggi dibandingkan 4,6% pada bulan sebelumnya.
Penyaluran Kredit Baru pada Januari 2023
Penyaluran kedit baru pada Januari 2023 terindikasi lebih rendah dibandingkan bulan Desember 2022. Hasil survei kepada perbankan menunjukkan bahwa SBT penyaluran kredit baru pada Januari 2023 -7,2% berbeda dengan SBT positif 77,7% pada bulan sebelumnya.
Berdasarkan kelompok bank, penyaluran kredit baru yang lebih rendah pada Januari 2023 terindikasi pada hampir seluruh kategori bank. Kecuali Bank Umum Syariah yang tumbuh meningkat meski tidak setinggi bulan sebelumnya.
Berdasarkan jenis penggunaan, penyaluran kredit baru pada Januari 2023 terindikasi menurun pada jenis Kredit investasi (KI) dan Kredit Modal Kerja (KMK). Sementara KPR dan Kredit Konsumsi lainnya terindikasi tumbuh positif meski melambat dibandingkan bulan sebelumnya.
Faktor utama yang mempengaruhi perkiraan penyaluran kredit baru pada Januari 2023 yaitu permintaan pembiayaan dari nasabah. Prospek kondisi moneter dan ekonomi ke depan, serta tingkat persaingan usaha dari bank lain.
Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting