(Vibiznews – Commodity) Harga minyak mentah WTI mengakhiri perdagangan pada minggu lalu dengan penurunan tajam sekitar 4% diperdagangkan di sekitar $76.50 per barel, tertekan oleh kuatnya dollar AS dan naiknya yields treasury AS.
Tingkat bunga obligasi naik secara dramatis pada bulan Februari karena pasar kembali memperhitungkan dalam harga the Fed yang ketat. Hal ini membangkitkan ketakutan akan melambatnya pertumbuhan dan menekan permintaan terhadap komoditi.
Harga minyak mentah WTI juga tertekan oleh sentimen yang risk-off di pasar yang mendorong naik indeks dollar AS. Naiknya dollar AS ditambah lagi dengan bertambahnya persediaan minyak mentah AS dan kekuatiran akan hawkishnya the Fed membuat harga minyak mentah WTI berada pada tren turun selama enam hari di dekat $76.50 per barel.
Namun pada perdagangan sesi Asia hari Senin pagi, harga minyak mentah WTI berhasil naik mengarah ke $77.00 di sekitar $76.91 per barel dengan dollar AS gagal memperpanjang pemulihannya di atas 103.885 per hari.
Secara ringkas, minyak mentah mempertahankan outlook jangka panjang yang konstruktif dan cenderung naik namun dalam jangka pendek harga minyak mentah cenderung volatile dan bisa turun lebih jauh.
Support & Resistance
Support” terdekat menunggu di $76.67 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $75.88 dan kemudian $73.98. “Resistance” yang terdekat menunggu di $78.68 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $79.47 dan kemudian $80.58.
Ricky Ferlianto/VBN/Head Research Vibiz Consulting
Editor: Asido.