(Vibiznews – Commodity) Harga minyak mentah berjangka benchmark Amerika, West Texas Intermediate (WTI) di bursa Nymex pada awal jam perdagangan sesi AS, hari Kamis, sempat diperdagangkan turun ke sekitar $76.93 sebelum akhirnya berhasil naik ke $77.37 per barel.
Kenaikan harga minyak mentah WTI disebabkan karena melemahnya dollar AS yang sudah mulai kehilangan tenaga untuk naik lebih lanjut pada hari Rabu dan tertekan turun karena keluarnya data ekonomi Initial Jobless Claims mingguan AS yang lebih buruk daripada yang diperkirakan dan dari angka minggu sebelumnya.
Harga minyak mentah WTI sempat tertekan dekat ketinggian intraday di $76.86 pada awal hari Kamis di tengah terjadinya aksi ambil untung yang pertama dari tiga hari.
Angka inflasi yang buruk dari Cina dan ketakutan akan kebijakan moneter yang hawkish dari para bank sentral utama dunia memukul para pembeli komoditi.
Data inflasi Cina yang mengecewakan juga memudarkan prospek pemulihan Cina dan membebani profil resiko global. Ketakutan akan dinaikkannya pajak dari 21% menjadi 28% di AS juga menekan harga minyak mentah.
Yields obligasi treasury AS 10 tahun naik ke 3.99%. Inversi kurva yields AS melebar ke level tertinggi sejak 1981 dan mendorong ketakutan akan resesi yang akan mengurangi demand terhadap minyak mentah.
Namun minyak mentah mengambil keuntungan dari melemahnya dollar AS secara luas dan bagusnya data inventori minyak mentah AS.
Indeks dollar AS terhenti dari tren naik dua hari berturut – turut dan turun dari level tertinggi sejak 1 Desember 2022, turun 20% ke dekat 105.430.
Support & Resistance
Support” terdekat menunggu di $76.10 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $75.27 dan kemudian $74.32. “Resistance” yang terdekat menunggu di $77.55 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $78.50 dan kemudian $79.16.
Ricky Ferlianto/VBN/Head Research Vibiz Consulting
Editor: Asido.


