(Vibiznews – Commodity) Harga minyak mentah berjangka benchmark Amerika, West Texas Intermediate (WTI) di bursa Nymex pada hari Kamis berhasil keluar dari kejatuhannya, naik kembali ke sekitar $71.00 per barel terutama disebabkan karena melemahnya dollar AS secara luas dan pernyataan dari Gedung Putih yang menangkis rumor kesepakatan nuklir AS dengan Iran.
Harga minyak mentah WTI sempat jatuh, turun $69.10 per barel dengan adanya rumor bahwa AS dan Iran telah menandatangani kesepakatan nuklir yang akan membuat Iran dibebaskan dari sanksi minyak mentah. Namun, selanjutnya Gedung Putih membantah pernyataan tersebut dan memicu rebound-nya harga minyak mentah WTI dari kerendahan mingguannya.
Reboundnya kembali harga minyak mentah dibatasi oleh melemahnya dollar AS secara luas. Indeks dollar AS turun ke 103.377 dari sebelumnya di atas 104.00 karena lemahnya data employment AS yang keluar.
Initial Jobless Claims AS tanpa terduga naik ke 261.000 di minggu yang berakhir pada tanggal 2 Juni, level tertinggi sejak bulan Oktober 2021. Angka yang lebih buruk daripada yang diperkirakan ini mengurangi ekspektasi akan hawkish-nya the Fed. Initial Jobless Claims AS diperkirakan hanya naik ke 235.000 sementara angka minggu sebelumnya setelah direvisi hanya naik ke 233.000.
Dolar AS juga mengalami kesukaran untuk mendapatkan permintaan dengan para investor bersandar kepada tidak adanya perubahan di dalam kebijakan tingkat bunga the Fed pada minggu depan.
Melemahnya dollar AS semakin bertambah dengan bursa saham AS, Wall Street, dibuka dengan mengalami kenaikan meskipun sedikit.
Disamping itu, turunnya yields obligasi pemerintah AS juga menekan matauang AS ini turun. Yields treasury AS untuk jangka 10 tahun turun ke 3.72% sementara untuk jangka 2 tahun turun ke 4.5%.
Support & Resistance
Support” terdekat menunggu di $70.37 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $69.04 dan kemudian $67.02 . “Resistance” yang terdekat menunggu di $72.00 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $73.21 dan kemudian $74.68.
Ricky Ferlianto/VBN/Head Research Vibiz Consulting
Editor: Asido.