(Vibiznews – Banking & Insurance) – Bank Indonesia merilis survei permintaan dan penawaran pembiayaan perbankan dimana permintaan pembiayaan korporasi pada Mei 2023 terindikasi tumbuh terbatas.
Hal tersebut tercermin dari Saldo Bersih Tertimbang (SBT) pembiayaan korporasi tercatat sebesar 12,5%, lebih rendah dari SBT 19,8% pada April 2023.
Kebutuhan pembiayaan korporasi tetap tumbuh positif didorong oleh Sektor Jasa Keuangan. Sementara itu, terjadi perlambatan yang dialami terutama pada sektor Pertambangan, dan penurunan yang terjadi pada sektor Perdagangan dan sektor Infokom (Grafik1). Perlambatan yang terjadi merupakan dampak penurunan kegiatan operasional karena lemahnya permintaan domestik dan ekspor, serta penundaan sejumlah rencana investasi (Grafik2).
Mayoritas pembiayaan bersumber dari dana sendiri (56,7%) yang lebih rendah dari bulan sebelumnya. Lalu diikuti pembiayaan yang bersumber dari penambahan pinjaman ke perbankan dalam negeri (pangsa 11,5%) yang meningkat dibandingkan bulan sebelumnya. Sementara itu, pembiayaan yang bersumber dari pemanfaatan fasilitas kelonggaran tarik terindikasi melambat (pangsa 7,7%) dibandingkan bulan sebelumnya.
Kebutuhan Pembiayaan Korporasi 3 bulan yang akan datang
Kebutuhan pembiayaan korporasi 3 bulan yang akan datang (Agustus 2023) diprakirakan tetap tinggi meski tidak setinggi pertumbuhan pada periode sebelumnya. Hal ini terindikasi dari SBT 23,2% yang lebih rendah dibandingkan dengan SBT 29,0% pada bulan sebelumnya.
Responden menyatakan pemenuhan kebutuhan dana 3 bulan mendatang mayoritas masih dipenuhi oleh dana sendiri (72,9%) yang melambat dari bulan sebelumnya. Diikuti pengajuan kredit baru ke perbankan dalam negeri (14,0%), yang meningkat dari bulan sebelumnya.
Sementara itu, kebutuhan pembiayaan yang bersumber dari pemanfaatan fasilitas kelonggaran tarik (11,6%) diprakirakan lebih rendah dari bulan sebelumnya.
Penyaluran Kredit Baru Pada Mei 2023
Penyaluran kredit baru oleh perbankan pada Mei 2023 terindikasi meningkat dibandingkan bulan sebelumnya. Hal ini tecermin dari Saldo Bersih Tertimbang (SBT) penyaluran kredit baru pada Mei 2023 yang tercatat sebesar 82,6%. Lebih tinggi dari SBT 68,9% pada bulan sebelumnya.
Faktor utama yang memengaruhi penyaluran kredit baru tersebut antara lain permintaan pembiayaan dari nasabah, prospek kondisi moneter. Dan ekonomi ke depan, serta tingkat persaingan usaha dari bank lain. Sementara itu, untuk keseluruhan triwulan II 2023, penawaran penyaluran kredit baru dari perbankan diprakirakan meningkat.
Penyaluran kredit baru diprakirakan tumbuh lebih tinggi pada Juni 2023 .Hal ini terindikasi dari nilai SBT perkiraan penyaluran kredit baru Juni 2023 sebesar 96,5%. Peningkatan penyaluran kredit baru pada Juni 2023 diprakirakan terjadi pada seluruh kategori bank dan hampir seluruh jenis penggunaan, kecuali kredit konsumsi KPR yang terindikasi melambat.
Sementara itu, untuk keseluruhan triwulan II 2023, penawaran penyaluran kredit baru dari perbankan diprakirakan meningkat. Hal ini terindikasi dari nilai SBT perkiraan penyaluran kredit baru Mei 2023 sebesar 96,4%, meningkat dari 55,9% pada triwulan I 2023. Peningkatan penyaluran kredit baru pada Mei 2023 diprakirakan terjadi pada seluruh kategori bank, kecuali Bank Umum Syariah.
Kebutuhan Pembiayaan Rumah Tangga
Di sisi rumah tangga, permintaan pembiayaan baru terindikasi sedikit meningkat pada Mei 2023. Hal ini terindikasi dari responden rumah tangga yang melakukan penambahan pembiayaan/utang pada Mei 2023 sebesar 10,7%. Sedikit meningkat dari 10,0% pada bulan sebelumnya.
Mayoritas rumah tangga mengajukan jenis pembiayaan berupa Kredit Multi Guna (44,2%) dan memilih bank umum sebagai sumber utama penambahan pembiayaan. Adapun sumber pembiayaan lainnya yang menjadi preferensi rumah tangga untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan antara lain koperasi dan leasing.
Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting