(Vibiznews – Commodity) Setelah mencapai puncak jangka pendek di dekat $94, harga minyak mentah berjangka benchmark Amerika, West Texas Intermediate (WTI) di bursa Nymex pada hari Kamis minggu lalu berbalik turun ke sekitar $91.50 dan pada jam perdagangan sesi AS hari Jumat minggu lalu melanjutkan penurunannya ke $90.02 per barel, turun hampir 3% dalam perdagangan intraday hari Jumat.
Meskipun berada dalam tekanan turun pada hari Jumat minggu lalu, harga minyak mentah masih tetap tinggi. Harga minyak mentah WTI naik lebih dari 7% dari dasar terendah pada minggu lalu di dekat $87.75 sebelum akhirnya sempat naik ke ketinggian 13 bulan di dekat $94.00.
Harga minyak mentah tertekan turun karena ketakutan akan perlambatan ekonomi global tetap utuh dan partisipan pasar berpegang kepada pernyataan dari Federal Reserve AS. Para pembuat kebijakan di Federal Reserve AS mengulangi sikap mereka yang hawkish mengenai outlook tingkat bunga.
Anggota dewan Federal Reserve AS, Neel Kashkari, Presiden dari Federal Reserve Minneapolis, baru-baru ini menunjukkan potensi akan kenaikan tingkat bunga lebih lanjut di waktu yang akan datang. Nada yang hawkish dari anggota the Fed ini membebani harga minyak mentah.
Pertaruhan bahwa tingkat bunga the Fed tidak akan berubah memudar ditengah ekonomi AS yang tangguh. Dolar AS menarik pembeli dengan belanja konsumen AS yang kuat dan kondisi pasar tenaga kerja AS yang ketat mengatasi inflasi yang persisten.
Dolar AS terus mendapatkan dukungan naik dengan para pembuat kebijakan dari the Fed terus mempertahankan sikap yang hawkish untuk pertemuan kebijakan moneter berikutnya. Selain itu dolar AS juga ditopang oleh ketangguhan ekonomi AS.
Ekonomi AS tetap tangguh dilihat dari inflasi yang melemah, pasar tenaga kerja yang tetap ketat dan belanja konsumen yang tetap bagus namun aktifitas faktori masih memprihatinkan bagi pemerintah ditengah outlook permintaan yang buruk.
Ketangguhan ekonomi AS membuat the Fed berpegang teguh untuk tetap mempertahankan tingkat bunga cukup restriktif dalam jangka waktu yang lebih lama agar inflasi dapat terkontrol.
Hal ini membuat para investor menjadi berhati-hati terhadap outlook ekonomi AS, karena akan bisa berdampak terhadap tingkat pengangguran, memperlambat permintaan terhadap tenaga kerja dan membuat aktifitas faktori menjadi lebih rentan sehingga memperlambat ekonomi yang pada gilirannya mengurangi permintaan akan minyak mentah.
Namun penurunan harga minyak mentah saat ini dibatasi oleh ketatnya supply minyak mentah.
Menurut data yang dipublikasikan oleh EIA AS pada hari Rabu minggu lalu, inventori minyak mentah AS untuk minggu yang berakhir pada tanggal 22 September turun sebanyak 2.170.000 barel, lebih daripada yang diperkirakan. Pasar memperkirakan stok minyak mentah turun sebanyak 320.000 barel.
American Petroleum Institute (API) melaporkan pada hari Selasa minggu lalu, penurunan minyak mentah AS sebesar 1.59 juta barel minyak mentah di tempat penyimpanan komersial AS untuk minggu yang berakhir pada tanggal 22 September.
Laporan dari API juga menyebutkan bahwa inventori gasoline mengalami penurunan sebesar 70.000 barel pada minggu yang sama, inventori Distillate turun 1.7 juta barel dan stok di “storage hub” Cushing (Oklahoma) turun 828.000 barel.
Cadangan minyak mentah AS dengan cepat menyusut di Tengah defisit supply minyak global yang hampir dua juta barel per hari. Cadangan minyak mentah utama AS di Cushing, Oklahoma mencapai kerendahan selama 14 tahun. Penurunan cadangan supply minyak mentah AS ini memberikan dorongan naik kembali terhadap harga minyak mentah WTI.
Cadangan minyak mentah AS di Cushing, dengan cepat berbalik turun setelah sebelumnya sempat mencapai ketinggian selama dua tahun di 43 juta barel pada bulan Juni. Sekarang ini cadangan minyak mentah AS di Cushing berada di bawah 23 juta barel, stok minyak mentah terendah sejak akhir Juli yang lalu.
Dalam minggu – minggu belakangan ini, pemangkasan produksi minyak mentah secara sukarela oleh Arab Saudi dan Rusia, dua eksportir terbesar di dunia mendorong naik harga minyak mentah WTI. Ke dua negara ini mengumumkan perpanjangan pemangkasan produksi sampai akhir tahun 2023. Produksi minyak mentah Arab Saudi hanya akan mendekati 1.3 juta barel per hari sampai akhir tahun 2023.
Kalender ekonomi AS minggu ini, menarik perhatian dengan fokus pada data employment, Nonfarm Payrolls bulan Agustus. Namun, karena ada ancaman penutupan kegiatan administrasi pemerintahan AS, pasar kemungkinan tidak akan mendapatkan semua laporan seperti JOLTS dan Nonfarm Payrolls bulan Agustus.
Laporan – laporan yang pasti akan dirilis adalah PMI manufaktur dari ISM pada hari Senin dan laporan ADP employment yang diperkirakan menambah 150.000 pekerjaan swasta dan PMI jasa dari ISM pada hari Rabu.
Jika resolusi tercapai dan pemerintah tetap beroperasi, laporan pekerjaan AS yang sangat ditunggu pada hari Jumat diperkirakan akan menambah 150.000 pekerjaan dan tingkat pengangguran akan turun dari 3.8% ke 3.7%.
Data dari pasar tenaga kerja AS akan kritikal bagi ekspektasi kebijakan moneter Federal Reserve AS yang bisa berdampak bagi arah pergerakan dolar AS. Ketatnya pasar tenaga kerja akan meningkatkan kemungkinan kenaikan tingkat bunga sekali lagi yang berpotensi menguatkan dolar AS lebih lanjut. Sebaliknya melambatnya pasar tenaga kerja akan membuat kemungkinan kenaikan tingkat bunga berkurang sehingga membebani dolar AS.
Saat ini secara fundamental, dolar AS kelihatan masih terus dicari di pasar. Ekonomi yang kuat, turunnya inflasi dan yields treasury tetap di dalam ketinggian beberapa tahun telah menggerakkan rally dolar AS, dengan keuntungan mingguan selama sebelas kali. Saat ini rally dolar AS menunjukkan tanda – tanda kelelahan namun belum terjadi pembalikan arah.
Dengan dolar AS masih berada pada tren bullish secara fundamental, harga minyak mentah masih memiliki ruang untuk turun pada minggu ini.
Pasar juga menantikan data inventori minyak mentah terbaru pada minggu ini dari American Petroleum Institute (API) pada hari Rabu dan Energy Information Administration (EIA) pada hari Kamis.
Support & Resistance
“Support” terdekat menunggu di $89.55 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $88.70 dan kemudian $87.50. “Resistance” yang terdekat menunggu di $91.50 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $92.55 dan kemudian $93.14.
Ricky Ferlianto/VBN/Head Research Vibiz Consulting
Editor: Asido.


