Rekomendasi Minyak Mingguan 30 Oktober – 3 November 2023: Berhasil Naik Meskipun Masih Tertekan Turun.

530

(Vibiznews – Commodity) Harga minyak mentah berjangka benchmark Amerika, West Texas Intermediate (WTI) di bursa Nymex pada jam perdagangan sesi AS hari Jumat minggu lalu berhasil naik kembali ke posisi semula di atas $84.00 ditutup di $84.88 setelah pada sesi sebelumnya sempat turun ke bawah $84.00 di sekitar $83.50 per barel.

Harga minyak mentah WTI diperdagangkan di dekat $84.10 per barel selama jan perdagangan sesi Asia hari Jumat minggu lalu. Rebound-nya harga minyak mentah terjadi setelah serangan militer AS terhadap target Iran di Suriah, yang menaikkan keprihatinan akan eskalasi konflik Israel dengan Hamas.

Partisipan pasar kuatir mengenai potensi dampaknya terhadap negara – negara penghasil minyak mentah di Timur Tengah.

Selain serangan militer AS, pasukan bersenjata Israel melancarkan serangan semalam yang paling signifikan terhadap Gaza sejak konflik dimulai, suatu pergerakan yang memiliki potensi membangkitkan amarah di antara negara – negara Arab.

Ditambah lagi, pengumuman dari Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengenai persiapan untuk mengadakan serangan darat di Gaza kemungkinan akan memberikan kontribusi terhadap penurunan lebih jauh di dalam sentimen pasar.

Namun, misi diplomatik terhadap Israel terus dengan aktif bekerja untuk mencegah pembantaian darat yang direncanakan terhadap Gaza dan sedang dalam negosiasi untuk merilis kurang lebih 200 sandera yang ditahan oleh Hamas.

Indeks dolar AS turun dari ketinggian mingguan dengan turunnya yields treasury AS. Indeks dolar AS diperdagangkan di dekat 106.227 turun 0.20% pada saat berita ini ditulis, dengan yield obligasi AS 10 tahun berada di 4.85%, turun dari 4.98% yang dicapai pada sesi sebelumnya.

Harga minyak mentah WTI berbalik turun pada jam perdagangan sesi AS karena ketakutan akan berkurangnya permintaan terhadap minyak mentah yang saat ini kelihatannya mengatasi ketegangan di Timur Tengah. Semakin dipercaya bahwa AS kemungkinan akan bisa menghindari operasi militer skala penuh di darat di Jalur Gaza yang kelihatannya telah mengurangi ketakutan akan terjadinya eskalasi lebih lanjut.

Ketakutan akan berkurangnya permintaan terhadap minyak mentah disebabkan karena turunnya secara mantap ekspor dan impor minyak mentah AS.

Impor minyak mentah AS dari anggota – anggota OPEC turun secara mantap selama lebih dari 12 bulan terakhir. Total impor minyak mentah AS untuk bulan Oktober diperkirakan sebanyak 2.470.000 barel, turun dari bulan September sebanyak 2.920.000. Sementara ekspor minyak mentah AS ke negara – negara Eropa juga mengalami penurunan. Ekspor minyak mentah AS ke Eropa pada bulan September sebanyak 1.1860.000 barel, turun dari 2.010.000 barel pada bulan Juli.

Minggu ini, walaupun keputusan tingkat bunga Federal Reserve AS (the Fed) pada hari Rabu akan menjadi event ekonomi utama, investor akan juga menaruh perhatian terhadap keputusan kebijakan moneter dari Bank of England pada hari Kamis dan Bank of Tokyo pada hari Senin.

Pada hari Rabu, selain keputusan tingkat bunga oleh the Fed, AS juga akan mempublikasikan data ADP Non-Farm Payrolls, ISM manufacturing PMI dan JOLTS job openings.

Pasar juga menantikan data inventori minyak mentah terbaru pada minggu ini dari American Petroleum Institute (API) pada hari Rabu dan Energy Information Administration (EIA) pada hari Kamis.

Selain itu minggu ini juga menjadi penting bagi pasar tenaga kerja AS dengan pada hari Jumat akan dirilis laporan Nonfarm Payrolls (NFP) AS bulan Oktober. Pada hari yang sama akan dipublikasikan juga data PMI Jasa dari ISM.

Support & Resistance

“Support” terdekat menunggu di $84.54 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $82.87 dan kemudian $80.66. “Resistance” yang terdekat menunggu di $85.55 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $87.56 dan kemudian $89.76.

Ricky Ferlianto/VBN/Head Research Vibiz Consulting

Editor: Asido.