Rekomendasi Minyak Mingguan 11 – 15 Desember 2023: Berhasil Naik ke Atas $70.00

566

(Vibiznews – Commodity) Harga minyak mentah berjangka benchmark Amerika, West Texas Intermediate (WTI) di bursa Nymex, pada jam perdagangan sesi AS hari Jumat, hari perdagangan terakhir minggu lalu, berhasil naik ke atas $70.00 diperdagangkan di sekitar $70.80 per barel

Kenaikan harga minyak mentah WTI berlanjut dengan dirilisnya laporan pekerjaan AS yang terbaru. Angka laporan pekerjaan, Nonfarm Payrolls, AS muncul di 199.000 di atas dari yang diperkirakan di 183.000. Sementara angka tingkat pengangguran turun dari 3.9% ke 3.7%. Hal ini membuat para trader sekarang melihat ada kemungkinan naiknya permintaan akan minyak mentah pada kuartal yang akan datang, sehingga menambah dorongan naik terhadap harga minyak mentah WTI.

Sebagai respon terhadap angka Nonfarm Payrolls AS bulan November yang keluar, indeks dolar AS sempat melompat dan menembus kembali ke atas 104.00, sebelum akhirnya terkoreksi sedikit secara normal kembali ke bawah 104.00 di sekitar 103.780.

Menguatnya dolar AS adalah sebagai akibat pasar mengurangi pertaruhan akan cepatnya Federal Reserve memangkas tingkat suku bunganya pada tahun depan. Dengan pasar tenaga kerja masih bertumbuh dan ketat, the Fed memiliki kelegaan untuk tetap mempertahankan tingkat bunga yang tinggi untuk waktu yang lebih lama sepanjang diperlukan untuk membawa turun inflasi kembali ke 2%.

Sebelumnya, harga minyak mentah WTI telah berhasil bangkit dari kerendahan enam bulan dengan Rusia dan Arab Saudi meminta kepada anggota Organisation of the Petroleum Exporting Countries dan sekutunya (OPEC+) untuk mentaati pemangkasan jumlah produksi.

Pada hari Kamis, Arab Saudi dan Rusia, dua negara pengekspor minyak mentah terbesar di dunia, meminta semua anggota OPEC+ untuk ikut bergabung di dalam kesepakatan mengenai pemangkasan jumlah produksi minyak mentah dalam rangka stabilitas pasar minyak mentah global. Hal ini dipandang sebagai perkembangan positip mengenai pemangkasan produksi minyak mentah oleh OPEC+ sehingga mendorong naik harga minyak mentah.

Di lain pihak, beberapa indikato ekonomi menunjukkan bahwa pemulihan ekonomi Cina berjalan lambat, sehingga memberikan tekanan turun terhadap harga minyak mentah WTI. Impor minyak mentah Cina turun 9% per tahun pada bulan November karena tingginya level stok minyak mentah, data ekonomi yang negatip dan melambatnya order dari penyuling – penyuling minyak mentah melemahkan permintaan.

Sebagai tambahan, salah satu faktor kunci penurunan harga minyak mentah WTI adalah perlambatan ekonomi global dan kekuatiran akan resesi. Menurut International Monetary Fund (IMF), perkiraan pertumbuhan ekonomi global adalah sebesar 3.0% pada tahun 2023 dan 2.7% pada tahun 2024, yang mana lebih rendah dari perkiraan pada bulan Juli sebesar 3.0%.

Minggu ini, the Fed, BoE dan ECB akan mengumumkan keputusan mengenai kebijakan moneter mereka yang terakhir pada tahun ini yang akan bisa memberikan kepada investor petunjuk mengenai apa rencana kedua bank sentral pada bulan – bulan yang akan datang.

Pasar memperkirakan ke tiga bank sentral utama dunia ini akan tetap mempertahankan tingkat bunganya tidak berubah, dengan tingkat bunga AS tetap di 5.5%, tingkat bunga BoE tetap di 5.25% dan tingkat bunga ECB di 3.5%.

Federal Open Market Committee (FOMC) the Fed diperkirakan akan tetap mempertahankan tingkat bunganya tidak berubah pada pertemuan mereka pada 12 – 13 Desember ini dengan bank sentral AS ini masih terus berjuang untuk menurunkan tingkat inflasi ke gol di 2% sementara menghindari perekonomian AS dari jatuh ke jurang resesi.

Pasar juga menantikan data inventori minyak mentah terbaru pada minggu ini dari American Petroleum Institute (API) pada hari Rabu dan Energy Information Administration (EIA) pada hari Kamis.

Support & Resistance

“Support” terdekat menunggu di $69.03 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $68.21 dan kemudian $67.41. “Resistance” yang terdekat menunggu di $71.46 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $72.29 dan kemudian $74.00.

Ricky Ferlianto/VBN/Head Research Vibiz Consulting

Editor: Asido.